Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Simulakra Deddy Corbuzier dan Smart People yang Nggak Smart-Smart Amat

Muhammad Nanda Fauzan oleh Muhammad Nanda Fauzan
5 Mei 2019
A A
Simulakra Deddy Corbuzier dan Smart People yang Nggak Smart-Smart Amat
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Menonton konten Deddy Corbuzier di Youtube itu saya kok jadi ge–er disapa dengan panggilan “smart people” ya? Yawla, ternyata saya nggak segoblok itu.

Salah satu hal yang menarik sekaligus nggatheli dari perilaku sekelompok netizen Indonesia adalah bagaimana cara mereka menarik kesimpulan. Misalnya, saat mengikuti Ustaz Tengku Zulkarnain di Twitter, maka netizen akan memberi vonis auto cebong  kepada Anda.

Padahal tidak melulu begitu. Jujur, saya adalah orang yang haus akan hiburan gratis juga senang melihat orang keblinger bertingkah, dan dua hal tersebut tersedia pada akun beliau.

Di luar daripada cebong, kampret dan sederet urusan politik, Ustaz Tengku adalah orang yang selalu berhasil memberikan lawakan segar dan lihai membuat perut siapa pun terguncang. Maka, memilih untuk menjadi pengikutnya adalah keputusan yang tidak buruk-buruk amat.

Netizen pekok semacam itu mudah kita temukan di seluruh media sosial, seperti jamur di musim penghujan ia gampang sekali tumbuh dan berlipat ganda.

Selain Twitter dan Facebook, Youtube menjadi penyedia populasi terbesar spesies netizen ini, dan mulut orang yang terlampau sering mendengungkan jargon “Youtube… Youtube lebih dari tivii boooom..” rasanya perlu kita sumbat dengan sampah.

Saat ramai-ramai kasus pertengkaran Lucinta Luna dan Deddy Corbuzier, seorang teman Facebook saya membagikan tautan dari youtube berisi video klarifikasi dari Deddy Corbuzier dengan ditambahkan kepsyen berbahasa sunda yang jika diterjemahkan kira-kira begini:

“Saya sudah cukup lama menjadi subscriber chanel Om Daddy, sebagai seorang smart people kita harusnya bisa menilai bahwa kasus ini bukan hasil setingan.”

HAH? SMART PEOPLE? APAAN TUCH~

Saya segera mengetik kata kunci smart people di mesin pencari dan satu-satunya keterangan yang bisa diambil dari sekian banyak informasi adalah “sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang sama dan memiliki budaya yang relatif sama yang dapat memahami tentang manfaat dan kegunaan sarana infrastruktur yang telah disediakan oleh pemerintah di lingkungannya masing-masing.”

Hmmm, definisi yang terlalu njelimet dan tidak ada hubungannya dengan konteks ini. Untuk meluruskan duduk perkara saya segera kembali ke Facebook dan membuka tautan itu.

Woow, terkejut. Di menit-menit awal video itu Deddy Corbuzier menyapa penonton dengan, “Hallo Smart People.”

Sebagai seorang yang juga menonton konten itu saya kok jadi ge-er disapa dengan panggilan tersebut. Jangan-jangan selama ini kebodohan saya yang sudah mendarah daging ini cuma pura-pura doang? Haduh, Om Deddy Corbuzier ini bisa saja gombalnya, xixixi

Perlu saya katakan bahwa Deddy Corbuzier merupakan orang yang kritis dan peduli terhadap tontonan televisi di Indonesia. Coba aja ketik di kolom pencari dengan kata kunci “kritik Deddy” maka akan muncul banyak sekali. Coba bandingkan dengan kata kunci “kritik Sule” atau “kritik Tukul” misalnya, wah perbandingannya kayak Real Madrid sama Persatuan Sepak Bola Jember Utara.

Iklan

Setelah membedah beberapa video dan banyak komentar di channel Deddy Corbuzier selama hampir satu jam, akhirnya saya menemukan satu keterangan yang sudah pasti valid alis teruji kebenarannya.

SMART PEOPLE adalah julukan yang bisa disematkan kepada orang-orang yang menjadi subscriber channel Deddy Corbuzier, pemirsa! Sama seperti A-team untuk fanbase Atta Halilintar, cuma ini versi yang sudah belagu sejak dalam julukan.

Kata guru agama di SMA saya dulu, secara garis besar manusia bisa dikelompokkan ke dalam dua jenis seperti baik-buruk, salah-benar, syukur-kufur dan lain sebagainya. Jika dilandasi dari hal itu, maka ya Anda yang bukan Subscriber Deddy Corbuzier berarti STUPID PEOPLE.

