MOJOK – Sepak bola Indonesia kembali berduka. Adalah Choirul Huda, kiper Persela Lamongan yang hari Minggu lalu meninggal dunia setelah bertabrakan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, saat melawan Semen Padang pada lanjutan Liga 1 2017 di Stadion Surajaya Lamongan.
Setelah beberapa waktu yang lalu rentetan peristiwa meninggalnya suporter karena kerusuhan, meninggalnya Choirul Huda menjadi tamparan keras dari dalam lapangan.
Meninggalnya Choirul Huda tentu menyisakan duka yang mendalam bagi segenap insan sepak bola Indonesia. Ia menambah deretan panjang keganasan kompetisi liga Indonesia yang kerap memakan korban. Sebelum Huda, setidaknya ada tiga pemain lain yang meninggal saat bermain membela timnya, yaitu Eri Irianto, Jumadi Abdi, dan Akli Fairuz.
Bagi Lamongan sendiri, kepergian Huda segera menjadi pemancing air mata yang paling deras. Huda, sebagai sosok pemain kelahiran Lamongan dan dibesarkan di Lamongan, sepanjang karier sepak bolanya hanya bermain di satu klub saja, tim kebanggaan warga Lamongan, Persela.
Huda bermain untuk Persela Lamongan sejak 1999 saat tim itu masih berjuang di divisi dua. Bersama Persela Lamongan, Huda sudah mencatatkan 503 penampilan, yang menjadikan Huda sebagai salah satu pemain dengan penampilan terbanyak di Liga Indonesia.
Tak mudah bermain dan bertahan selama belasan tahun hanya di satu klub saja, terlebih di liga yang penuh bopeng dan karut-marut seperti liga Indonesia. Namun, Huda membuktikannya; bahwa loyalitas berbalut konsistensi dan penampilan yang tak pernah mengecewakan mampu mengantarkan Huda sebagai pilihan utama penjaga gawang Persela Lamongan selama belasan tahun lamanya.
Milan boleh punya Paolo Maldini, Roma boleh punya Francesco Totti, seperti juga Manchester United boleh punya Ryan Giggs. Sementara Persela boleh berbangga karena punya Choirul Huda, legenda yang lahir di Lamongan, besar di Lamongan, menjalani kehidupan bersama Persela Lamongan, bahkan kemudian kematiannya pun dalam kondisi berkostum Persela.
Selamat jalan, Choirul Huda. Loyalitasmu tak terpisahkan oleh maut, sebab kami yakin, di surga sana kau masih tetap mengaku sebagai pemain Persela Lamongan.