Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Napak Tilas RX-King: Raja Jalanan yang Kerap Digunakan Penjambret di FTV

Rohhaji Nugroho oleh Rohhaji Nugroho
16 Januari 2018
0
A A
RX-King-Otomojok-MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

[MOJOK.CO] “Dicintai dan dibenci. Ini bukan soal pemimpin politik. Ini tentang Yamaha RX-King.”

Syahdan saat saya lagi asyik-asyiknya nongkrong di warung kopi di Jogja, tiba-tiba saja lewat segerombolan motor dengan raungan knalpot yang sangat mengganggu kuping.

“Brengsek!” Teriak salah satu kawan.

Melihat umpatan yang ndlonjo begitu saja dari mulutnya, timbul keyakinan bahwa saya bukan satu-satunya yang terganggu oleh raungan sepeda motor tersebut. Sebenarnya ada banyak jenis dan tipe sepeda motor dengan suara yang cukup mengganggu, tapi jenis motor yang secara mayoritas dan dengan terang-terangan mengusik telinga insan di muka bumi ini: the one and only Yamaha RX-King.

Beliau (motor besutan Yamaha) memang punya banyak penggemar lintas generasi. Namun, tidak sedikit juga yang terusik dengan berkeliarannya motor bertenaga 135 cc ini. Salah satu yang menjadi ciri khas motor legendaris ini adalah suara knalpotnya yang tidak bisa tenang. Beliau diam hanya saat dalam kondisi diparkir.

Walaupun beliau belum terlihat, rambatan suaranya sudah sampai telinga duluan dan membuat telinga kita bagaikan adonan yang sedang diaduk oleh mixer. Bahkan banyak penggunanya yang dengan sadar dan sengaja memodifikasi knalpotnya jadi makin bising.

Mungkin, jika kalian bingung dan bertanya-tanya kenapa ada orang yang dengan sengaja membuat motornya, khususnya RX-King menjadi sangat bising, saya punya jawaban dari salah seorang kawan yang tidak memaki saat gerombolan RX-King lewat tempo hari. FYI aja, kawan saya itu pemilik RX-King tipe Cobra.

“Pan, knalpot bawaan udah bagus, udah bising, kenapa masih kau ganti lagi?” tanya saya kepada kawan saya yang bernama Topan, pengguna RX-King setia.

“Knalpotnya kurang garang, suaranya kurang menantang. Makanya ini tak ganti pake yang lebih garang suaranya,” jawabnya sambil menggeber King Cobra kesayangannya.

Kok ada orang macam ini, ya?

Terlepas dari kawan saya yang mempunyai hobi mendengarkan knalpot motor daripada mendengarkan dangdut koplo, jika kita bicara tentang RX-King, motor dengan suara superbising ini merupakan salah satu motor yang sangat melegenda di Indonesia. Nah, yang bikin heran ini adalah kenapa motor bising seperti justru bisa mempunyai banyak penggemar? Di Facebook, kalau tidak percaya, silakan cek, ada mungkin ratusan atau bahkan ribuan (?) grup regional berbasis RX-King. Lagi-lagi saya ternganga.

Memang sih, beliau merupakan salah satu karya Yamaha yang cukup panjang umur di jalanan Indonesia. Motor ini sangat terkenal di era 1980 hingga 2000-an. Ada banyak julukan yang disematkan untuk beliau, mulai dari raja jalanan hingga dikenal sebagai motor jambret. Nah, julukan kedua ini sangatlah akrab di telinga masyarakat yang hobinya nontonin sinetron dan FTV. Lho, serius, kalau ada adegan penjambretan, pencurian, atau kejahatan kacangan lainnya, amati dengan saksama, motor, motor apa yang mereka gunakan?

RX-King~~~

Wqwq.

Alasan para pencinta RX-King termasuk tukang jambret menggunakan motor yang made in Japan adalah tenaga dan kemampuannya yang sangat gesit bagaikan kobra yang hendak memangsa korbannya. Banyak yang mengakui bahwa tarikan motor berkapasitas 135 cc ini kuy abis. Konon motor ini juga mampu mencapai 5.000 rpm. Angkat topi deh pokoknya (lah, katanya tadi kesel).

Usut punya usut, RX-King punya sejarah panjang di Indonesia. RX-King merupakan penyempurnaan dari generasi pendahulunya, yakni Yamaha RX-K 135 cc yang masuk ke Indonesia dalam versi completely built-up (CBU, alias diimpor dalam kondisi sudah dirakit lengkap), sekitar tahun 1980-an. Akan tetapi, bapaknya si kobra ini gagal mendapat hati pasar Indonesia.

Konon, katanya karena kegagalan motor yang mirip motornya Kotaro ini, pihak Yamaha native (Jepang) pun langsung turun tangan untuk melakukan riset pasar di Indonesia.

Kalau tidak salah mereka mendatangkan begawannya untuk riset pasar di Indonesia. Beberapa nama di antaranya seperti Motoaki Hyodo, Chikao Kimata, dan Nobuo Aoshima yang sumpah, saya tidak mengenalnya sama sekali. Mereka mencari tahu jenis motor seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat di Indonesia. Dari hasil riset tersebut, diketahui bahwa masyarakat di Indonesia menginginkan motor yang tangguh, gagah, irit, dan tentu saja mempunyai kekuatan mesin yang luar bisa seperti halnya motor sport.