Bukan soal apa-apa, sih. Saya cuma takut seandainya ini dibiarkan juga terus diedarkan secara masif, terstruktur, dan sistematis kepada publik, nantinya standar kecerdasan kita berubah.

Coba bayangkan saat Anda melamar kerja, diwawancara bukan berapa IPK Anda saat kuliah, tapi “Apakah Anda seorang subscriber Om Deddy?” Yeee kan nggak asyik ya.

Menurut laporan yang dirilis oleh Hootsuite, ada sebanyak 150 juta pengguna Internet aktif di Indonesia per-januari 2019 dan Youtube menjadi platform yang sering dikunjungi ke empat setelah google.com, google.co.id.

Saya berani bertaruh, semua pengguna internet setidaknya pernah membuka Youtube. Sedangkan jumlah  subsriber chanel Deddy Corbuzier—saat tulisan ini dibuat—4.500.344. Artinya, ada 146,5 juta stupid people di Indonesia. Waduuuh, Pak Kemendikbud ngapain aja nih kerjanya?

Kalau boleh agak serius dikit—semoga boleh sih—kita bisa melacak apa yang terjadi pada smart people ini merupakan rekaan media yang di luar realitas. Rekaan tersebut merupakan upaya Deddy Corbuzier dalam menarik minat netizen untuk berbondong-bondong mengikuti channelnya. Orang Indonesia kan senang di puji-puji, My lov.

Merujuk kepada Simulations karya Baudrillard (1983), gejala ini bisa disebut sebagai simulakra atau simulakrum, sebuah dunia yang terbangun dari sengkarut nilai, fakta, tanda, citra dan kode.

Dalam bahasa fenomenologi eksistensial diungkapkan sebagai “it is what it is not”. Bingung nggak? Ah, kalau Anda bingung, hamending segera klik subscribe-nya Deddy Corbuzier biar mendadak smart jadi bisa langsung paham.

Intinya sih, peleburan atau konvensi antara sesuatu yang nyata dan abstrak, atau sebaliknya.

Jadi mereka itu sebenarnya nggak pinter-pinter amat dan sanad keilmuannya patut diragukan. Lagian mana ada orang pintar yang doyan nonton keributan antara om-om bertubuh kekar dengan seorang perempuan, orang yang jelas kepintarannya ya orang yang baca mojok.co buku-buku fisika lah.

Soal smart people yang nggak smart-smart banget ini bisa kita lihat dari respons mereka atas video yang berjudul APA ITU SMART PEOPLE (draw my life?... No our life) yang diunggah pada tanggal 4 januari 2019.

Dalam video itu, Om Deddy Corbuzier berusaha menjelaskan apa yang dibutuhkan oleh para smart people untuk meraih kesuksesan, yang juga adalah kepanjangan kata pertama dari julukan ini. Beliau menjelaskan bahwa (S) berarti spesifik, (M) mimpi, (A) action, (R) realistis dan (T) tangguh.

Konten itu cocoklogi biasa dan rasanya semua orang bisa melakukan hal semacam itu, tapi kolom komen berisi segala jenis pujian dan rasa percaya diri berlebih.

Padahal ada banyak sekali kepanjangan yang bisa kita rangkai dengan menggunakan kata apapun, asal ditambahi dengan kalimat motivasi ya itu akan terkesan keren.

Misalnya, (S) sempak, (M) modal, (A) analisa, (R) riset dan (T) teman yang mau kasih kesuksesan. Silakan dicoba, insya Allah kalian sukses dicaci-maki di kolom komentar.

Terakhir diperbarui pada 12 Juni 2019 oleh

Tags: atta halilintardeddy corbuziersmart peopletengku zulkarnain
Muhammad Nanda Fauzan

Muhammad Nanda Fauzan

Mahasiswa Filsafat UIN BANTEN.

Artikel Terkait

letkol tituler mojok.co
Politik

Sosiolog UGM Minta Penjelasan Prabowo Soal Letkol Tituler Deddy Corbuzier

15 Desember 2022
deddy corbuzier letko tituler mojok.co
Kilas

Diangkat Jadi Letkol Tituler, Bagaimana Nasib Youtube Close The Door Deddy Corbuzier?

13 Desember 2022
Deddy Corbuzier Harus Mendengar Istrinya: Jangan Kepo Urusan Rahim! MOJOK.CO
Esai

Deddy Corbuzier Harus Mendengar Istrinya: Jangan Kepo Urusan Rahim!

21 November 2022
Kontribusi Atta Halilintar Hingga Polemik Tiket Borobudur
Video

Kontribusi Atta Halilintar Hingga Polemik Tiket Borobudur

8 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.