MOJOK.COÂ – Angka stunting pada anak dan balita di DIY pada 2022 saat ini masih cukup tinggi sekitar 17,3 persen. Padahal diperkirakan tiap tahun ada sekitar 40 ribu angka kehamilan di DIY dari sekitar 20 ribu pernikahan setiap tahunnya.
Untuk mengatasi persoalan stunting, Badan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo meminta 1.000 bidan di DIY untuk ikut mengintervensi ibu dan anak. Mereka bisa memberikan edukasi tentang kesehatan ibu dan anak mulai pasca pernikahan, kehamilan hingga kelahiran.
“Seribu bidan bisa memberikan edukasi kepada ibu, termasuk dalam proses pemberian ASI secara produktif karena selama ini anak yang stunting salah satunya kekurangan nutrisi saat bayi, terutama ASI,” papar Hasto dalam Program Edukasi 1.000 Bidan Intervensi Stunting di Yogyakarta, Minggu (11/09/2022).
Menurut mantan Bupati Kulon Progo tersebut, selama ini banyak ibu yang mengaku kesulitan dalam memberikan ASI karena air susunya tidak keluar. Padahal bila ASI diberikan secara eklusif maka tidak hanya mengantisipasi terjadinya stunting namun juga mencegah peluang kehamilan pada ibu.
Para bidan bisa bekerjasama dengan Posyandu dalam mengintervensi kesehatan ibu dan anak. Intervensi 1.000 bidan diharapkan dapat membantu upaya pencapaian target 70 persen ASI eksklusif di tingkat nasioal.
Sebab saat ini angka ASI eksklusif di Indonesia masih dibawah 65 persen nasional. Melalui peran bidan, maka angka stunting diharapkan bisa turun di angka 14 persen.
“Bila asi diberikan ekslusif selama enam bulan maka angka kehamilan rendah. Ibu yang tidak menyusui maka tiga bulan ibu sudah subur,” ujarnya.
Sementara Ferry Soetikno, Presiden Direktur Dexa Medica mengungkapkan, intervensi stunting di Kulon Progo dilakukan. Diantaranya melalui kerjasama dengan BKKBN dalam menginisiasi program edukasi untuk 1.000 bidan pendamping keluarga.
Selain itu pengembangan obat HerbaAsimor yang mengandung tanaman katuk yang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Obat herbal ini dapat membantu menambah kualitas dan kuantitas ASI,
“sehingga ibu yang telah melahirkan dapat memberikan ASI eksklusif untuk bayinya agar tidak stunting. Obat ini2 didonasikan ke sejumlah daerah,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi