Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Tahun 1700 Memang Sudah Ada Kamera dan Foto Perempuan Indonesia Berhijab

Erwin Setia oleh Erwin Setia
12 Juli 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ramai-ramai soal foto perempuan Indonesia berhijab tahun 1700 kok ditanggapi dengan bully-an? Kalian nggak tahu, ya, kalau itu bisa jadi beneran?

Sebagai mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam, saya selalu tertarik terhadap isu-isu berbau sejarah, apalagi kalau ada embel-embel Islamnya. Rasanya fatal sekali kalau saya melewatkannya. Terlebih, kalau perkara sejarah tersebut adalah sesuatu yang sangat menakjubkan dan bisa bikin para sejarawan yang sudah almarhum bangkit dari kubur karena enggan ketinggalan info.

Baru-baru ini beredar viral sebuah foto berwarna hitam-putih yang menunjukkan potret seorang perempuan berhijab. Pengunggah awal foto itu adalah akun Twitter @bundaathira.

Konon, menurut akun tersebut, itu adalah foto perempuan Indonesia berhijab pada tahun 1700 dan tersimpan rapi di Perpustakaan Leiden! Tentu, dada saya berdebar-debar membacanya. Ini penemuan sejarah yang sangat luar biasa.

Bayangkan, ribuan sejarawan dan ribuan buku sejarah menjadi seketika keliatan nggak berguna. Sebab, mereka nggak pernah tau info sepenting ini. Saya jadi bertanya-tanya, apa aja sih yang dikerjain para sejarawan selama ini, kok bisa-bisanya mereka dikalahkan oleh seorang pengguna Twitter?

Pak Anhar Gonggong dan Pak Bonnie Triyana ke mana aja, nih? Terus Mas Muhammad Iqbal, sejarawan kiwari cum penulis Mojok, juga gimana, sih? Masa belajar sejarah bertahun-tahun, baca buku tebal-tebal, dan kunjungan ke situs-situs, tapi nggak pernah tau info segenting ini? Itu, kan, keterlaluan namanya!

Saya juga kecewa dengan dosen-dosen saya, kenapa bisa-bisanya mereka tidak tahu menahu soal data sejarah yang sangat amat luar biasa penting ini dan menyampaikannya pada kami, para mahasiswa?

Memang, sih, foto itu kemudian jadi bahan perdebatan netizen. Ada yang membuli habis-habisan si pengunggah foto karena menganggapnya hoaks belaka. Namun, ada pula yang percaya dan sangat bangga dengan terkuaknya sejarah baru tersebut. Sampai tulisan ini pertama kali saya mulai, ada lebih dari 3.000 orang yang menyukai twit foto perempuan Indonesia berhijab tahun 1700 itu—meski kini sudah dihapus sama sekali. Tapi yang jelas, ini menunjukkan betapa tingginya minat orang-orang terhadap kegoblokan fakta sejarah.

Para perisak itu rata-rata berargumen bahwasanya foto itu jelas bohongnya karena, yah, mana mungkin sudah ada foto tahun 1700? Lah wong Joseph Nicephore Niepce, orang pertama yang menghasilkan foto lewat penggunaan kamera, baru melakukannya pada tahun 1816, kok!

Saya kira para perisak itu kelewat terburu-buru. Seharusnya mereka mendahulukan tabayyun, husnuzhan, dan banyak belajar lagi. Jangan langsung merisak dan meledek seolah mereka paling tahu soal sejarah, lah.

Dalam kajian sejarah, ada empat langkah yang mesti ditempuh, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau pengumpulan data adalah langkah pertama yang mesti dilakukan ketika meneliti sejarah.

Nah, sebelum mencaci-maki macam-macam dan menertawai si pengunggah foto, ada baiknya para netizen mengklarifikasi dulu kepada akun @bundaathira soal metode pengumpulan data yang beliau lakukan.

Barangkali, beliau menemukan data ini dari hasil tanya-tanya kepada makhluk di semesta paralel, di mana di semesta tersebut pada tahun 1700 memang sudah ditemukan teknologi kamera. Atau, bukan tidak mungkin beliau bertemu seorang alien mahapintar pada suatu hari yang memberinya selembar foto bersejarah tersebut. Siapa tahu, kan?

Iklan

Kalau betul demikian, tentu saja beliau tidak berhak dirisak. Sebaliknya, kita mesti mengalungkan kembang tujuh rupa ke lehernya. Beliau juga patut Pak Jokowi undang ke Istana Negara dan, kalau perlu, diangkat menjadi Duta Sejarah.

