Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Pengalaman Mencicipi Sarkem Jogja untuk Kali Pertama dan Merasakan Sensasi Berbeda di Lokalisasi Legendaris: Bong Suwung

Khoirul Fajri Siregar oleh Khoirul Fajri Siregar
10 Maret 2024
A A
Sarkem Jogja dan Legenda Lokalisasi Kelas Bawah Bong Suwung MOJOK.CO

Ilustrasi Sarkem Jogja dan Legenda Lokalisasi Kelas Bawah Bong Suwung. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kunjungan kedua

Sekitar 2007, saya ke Sarkem Jogja untuk kali kedua karena ajakan teman. Dia punya langganan penjual miras di bagian belakang, yang dekat dengan gang tembusan Jalan Sosrowijayan.

Namanya Mas Agung. Beliau termasuk senior. Jadi, tiap masuk, kami tidak pernah ditarik retribusi. Seingat saya, harganya Rp2.500 per orang.

Mas Agung bukan sekadar minum. Kalau ada yang cocok, dia akan segera menuju bilik. Saya juga begitu, setelah 4 sampai 5 gelas, saya berkeliling. Kami melewati gang Sarkem Jogja yang gelap sempit, kumuh berbau pesing, untuk mencari wanita idaman. 

Sayang, di kesempatan itu, saya tidak menemukan wanita yang saya cari. Makanya, saya kembali duduk bersama Mas Agung. Dia menepuk pundak saya sambil berkata, “Kita duduk setengah jam lagi di sini sampai sekitar jam 2 atau setengah 3. Kalau nggak dapat ya lain kali saja.”

Subuh menjelang. Kami berlima jalan sempoyongan, memutar sebentar ke bagian depan Sarkem Jogja hingga melewati sebuah sekolah kecil, menuju arah Jalan Sosrowijayan.

Tiba-tiba muncul dari sebuah rumah seorang wanita. Mungkin usianya sekitar 40 tahun. Dia mengenakan baju u can see celana ketat hitam memperhatikan kami yang berjalan lemas. Secara spontan dia berkata;

“Loh, cah bagus, mau ke mana jam segini kok dah mau pulang?”

“Dah capek, Mbak,” jawab teman saya. 

“Alah, emang udah berapa kali?” 

“Udah sini, 5 orang sekalian, 25 aja seorang. Sekaligus tapi lo.” Dia melanjutkan perkatanyàanya sambil memperagakan kedua tangannya sedang memegang 2 kelamin di kiri dan kanan. Mulutnya menganga, pinggulnya sedikit diangkat, dan kakinya sedikit mengangkang.

Saya dan Firly yang belum menemukan incaran, saling bertatapan. Godaan kecil muncul, sekaligus kegelian membayangkan kami berlima tanpa pakaian. 

“Wah, makasih, Mbak. Mau pulang aja. Ngantuk.”

“Yowis. Ditawari enak kok ra gelem sih. Selak aku turu dan tutup lawang. Wis tah, ngelarisi ngono lo.”

Kami sempat berhenti, saling pandang, bercampur geli, kami ngeloyor pergi.

Iklan

Kunjungan ketiga dan pengalaman pertama di Bong Suwung

Beberapa bulan setelahnya, dengan niat mencari karaoke, miras, dan PSK yang merangkap LC, kami kembali ke Sarkem Jogja. Sekitar 3 jam di sana, kami berempat menghabiskan 6 botol anggur merah dan menyewa 3 LC. 

Entah siapa yang mulai. Kami tiba-tiba berkeinginan mampir ke lokalisasi yang disebut Bong atau Bong Suwung, yang berdampingan persis dengan rel kereta api Stasiun Tugu.

Tanpa pikir panjang, kami tancap gas dan parkir di dekat tempat billiard. Kami masuk dari sebuah gang kecil yang lebih mirip pasar tradisional. 

Betapa kagetnya kami bahwa Bong sedikit lebih ramai dari Sarkem Jogja walau dengan bangunan seadanya. Ada yang menggunakan plywood asal paku, seng bekas seperti mau roboh, atau rumah menyerupai gubuk. Setiap 15 menit, kereta melintas. Para wanita di sini, menurut saya, tidak seagresif Sarkem, jauh lebih “sopan”.

