Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Ide Nggak Masuk Akal Ridwan Kamil: Datangkan Psikolog dan Ustaz Keliling untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Iqbal AR oleh Iqbal AR
3 September 2024
A A
Ide Bodoh Ridwan Kamil untuk Atasi Kemacetan Jakarta MOJOK.CO

Ilustrasi Ide Bodoh Ridwan Kamil untuk Atasi Kemacetan Jakarta. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Orang kena macet solusinya diberi psikolog? Serius?

Nggak seharusnya orang yang belajar arsitektur di ITB dan belajar urban design sampai ke Berkeley ngomong kayak gitu. Nggak seharusnya orang yang mengenyam pendidikan tinggi hingga luar negeri punya pikiran yang nggak runut. 

Psikolog sebagai salah satu solusi pertama bagi orang-orang stres karena macet itu biasanya keluar dari mulut orang yang sedang mabuk kecubung. Atau, yah, memang kelewat ngaco aja.

Gini, lho, Ridwan Kamil. Saya ajari logika sederhana pemecahan masalahnya. Ada orang stres karena kena macet. Stres itu akibat, macet adalah masalahnya. 

Agar stresnya hilang, berarti kamu harus menyelesaikan masalahnya, yaitu kemacetan. Kalau masalah kemacetan selesai, stresnya akan otomatis hilang karena nggak kena macet lagi. 

Posisi psikolog di mana? Psikolog bisa untuk mengatasi stres, tapi tidak bisa untuk mengatasi masalah utama, yaitu kemacetan. Sesederhana itu. Sampai sini paham, kan?

Ridwan Kamil bahkan tidak menyentuh salah satu hal paling krusial jika bicara soal kemacetan, yaitu transportasi umum. Nggak tahu kenapa, deh. Oh, mungkin karena dia memang nggak becus kalau soal transportasi umum. 

Transportasi umum di Bandung dan Jawa Barat semasa kepemimpinannya bisa jadi bukti nyata. Mungkin karena nggak becus, dia langsung melempar solusi ngaco aja. Nggak memberi solusi konkret, eh malah menjadikan kesehatan mental sebagai bemper. GWS, deh.

Mobil keliling berisi psikolog dan ustaz? Untuk kemacetan di Jakarta? Yakin?

Ketika bilang akan bikin mobil keliling berisi psikolog dan ustaz, saya makin yakin bahwa Ridwan Kamil ini memang nggak tahu apa-apa soal Jakarta dan masalah-masalahnya. Jalanan di sana itu sudah penuh sesak oleh kendaraan. Menambah kendaraan semacam mobil keliling ini malah akan menambah masalah di jalanan.

“Nanti ada psikolog keliling agar nanti orang yang biasa kena macet bisa punya teman ngomong.” 

Ya memang betul. Mereka yang stres kena macet jadi punya teman ngomong karena psikolog dan ustaz yang ada di mobil keliling juga kena macet. Psikolog dan ustaz yang tadinya untuk meredakan stres, yang ada malah ikut stres karena sama-sama kena macet. Ridwan Kamil mikir sampai sini, nggak, sih? 

Ingin mengatasi kemacetan dengan menambah kendaraan non-transportasi umum itu solusi bodoh. Benar-benar jauh panggang dari api. Mengurus sebuah daerah sebesar Jakarta itu mbok ya jangan disamakan dengan main SimCity BuildIt atau Cities: Skyline. Ini bukan game, ini bukan fantasi, ini bukan angan-angan. Ini Jakarta!

Sepertinya Ridwan Kamil yang lebih butuh psikolog

Membaca isi kepala Ridwan Kamil yang luar biasa ini, ditambah kelakuannya selama menjabat di Bandung dan Jawa Barat, saya jadi kepikiran satu hal. Jangan-jangan, yang lebih butuh bantuan psikolog atau bahkan ustaz itu sebenarnya dia sendiri.

Coba, deh, kita runut ke belakang. Aneh-aneh banget kelakuannya. Dia suka overproud dengan apa yang dia lakukan padahal biasa aja. Khususnya dengan ide-ide anehnya soal tata kota. Sudah begitu sampai sekarang nggak terwujud.

Dia juga suka, secara tidak langsung, mem-bully para pengkritiknya di Instagram. Salah satunya dengan nge-pinned komentar kritis di kolom komentar intagramnya, sehingga orang yang mengkritiknya bisa dihujat rame-rame. 

Iklan

Melihat track record-nya, kayaknya yang lebih butuh psikolog itu bukan orang-orang yang stres karena kena macet Jakarta. Ridwan Kamil, dengan isi kepala dan kelakuannya yang luar biasa, yang jelas lebih butuh psikolog. 

Harusnya dia aware dengan kesehatan mentalnya sendiri terlebih dahulu. Pergi ke psikolog harusnya sudah jadi harga mati saat ini baginya. Wajib. Fardhu ‘ain. 

Saya nggak tahu seberat apa beban hidup Ridwan Kamil selama ini. Saya nggak tahu trauma atau luka masa lalu dia sehingga bisa membuat pernyataan yang juga luar biasa itu. Mungkin psikolog punya jawabannya. Kasihan banget warga Jakarta. 

Jadi, tolong segera ke psikolog. Kalau ternyata ke psikolog nggak mempan, coba ke ustaz. Dirukiah sekalian, biar tahu ada setan apa di dalam tubuhnya.

Penulis: Iqbal AR

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Kehidupan Rakyat Jawa Barat Tidak Seindah Postingan Ridwan Kamil dan pemikiran menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 4 September 2024 oleh

Tags: Bandungcalon gubernur jakartajakartakemacetan jakartaPilkada DKIpsikologridwan kamilsolusi macet jakartaustaz
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis dan reporter lepas. Tinggal di Malang.

Artikel Terkait

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO
Ragam

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO
Esai

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Tinggalkan ibunya demi kuliah di PTIQ Jakarta untuk merantau. MOJOK.CO
Ragam

Kerap Bersalah di Perantauan karena Alasan Sibuk, Tangis Ibu Pecah Saat Saya Akhirnya Pulang dari Jakarta

27 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.