Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Film Porno Jokowi dan Sukarno

Mahfud Ikhwan oleh Mahfud Ikhwan
4 November 2014
A A
Film Porno Jokowi dan Sukarno
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pekan lalu, nama Muhammad Arsyad si tukang sate mendadak ngetop. Ia ditahan polisi dengan tuduhan melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri. Di dinding facebooknya, Arsyad menyebar gambar porno kedua petinggi partai banteng itu.

Meski foto-foto yang disebar merupakan hasil rekayasa dan persebarannya tidak terlalu luas, isu Jokowi porno ini tak urung menggelinding cepat menjadi bola liar. Pro-kontra di media sosial terjadi seputar penangkapan Arsyad.

Lawan-lawan politik Jokowi pun tak mau kalah menunggangi isu ini, baik yang iseng-iseng cari perhatian maupun yang serius. Yang iseng-iseng berhadiah misalnya Farhat Abbas. Sambil menuntut Arsyad dibebaskan, Duda Nia Daniaty ini sekali lagi meminta keadilan: “Kalau mau bicara porno dan memenjarakan pornografi, tangkap tuh artis Luna Maya yang jelas-jelas difilmkan video bokepnya dengan Ariel Noah,” katanya di twitter. Sementara yang serius, contohnya satu dan satu-satunya Fadli Zon.

Pada suatu masa, saat ponsel pintar masih coba dibayang-bayangkan dan ide tentang facebook entah ada di tatasurya mana, presiden terbesar kita, Insinyur Sukarno, pernah digoyang kekuasaannya dengan film porno murahan. Biang keladinya? Siapa lagi kalau bukan Amerika.

Seperti diketahui, pertengahan tahun ‘50-an, politik Indonesia di bawah Presiden Sukarno dianggap cenderung ke arah sosialis-komunis. Hal itu sangat mengkhawatirkan para pemimpin Amerika Serikat. Lebih-lebih setelah Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi pemenang ke-4 dalam Pemilu 1955. Amerika, seperti biasa, merasa terpanggil untuk menuntun negara baru ini “kembali ke jalan yang benar”—sebagaimana yang sampai sekarang masih mereka lakukan.

Ketika upaya-upaya diplomasi lewat Kedubes AS di Jakarta dirasa tak cukup, maka Pemerintah AS, lewat Menteri Luar Negerinya, John Foster Dulles—yang bersemangat itu—merasa perlu menempuh cara lain yang lebih “kasar”. Maka, agen-agen CIA pun dikerahkan untuk mencari (lebih tepatnya, membuat) celah masuknya intervensi Amerika ke Indonesia.

CIA, di bawah kepemimpinan Allen Dulles, yang tak lain adalah saudara John Dulles, tak kalah semangatnya. Menganggap bahwa pangkal masalahnya ada pada Sukarno, CIA menyimpulkan bahwa cara yang paling ampuh untuk menghalau komunisme di Indonesia adalah dengan mendongkel Sukarno. Namun, karena Sukarno adalah sosok yang sangat populer (di mata rakyat Indonesia maupun di mata dunia), maka tak ada jalan lain kecuali membuat Sukarno tampak sebagai “tokoh yang paling tidak baik dan paling tidak simpatik”, paling tidak di mata Pemerintah Amerika sendiri.

Memanfaatkan sentimen sang Menteri Luar Negeri yang atas alasan moral sangat tidak menyukai keflamboyanan Sukarno, CIA berusaha  mempertegas “ketidakbaikan” Sukarno menjadi “kebejatan”. Mereka merekayasa sebuah film dokumenter palsu yang memperlihatkan adegan cabul seorang laki-laki yang mirip Sukarno dengan seorang perempuan yang dikesankan sebagai agen Soviet.

Jangankan menggoyahkan kekuasaan Sukarno, film lucah kodian yang boleh jadi diilhami oleh kisah-kisah detektif ala Ian Flamming itu malah bikin malu jajaran diplomat Amerika. Dulles bersaudara dan para anakbuahnya merusaha melupakannya, sementara rakyat Indonesia sendiri hanya mendengar sayup-sayup soal film itu. Dan Presiden Sukarno tetap kokoh dengan kekuasaanya hingga satu dasawarsa kemudian Letkol Soeharto menggulingkannya.

Karena dirasa-rasa sangat tidak menyakinkan, film cabul palsu itu tak pernah diperlihatkan kepada Kementerian Luar Negeri AS. AS, akhirnya, memilih menunggangi para kolonel yang memberontak pada peristiwa PRRI/Permesta.

(diolah dari Audrey dan Goerge McT. Kahin, 1997)

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2018 oleh

Tags: Film PornojokowiMuhammad ArsyadSukarno
Mahfud Ikhwan

Mahfud Ikhwan

Novelis. Pemenang pertama Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2014. Pemenang pertama Kusala Sastra Khatulistiwa 2017. Novel-novelnya yang sudah terbit adalah "Ulid", "Kambing dan Hujan", dan "Dawuk". Pencinta sepak bola dan film India.

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG
Video

Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG

18 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.