Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Kasongan Boleh Menjadi Salah Satu Desa Kaya Raya di Jogja yang Punya Sisi Gelap dan Mulai Terkuak

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
26 Juni 2024
A A
Sisi Gelap Kasongan Bantul, Salah Satu Desa Kaya Raya di Jogja MOJOK.CO

Ilustrasi Sisi Gelap Kasongan Bantul, Salah Satu Desa Kaya Raya di Jogja. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jogja memang melarat, tapi punya salah satu desa terkaya di Indonesia. Namanya Kasongan, sebuah desa yang jadi permata Kabupaten Bantul.

Jogja memang melarat, tapi punya salah satu desa kaya raya di Indonesia. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota. Hanya butuh 15 menit melintasi Jalan Bantul. Nanti sebuah gerbang megah dengan patung kuda yang unik menyambut Anda. 

Memasuki gerbang itu, berbagai karya seni kerajinan gerabah dipajang. Desa itu bernama Kasongan, permata Bantul yang punya sumbangan besar bagi pertumbuhan ekonomi kabupaten ini.

Kasongan memang kekuatan ekonomi Bantul. Permata yang membuat kabupaten semenjana ini terlihat sedikit indah. Namun, bukan berarti Kasongan Bantul tidak punya sisi gelap. 

Di balik gembar-gembor media yang memuja Kasongan, ada serpihan masalah yang hanya terlihat ketika berada di daerah tersebut. Serpihan tajam yang kadang sudah berusia belasan tahun tapi tak tersapu juga. Menanti untuk menusuk dan membuat risih gemerlap pariwisata Jogja.

Berawal dari kasus kuda yang mati

Sejarah Kasongan memang cukup gelap. Pada masa kolonial, ada seekor kuda yang ditemukan mati di sawah sekitar desa. Karena kuda itu milik reserse Belanda, pemilik sawah tadi langsung melepaskan hak atas tanahnya. Takut jika dia yang dituduh membunuh kuda itu dan dijatuhi hukuman.

Kabar kuda mati itu ikut meneror warga lain yang memiliki sawah di sekitar lokasi. Akhirnya mereka ikut melepas hak atas sawah. Akhirnya sawah-sawah tadi diduduki warga dari desa lain. 

Lantaran sudah tidak memiliki lahan untuk mencari nafkah, para warga Kasongan mulai mengolah gerabah. Berawal dari peralatan dapur dan mainan, warga Kasongan terus mengembangkan skill kepepet ini menjadi kerajinan bernilai estetik dan menjadi permata Bantul dan Jogja.

Akhirnya mayoritas warga Kasongan Bantul ikut memproduksi gerabah. Terutama setelah 1970, ketika pasar manca mulai melirik gerabah mereka. Konon, patung kuda di sana adalah peringatan dari kejadian sial yang menjadi cikal bakal Kasongan.

Jalanan Kasongan Bantul memang gelap dan berbahaya

Sebelum saya membahas sisi gelap yang lebih kiasan, kita lihat sisi gelap yang nyata. Beneran, Kasongan itu gelap karena minim penerangan. Ketika malam tiba, jalanan di sana tidak ubahnya desa yang sering digambarkan sinetron. Gelap, sunyi, dan cukup berbahaya. Tidak menampakkan kesan kaya raya seperti yang dilansir beberapa media.

Selain gelap, jalanan di Kasongan juga rusak, khas Jogja. Salah satu sumber kerusakan menurut warga adalah tingginya intensitas truk yang melintas. Kendaraan besar yang menggerakkan industri gerabah bernilai milyaran ini. Beberapa lubang bahkan cukup besar sehingga bisa membuat ban motor pecah. Salah satu korbannya adalah saya sendiri.

Situasi ini memang kontras dengan predikat Kasongan Bantul sebagai salah satu desa kaya raya di Jogja. Pemerintah setempat juga terkesan abai dengan situasi ini. Padahal desa tersebut adalah motor penggerak ekonomi Bantul. Tapi seperti diabaikan, tidak ada proyek megah mempercantik desa. Bahkan untuk sekadar memperbaiki jalan serta menambah lampu penerangan.

Baca halaman selanjutnya: Sisi gelap di balik narasi indah tentang Kasongan dan pariwisata.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 26 Juni 2024 oleh

Tags: Bantuldesa kasongandesa terkayadesa terkaya di bantuldesa terkaya di indonesiadesa terkaya di jogjagerabah kasonganJogjakasongan bantulkasongan jogja
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, saya tidak peduli.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.