Kami berempat berpisah. Firly bersama Akbar. Saya bersama Syarief. Karena tempatnya tidak terlalu besar, 2 kali kami berpapasan dengan mimik muka tidak saling kenal. 

Akhirnya, saya yang pertama menemukan yang cocok. Setelah nego, kami sepakat sekali main 100 ribu, tanpa ciuman basah, berlaku baik, dan menggunakan kondom. Tapi jangan bayangkan kasur-kasur di Bong Suwung seempuk Saritem, apartemen sekitar Seturan, atau bahkan Sarkem Jogja. 

Setengah jam kemudian, saya sudah sudah sampai di titik kami janjian ketemu. Seorang penjual kopi keliling sedang melayani pelanggan. Tak berapa lama, Akbar dan Syarif datang dengan wajah semringah. 

Saya bertanya, Firly belum selesai? Nggak tahu, kata mereka berdua. Tiba-tiba si penjual kopi menyahut.

“Oh, yang sipit agak gendut?” 

“Iya, bener,” balas Akbar. 

“Oh, tadi ke sini. Pas ada 2 mbak-mbak beli minuman, mereka malah nego. Sepertinya langsung bertiga, Bang.”

Asu. Sekali main normal masih mau nambah threesome. Hampir sejam kami menunggu. Karena bosan, kami mengirimkan pesan BBM kepada Firly. 

Kami menunggu di angkringan. Setengah jam kemudian Firly muncul, menggerutu, sambil memesan es teh. Kami tertawa pelan sekaligus heran.

Sarkem Jogja yang legendaris, tapi Bong punya daya tarik tersendiri

Jadi, Firly langsung tertarik dan libidonya naik seketika ketika melihat 2 wanita tadi. Setelah menawar, keduanya langsung masuk kamar. Namun, sesampainya di kamar, Firly malah letoy. Bukan karena wanitanya, tapi karena merasa iba. Ternyata dia tidak tega meniduri 2 wanita sekaligus di Bong Suwung. 

Firly juga punya alasan lainnya. Kamar yang dia dan 2 wanita dapat itu terlalu berisik. Temboknya tipis, hanya seng bekas yang membatasi. Sudah begitu, kasurnya tipis dan bau. Sarkem Jogja masih lebih lumayan, katanya. Paling parah adalah erangan PSK dan pelanggan di kamar samping terdengar dengan jelas.

Firly merasa rugi karena tetap harus membayar 200 ribu untuk 2 wanita tadi. Namun, bagi dirinya, Bong Suwung punya daya tarik tersendiri. Memang kudu jeli untuk menemukan “permata” di samping rel Stasiun Tugu. Apalagi, soal harga, masih lebih murah dibanding Sarkem Jogja.

Kalau saya, Sarkem Jogja memang legendaris, tapi Bong Suwung juga menarik. Namun, kalau harus memilih, terutama di masa sekarang, saya lebih nyaman menggunakan aplikasi MiChat. Nah, kalau soal lokalisasi, baru saya akan memilih Saritem di Bandung.

Iya, kalau lagi di Bandung, saya akan uninstall MiChat. Buat apa? Bermodalkan naik ojek online atau menginap di sekitar Paskal dan Kelenteng, lelah berjalan kaki akan terbayar puas di Saritem.

Penulis: Khoirul Farji Siregar

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Kisah Bram, Takmir Musala di Tengah Lokalisasi Sarkem dan LC yang Melantunkan Ayat Al-Qur’an dan pengalaman menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 10 Maret 2024 oleh

Tags: bong suwungbong tugu jogjaJogjalokalisasi di jogjalokalisasi sarkemsarkemsarkem jogjatugu Jogja
Khoirul Fajri Siregar

Khoirul Fajri Siregar

Supir wisata yang sesekali menulis di bolehmerokok.com. Jebolan empat universitas ternama di Yogyakarta.

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jadi omongan saudara karena sarjana nganggur. MOJOK.CO

Putus Asa usai Ditolak Kerja Ratusan Kali, Sampai Dihina Saudara karena Hanya Jadi Sarjana Nganggur

12 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.