Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Bangunan Tema Industrial yang Dibikin Ngasal: Bukannya Bikin Tentram, tapi Malah Suram

Redaksi oleh Redaksi
9 Juli 2021
A A
ilustrasi Bangunan Tema Industrial yang Dibikin Ngasal: Bukannya Bikin Tentram, tapi Malah Suram mojok.co

ilustrasi Bangunan Tema Industrial yang Dibikin Ngasal: Bukannya Bikin Tentram, tapi Malah Suram mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kos-kosan tema industrial yang nggak dicat dan furniturnya pakai besi jadi guyonan warganet. Salah siapa bikin tema industrial ngasal.

Setelah tema bohemian, konon tema industrial yang diterapkan untuk konsep ruangan sekarang lagi ngetren. Konsep ini sebenarnya kelihatan simpel, cenderung meninggalkan pakem-pakem lama dan kelihatan lebih “macho” ketimbang konsep ruangan lain. Nggak heran kalau tema industrial banyak banget dipakai sama cafe-cafe kekinian, bahkan sekarang, kos-kosan juga modelnya sudah begini.

Buat yang belum tahu, tema industrial adalah apa yang dimaksud aesthetic sama bocah zaman sekarang. Finishing tembok ekspos yang terlihat kadang memperlihatkan batu bata yang nggak disemen lagi, bahkan sebagian tembok lainnya juga menggunakan semen ekspos, nggak dicat. Penggunaan kayu-kayu yang permukaannya ekspos, elemen besi-besian, sampai shipping container biasanya dipakai untuk menambah kesan old factory. Biar kayak pabrik-pabrik gitu lah….

Kesannya, desain ruangan yang pakai tema industrial memang kayak bangunan “nggak selesai”. Ya sudah begitu saja terlihat apa adanya, nggak tipu-tipu pokoknya. Tapi, jangan salah. Tema ini juga perlu dipikirkan matang-matang. Sebab, salah sedikit bisa bikin bangunan justru kayak rumah belum jadi dan terkesan suram. 

Cuitan netizen di Twitter seputar kos-kosan industrial juga sempat ramai. Banyak yang justru menjadikannya bahan guyonan. Kos-kosan dengan tema industrial yang dibuat ngasal malah bisa terlihat kayak penjara. Bahkan nggak sedikit yang menuduh kalau bangunan yang sengaja dibikin bertemakan industrial itu tujuannya buat ngirit dana sekaligus ikut tren.

Ya Allah bagus bgt tema industrial kosannya ini 🥺🥺 tapi mahal wkwk pic.twitter.com/biWAxemoxv

— dhan (@makeyouminexxx) July 8, 2021

Untuk mengonfirmasi hal ini kami bertanya pada arsitek yang juga pernah menggarap rumah dengan tema industrial. Ada beberapa poin yang sering dilupakan orang saat mereka asal-asalan menerapkan tema ini terhadap bangunan.

“…yang kadang disalah artikan industrial itu yang penting raw, unfinish, berantakan. Jadinya banyak yang asal-asalan ngeliatnya.” Danang dari Sesami Architect.

Hingga saat ini tema industrial kerap dituduh jadi akal-akalan pemilik bangunan buat menghemat biaya finishing. Kan, nggak perlu ngecat tembok lagi. Furnitur juga nggak usah diukir-ukir sampai njelimet kayak style Eropa. Secara praktis tema industrial memang terkesan menghemat biaya. Soal ini memang benar, tapi tergantung siapa yang mengerjakan.

“Bisa lumayan (menghemat lho) lho, untuk pekerjaan finishing bisa sekitar 3-5% dari biaya bangunannya, apalagi kalau lantai dan ceiling-nya direduksi bisa selisih 15%.” sambung Danang saat ditanyai soal biaya bangunan dengan tema industrial.

Kalau dikerjakan sama tukang yang kompeten, bisa bikin finishing rapi dan acian semen merata, tentu ini bisa memangkas biaya. Kalau mau finishing yang jauh lebih mahal juga banyak, pengerjaan tembok ekspos bisa pakai cat yang lebih mahal dari cat tembok biasa. Penataan kabel-kabel harus rapi, furniturnya juga demikian. Intinya desain ruangannya nggak bisa dibikin ngasal. Campuran semen dan pasir dengan komposisi tidak pas juga bisa bikin tembok jadi makin gelap dan nuansanya makin suram. Pengerjaan yang rapi adalah koentji.

Kalau kalian pernah nongkrong di cafe yang semennya sengaja dibiarkan begitu saja, batu-batanya kelihatan tapi nggak rapi, ruangannya gelap, berdebu, dan panas, sudah bisa dipastikan yang bikin bangunan cuma asal-asalan. Tema industrial bukan sekadar membiarkan bangunan kayak proyek Hambalan yang nggak jadi-jadi, tapi juga dengan finishing dan pengerjaan yang rapi. 

Kalian pikir tema minimalis itu maksudnya “seminimal” mungkin dalam hal budget dan space? Nggak gitu, minimalis kadang justru memakan biaya dan lebih susah diterapkan karena memanfaatkan ruangan sebaik mungkin. Sama kaya tema industrial yang nggak ngasal pakai tembok ekspos yang penting irit, pengerjaannya harus benar-benar rapi. Namanya juga desain ruangan, kalau nggak dibuat sama orang yang kompeten di bidangnya, bisa jadi blunder juga. 

BACA JUGA Memulai Revolusi dari Desain Anak Tangga, Bantaran Kali, dan Kloset dan artikel KILAS lainnya.

Terakhir diperbarui pada 9 Juli 2021 oleh

Tags: arsitekturdekorasidesain interiordesain rumahtema industrial
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

The Greatest Estate Developer, Manhwa Terbaik Sepanjang Masa, Solo Leveling Nggak Ada Seujung Kukunya!
Pojokan

The Greatest Estate Developer, Manhwa Terbaik Sepanjang Masa, Solo Leveling Nggak Ada Seujung Kukunya!

4 Oktober 2025
ilustrasi 5 Jurusan Kuliah yang Lulusannya Sering Dihargai Lebih Rendah ketimbang Ilmunya mojok.co
Pojokan

5 Jurusan Kuliah yang Lulusannya Sering Dihargai Lebih Rendah ketimbang Ilmunya

15 September 2021
ilustrasi Pengin Rumah Minimalis Cuma Demi Estetis Terdengar Seperti Pemborosan dan Bohong Besar mojok.co
Pojokan

Pengin Rumah Minimalis Cuma Demi Estetis Terdengar Seperti Pemborosan dan Bohong Besar

2 September 2021
Joglo Jadi Nama Rumah Tradisional Jawa Itu Salah, tapi Nggak Salah-salah Banget mojok.co
Esai

Joglo Jadi Nama Rumah Tradisional Jawa Itu Salah, tapi Nggak Salah-salah Banget

22 Februari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.