MOJOK.CO – Rokok Win Click, “rokok kelas 2”, malah lebih memuaskan ketimbang LA Purple Boost, ESSE Berry POP, apalagi sama anunya Sampoerna yang hambar itu.
Beberapa bulan lalu, di tengah panas dan terik yang sedang memayungi Jogja, seorang perempuan pernah bertanya kepada saya.
“Mas, rokok rasa-rasa yang enak sekarang tu apa sih?”
“Rokok Win Click, yang Berry Capsule itu.”
“Win? Rokok apa itu?”
“Banyak produknya, tapi salah satu yang paling dicari ya itu.”
“Kalau dibandingkan Sampoerna Splash Royal Ungu?”
“Aku memilih rokok Win Click.”
“Kalau sama LA Purple atau ESSE?”
“Masih sama. Aku tetep milih itu.”
“Segitunya?”
“Iya.”
“Padahal kamu pernah nulis LA Purple. Katamu itu paling enak?”
“Namanya juga selera. Ada waktunya bergeser karena banyak alasan, salah satunya harga. Win Click ini menang kalau soal harga dan kuantitas.”
“Dih, katanya enak, kok ujungnya harga dan lebih banyak isinya?”
Rokok Win Click menjadi pilihan nomor satu
Saya seperti salah menjawab. Dulu, saat LA Purple Boost muncul, saya langsung merekomendasikan ke dia. LA yang itu memang enak, hanya bermasalah soal harga saja.
Namun, begitu konsumen mulai lebih mudah menemukan rokok Win Click di pasaran, saya selalu merekomendasikannya. Khususnya untuk pertanyaan soal referensi rokok mild, menthol, sekaligus aromatic.
Semuanya karena kenyataan di lapangan memang selalu berbeda dari ekspektasi perusahaan rokok. Dinamika di lapangan pasti naik dan turun. Hal itu terjadi kepada rokok Win Click.
Ia berangkat dari pabrik sebagai “rokok kelas 2”. Namun, begitu sampai di pasaran, banyak orang menyambutnya sebagai rokok “premium”. Semua hanya karena harga dan cita rasanya nyaris menyamai kelas rokok di atasnya. Rokok yang saya maksud adalah LA Purple Boost, ESSE Berry POP (saat itu), dan Sampoerna Splash Royal Ungu yang tahun ini baru beredar di pasaran.
Sebagai “pemain kelas 2”, rokok Win Click memang belum punya tandingan. Sampai saat ini, belum ada yang mampu menyamai atau bahkan mendekati kualitasnya. Itulah alasannya banyak orang selalu membandingkannya dengan merek-merek kelas 1. Padahal, “rokok kelas 1” tadi bukan lawan head to head rokok Win Click.
Rokok kelas 2 belum tentu mengecewakan
Terlalu manis dan aroma yang terlalu tajam selalu menjadi masalah rokok beraroma kelas 2 atau di bawahnya. Semua hanya karena demi mengejar sensasi mengisap rokok “rasa-rasa”. Sembrono, banyak pabrikan yang sepertinya asal memasukkan kata kunci “manis” dan “wangi” di dalam sebatang rokok. Padahal, ketika mengisapnya, sensasinya sudah seperti menghirup parfum ruangan SPA khusus pria dewasa.
Bahkan ada rokok kelas 2 atau 3 yang menggunakan inovasi kapsul rasa. Masalahnya, rokoknya sendiri sudah manis dan wangi, bahkan sebelum kamu memencet kapsul itu. Nah, setelah kamu memencet kapsul rasa itu, rasa rokoknya semakin amburadul. Win menyadari masalah itu dan tidak mau mengambil risiko. Mereka tidak sekadar menggunakan resep “manis” dan “wangi” yang belum tentu cocok.
Banyak orang pada awalnya menganggap remeh kelahiran rokok Win Click. Mereka memandang rokok ini cuma mau ikut-ikutan tren. Namun, Win merespons keraguan itu dengan cantik. Silakan dicatat bahwa pabrikan yang baik selalu bisa melahirkan brand dengan resep paten. Nggak peduli golongan dan harga jualnya.
Rokok Win Click sendiri adalah rokok dengan jenis LTLN (Low Tar Low Nicotine). Mungkin, rokok ini lahir dari pengembangan ide dan varian menthol-aromatic dari Win Mild. Bisa juga mereka sudah belajar dari kegagalan WIN POP (2 in 1) karena ada kemiripan rasa ketika capsule belum pecah di beberapa isapan awal.
Baca halaman selanjutnya: Rokok kelas 2 lebih bisa memuaskan ketimbang produk Sampoerna.