MOJOK.CO – Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipanggil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk diserahi tugas sebagai direktur salah satu BUMN, Rabu kemarin.
Mungkin karier politik Ahok sudah selesai sebagai politisi, namun kariernya sebagai kesayangan para politisi ternyata masih cemerlang aja tuh. Kemampuannya melakukan reformasi birokrasi dan marah-marah kepada siapa pun yang pantas dimarahi membuatnya selalu dikenang sebagai figur tepat dalam memperbaiki apa-apa yang rusak.
Kemarin (13/11), Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mampir ke kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jam setengah 10 pagi. Kedatangan Ahok bukan untuk berdagang rusa, melainkan karena Ahok ditawari Menteri BUMN Erick Thohir posisi sebagai salah satu direktur BUMN.
Belum diketahui perusahaan pelat merah yang mana yang jadi tawaran, namun saat ini Perusahaan Listrik Negara (PLN), MIND ID (Mining Industry Indonesia), PT Bank Mandiri, dan PT Bank Tabungan Negara emang lagi enggak punya direktur. Selain itu, Pertamina juga dikabarkan akan melakukan perombakan pemimpin sehingga ada peluang Ahok ke sana.
Saat ditanyai selepas pertemuan selama 1,5 jam itu, Ahok mengaku menerima penawaran.
“Saya tidak tahu (BUMN apa). Mungkin Desember atau November saya tidak tahu. Tanya ke Pak Menteri (Erick Thohir). Saya cuma diajak untuk masuk ke dalam salah satu BUMN. Kalau untuk bangsa dan negara, saya pasti bersedia. Apa saja boleh, yang penting bisa bantu negara,” kata Ahok.
Sementara Erick membantah posisi dirut Pertamina masuk ke dalam proposal penawaran kepada Ahok. Pos yang sudah gonta-ganti tiga kali selama empat tahun terakhir itu masih belum terbahas oleh Erick.
“Belum ada (pembahasan soal Pertamina), orang direkturnya lagi berangkat ke Aramco hari ini sama Direktur Keuangan. Orang kerja digoyang-goyang, kan kasihan,” ucap Erick kepada CNBC Indonesia.
Peneliti bidang ekonomi kelistrikan UGM Fahmy Idris menilai Ahok cocok punya kapasitas memimpin PLN, namun butuh waktu bagi Ahok sebelum memegang perusahaan yang bertanggung jawab melistriki seluruh negeri itu.
“Sebagai gubernur dia dorong transparansi dan perbaikan sistem. Perombakan besar-besaran saya kira (cocok) di PLN. Tapi, jangan taruh langsung di situ. Kalau mau BUMN strategis di PTPN dulu misalnya. Baru, setelah itu kalau berhasil ke PLN atau Inalum yang pengelolaan uangnya lebih besar,” ujar Fahmy kepada Tirto.
Saat ditanya apakah rekomendasi nama Ahok sebagai Direktur BUMN datang dari Presiden Jokowi, Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Sinulingga malah menjawab dengan gaya politisi: muter-muter. Padahal dia kan manusia, bukan Beyblade.
“Yang pasti, setiap posisi yang vital untuk BUMN kita harus koordinasi dengan Pak Jokowi, enggak mungkin enggak karena BUMN yang mempengaruhi banyak menyangkut kehidupan pasti kita konsultasi dengan Pak Jokowi,” ujar Arya dilansir Detik.
Yaudah, mari kita berdoa jabatan strategis apa pun yang akan dipegang Ahok, semoga ia masih suka bikin video marahin oknum pas rapat.
(awn)
BACA JUGA Nasib Skuter Listrik GrabWheels yang Penggunanya Tewas Ditabrak Lari atau berita terbaru lainnya di rubrik KILAS.