MOJOK.CO – Skripsi itu sudah usang dan tidak berguna. Dan sialnya sebagai mahasiswa kita turut mengikuti arus itu selama berpuluh-puluh tahun.
Saya cukup sepakat dengan tulisan Mas Prabu Yudianto yang tayang beberapa waktu lalu. Judulnya: “KKN Sudah Usang. Tidak Mendapat Pengalaman, Tidak Juga Membangun Desa, Mending Diganti Magang”. Saya rasa Mas Prabu telah mewakili keresahan banyak mahasiswa. Tapi, kalau dipikir-pikir, KKN adalah satu dari banyaknya program di dunia akademik yang memang sudah usang kalau menurut saya. Salah satunya yang membuat saya heran adalah skripsi.
Terus terang saja, saya penasaran siapa yang mempelopori adanya tugas akhir mahasiswa bernama skripsi. Saya merasa bahwa skripsi itu sama seperti KKN: sudah usang dan sama sekali tidak berguna. Eits, jangan salah, saya mengatakan demikian bukan berarti saya omon-omon saja. Melainkan saya pernah kok mengerjakan skripsi. Dan selesai.
Dihantui skripsi selama delapan bulan
Izinkan saya me-recall kembali “kencan” saya bersama skripsi. Saya masih ingat bagaimana tahun lalu skripsi seolah menghajar saya habis-habisan. Kira-kira selama delapan bulan saya dihantui oleh sesuatu yang namanya skripsi.
Saya memang agak lambat dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Bukan karena kemalasan atau tidak paham penyusunan, karena pada waktu itu dosen pembimbing cukup slow response ditambah lagi ada halangan berupa beliau harus dirawat di rumah sakit.
Kemudian, di semester berikutnya, terjadi pergantian dosen pembimbing. Alhasil, saya harus merombak skripsi nyaris keseluruhan. Tidak. Saya tidak sedang menyalahkan dosen pembimbing itu. Anggap saja itu “kecelakaan”.
Memang pada waktu itu (kalau boleh agak percaya diri), saya sudah memiliki cukup kemampuan menulis. Tapi ternyata hal itu sulit saya terapkan ke dalam penulisan karya ilmiah khususnya skripsi. Saya menilai penulisan skripsi itu harus sesuai dengan kaidah yang disepakati. Tidak boleh cair. Harus kaku. Harus menurut pandangan para tokoh. Aghh, itu sama sekali tidak sesuai dengan karakter saya.
Belum lagi saya menyoroti penulisan skripsi yang cenderung berbelit-belit. Misalnya menjelaskan hal-hal yang sudah menjadi rahasia umum. Sebut saja ketika mengangkat tema event. Nah itu dijelaskan pengertian event itu apa. Padahal kan yang namanya event banyak orang sudah tahu kalau itu adalah suatu acara. Sudah di situ saja. Tidak perlu dikasih deskripsi. Terlalu mbulet.
Baca halaman selanjutnya: Skripsi makin tak berguna karena banyak yang nggak aplikatif.