Tak lama kemudian Yamaha memperkenalkan produk terbarunya, RX-King 135 cc dengan tambahan teknologi termutakhir (pada masanya), Yamaha Energy Induction System (YEIS), yang fungsinya bisa bikin bensin irit. Generasi RX-King pertama ini dikenal dengan sebutan King Cobra karena banyak yang bilang bentuk setangnya mirip dengan ular kobra. Tapi, entahlah, saya juga tidak tahu di mana miripnya.

Generasi kedua RX-King disebut dengan King Master. Kemudian generasi ketiga dikenal dengan New King. Sang raja 2 tak ini memiliki umur yang panjang dalam kancah perularan permotoran di Indonesia. Pertama kali diproduksi pada 1983 dan wafat (discontinue) pada 2008. Selama 25 tahun, Yamaha terus-menerus memproduksi RX-King, meskipun sama sekali tidak melakukan perubahan yang berarti pada beliau, paling cuma facelift.

Selama 25 tahun ini RX-King menjadi jawara di kelasnya. Pesaing terdekat RX-King ini adalah motor produk Kawasaki yang dikenal dengan Binter AR 125 (AR). Kawasaki AR ini memiliki teknologi tercanggih di zamannya. Kawasaki membekali AR 125 dengan mesin berpendingin cairan, dengan 6 percepatan dan teknologi RRIS. Motor ini digadang-gadang menjadi ancaman bagi King karena meski memiliki cc yang lebih kecil, tarikannya begitu beringas, melebihi  RX-King. Namun, produksi Kawasaki AR 125 terhenti pada 1987.

Dilihat dari sejarahnya, Yamaha RX-King memang menjadi salah satu jawara jalanan di kelasnya. Namun, kekuasaan King telah berakhir. Kini tinggal suara-suara bising yang membuat telinga berontak ketika RX-King melintas. Polusi suara menjadi salah satu alasan kenapa sang Raja Harus segera diistirahatkan dari jalanan.

Perjalanan panjang RX-King yang begitu gagahnya, sangat sayang jika menghilang sia-sia. Oleh karena itu, saya memiliki skenario yang menurut saya sendiri sangat apik. Barangkali rencana ini bisa dijalankan jika saya memperoleh sponsor dari Bill Gates atau Donald Trump. Saya berencana menggelontorkan miliaran rupiah, bukan buat bikin start-up, melainkan untuk membeli semua jenis RX-King yang ada di Indonesia tanpa sisa. Dan saya bakalan menaruh semuanya di laut, biarkan mereka mejadi terumbu karang, agar knalpotnya bisa diam dengan tenang dan menjadi tempat peristirahatan ikan-ikan di lautan.

Lebih berfaedah.

Terakhir diperbarui pada 16 Januari 2018 oleh

Tags: honda winkawasakimotor jadulmotor lakirx king cobrasejarahyamaha rx king
Iklan
Rohhaji Nugroho

Rohhaji Nugroho

Artikel Terkait

Mohammad Hatta : Mudur dari Kursi Wapres Bukan Karena Kalah
Video

Sebab-Sebab Mohammad Hatta Mundur dari Kursi Wapres, Bukan Karena Kalah

28 Juni 2025
Dwifungsi ABRI dan Ambisi Kuasa di Luar Barak
Video

Dwifungsi ABRI dan Ambisi Kuasa di Luar Barak

10 Mei 2025
Dr. Sri Margana: Menelusuri Jejak Literasi, Sejarah, dan Perlawanan Kolonial dalam Sastra Jawa
Video

Dr. Sri Margana: Menelusuri Jejak Literasi, Sejarah, dan Perlawanan Kolonial dalam Sastra Jawa

6 Mei 2025
Ketika Negara Membungkam: Fakta Kelam Peristiwa Genosida Papua 1977
Video

Ketika Negara Membungkam: Fakta Kelam Peristiwa Genosida Papua 1977

3 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

Beasiswa KIP Kuliah tak cukup bagi mahasiswa ISI Yogyakarta. MOJOK.CO

Keluarga Melarat bikin Hidup Pas-pasan Selama Kuliah di ISI Jogja, meski Dapat Beasiswa KIP tapi Hanya Cukup untuk Biaya Nugas

22 September 2025
Pertama kali ke Kaliangkrik Magelang (Nepal van Java), tak bisa lupa sikap warganya MOJOK.CO

Orang Jatim Pertama Kali ke Magelang, Langsung Tak Bisa Lupakan Cara Warga Bersikap ke Pendatang karena “Tak Umum”

18 September 2025
Hampir Menyerah karena Keuangan, The Kick Justru Mendapat Jalan lewat Panggung Nasional

Hampir Menyerah karena Keuangan, The Kick Justru Mendapat Jalan lewat Panggung Nasional

16 September 2025
Sarjana susah cari kerja modal ijazah s1. Tertolong toko kelontong orangtua yang diremehkan tapi beromzet besar MOJOK.CO

Modal Ijazah S1 Susah Cari Kerja, Awalnya Gengsi tapi Pilih Jaga Toko Kelontong Ortu yang Diremehkan tapi Cuannya Saingi Gaji PNS

17 September 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.