Bagaimanapun, beliau telah menemukan metode penelitian sejarah termutakhir. Beliau menunjukkan bahwa sumber sejarah bukan hanya berupa dokumen, situs, atau hasil wawancara para saksi sejarah, melainkan bisa juga berbentuk info dari makhluk di semesta paralel dan alien.

Dengan penemuan anyar ini, kita harus meminta kepada Michael H. Hart yang sudah sepuh itu untuk merevisi judul buku terkenalnya menjadi The 100+1: A Ranking of the Most Influential Persons in History. Nama Lulu Basmah alias @bundaathira pun jelas sangat layak masuk dalam daftar buku fenomenal tersebut.

Jadi, sudah teranglah perkaranya. Orang-orang yang meragukan keaslian foto tahun 1700 tersebut, apalagi sampai membuli si pengunggah foto perempuan Indonesia berhijab itu, tentu hanya orang-orang yang anti Islam saja. Mereka begitu itu, ya, karena tidak mau menerima fakta sejarah yang dengan telak memperlihatkan bahwa kejayaan Islam ini telah eksis di bumi Nusantara sejak lama.

Kalian juga harus tahu, ya, syariat hijab itu memang sudah ada sejak seribu tahun silam, kok. Jadi, nggak perlu heran-heran banget, lah, kalau ada foto perempuan Indonesia berhijab pada tahun 1700. Apa sih yang nggak mungkin bagi orang-orang yang beriman tapi tanpa ilmu? Foto Kartini berhijab dan Candi Borobudur buatan Nabi Sulaiman aja banyak yang percaya.

Terus, kalian juga jangan malah menyalahkan orang-orang semacam @bundaathira, dong. Niat beliau baik belaka, kok; hanya ingin menyebarluaskan sejarah-sejarah soal Islam yang banyak disembunyikan oleh orang-orang anti-Islam. Perkara data yang beliau dapat adalah hasil curi dengar dari makhluk semesta paralel dan alien, itu kan lain hal. Yang penting, niatnya sudah baik!

Memangnya kalian, bisanya cuma membuli dan menghina, tapi nggak pernah berbuat apa-apa untuk kepentingan nusa bangsa dan agama? Kalau belum mampu menyumbang jasa apa-apa, mendingan diem aja, deh!

Daripada melulu merisak beliau dan mengatainya telah membodoh-bodohi umat Islam dengan menyebarluaskan foto hoaks, lebih baik kalian ambil wudu, salat, lalu doakan dalam sujud agar beliau masuk surga firdaus karena telah memberitahu umat fakta sejarah yang amat dahsyat ini.

Orang-orang seperti @bundaathira inilah yang bikin saya kadang minder sebagai mahasiswa Jurusan Sejarah. Saya jadi berpikir untuk berhenti kuliah saja, lalu fokus main Twitter, bikin tab baru untuk gugling dengan kata kunci “foto berempuan Indonesia berhijab zaman dulu”, mengunduh salah satu gambar, mengunggahnya menjadi twit sambil menulis caption:

“Subhanallah, inilah fakta sejarah yang ditutup-tutupi! Ternyata perempuan Nusantara sudah berhijab sejak tahun 500 SM. Masyaallah. Viralkan!!!!!1!!!1!!!!!”

Terakhir diperbarui pada 12 Juli 2019 oleh

Tags: bundaathirahhoakskameraLulu Basmahperempuan Indonesia berhijabtahun 1700
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tinggal di Bekasi. Aktif menulis cerita pendek dan esai.

Artikel Terkait

Mahasiswa UNY yang Sebar Hoaks Ternyata karena Gagal Jadi Anggota BEM MOJOK.CO
Kilas

Alasan Mahasiswa UNY Sebar Hoaks hingga Ditangkap Polisi

14 November 2023
infobesity mojok.co
Kotak Suara

Mengenal ‘Infobesity’, Gangguan yang Bisa Bikin Anak Muda Kejebak Hoaks Pemilu

25 Agustus 2023
hoaks mojok.co
Kotak Suara

Masuki Tahun Politik, Pers Harus Jadi ‘Pemadam Kebakaran’ Hoaks Pemilu 2024

21 Agustus 2023
Ratusan Warga Jogja Kena Hoaks Pengobatan Ida Dayak, Ada yang Datang dari Singapura . MOJOK.CO
Kilas

Ratusan Warga Jogja Kena Hoaks Pengobatan Ida Dayak, Ada yang Datang dari Singapura 

16 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.