Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Reuni 212 dan Beberapa Manfaatnya Selain untuk Politik

Ahmad Muttaqin Alim oleh Ahmad Muttaqin Alim
3 Desember 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Hanya pikiran tak kreatif saja yang melulu mengaitkan Reuni 212 dengan konsolidasi pendukung salah satu capres.

Jangan sempit berpikir bahwa Reuni 212 yang baru dilaksanakan kemarin ini cuma urusan politik, khususnya tudingan bahwa aksi tersebut merupakan konsolidasi pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno semata.

Sejak saya bantu menyiapkan tim medis untuk penyelenggaraan mass gathering aksi 411 sampai 212, saya berpikir bahwa kekuatan massa sebanyak ini, selain bisa untuk kepentingan politik, juga bisa untuk buaaanyak manfaat lain.

Bang Novel Bamukmin yang ganteng dan cerdas itu bilang, reuni akan dihadiri 3,5 juta orang, meski ketika acara berlangsung menurut pihak Kepolisian jumlahnya cuma 40 ribu jamaah. Tapi, mana mungkin kita bisa percaya sama pihak yang doyan kriminalisasi ulama yaaa kaaaan? Eh.

Katakanlah kita percaya saja dengan apa yang disampaikan Bang Novel. Coba ngana bayangkan, apa yang bisa dikerjakan 3,5 juta orang itu (beberapa pihak malah sampai menyebut angka 8 juta lho)?

Kalau misalnya masing-masing individu nyumbang 50 ribu, tidak usah 100 ribu deh, maka secara ugal-ugalaan akan terkumpul dana sebesar 175 milyar!

Buset. Dana sebesar itu bisa bikin Apel Pemuda sebanyak 35 kali. GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah ndak perlu terima uang dari Kemenpora, cukup pakai dana umat itu sudah bisa bikin Apel Pemuda setiap tahun sampai tujuh kali ganti presiden. Pasti para pemuda itu akan makin guyup rukun dan nggak akan repot-repot berurusan dengan Polisi atau KPK karena pakai duit negara.

Dengan duit segitu, Muhammadiyah yang banting tulang mengumpulkan dana dan membangun ribuan rumah semipermanen, klinik, dan memberi bantuan makan ratusan ribu warga terdampak bencana di Lombok, Donggala, Sigi dan Palu akan terasa lebih ringan.

Bagaimana tidak? Dengan uang segitu bisa bangun 23 ribu rumah semi permanen di lokasi bencana; Bisa bangun rumah sakit; Bisa buka ribuan lapangan kerja; Bisa bangun ratusan sekolah; Apalagi kalau nyumbangnya 100 ribu dan dikumpulkan tiap tahun.

Angka penerimaan ASN atau PNS akan meningkat. Bagaimana bisa? Reuni bisa diisi dengan bimbingan tes. Kita kan tahu, tes CPNS itu satu-satunya tes yang nggak ada kurikulumnya. Saya yakin para PNS alumni 212 yang sudah berpengalaman akan bisa membantu sesama jamaah alumni belajar mengerjakan tes dengan baik dan benar di sela-sela doa dan kampanye ceramah para ustaz.

Ini semacam peer education, sebuah sistem pendidikan modern. Keren bukan? Yang lebih utama, program semacam ini bakal penting untuk mengurangi sogok-menyogok masuk pegawai negeri.

Dengan dana sebesar itu, Kak Hanum Rais tak perlu mengirimkam surat ke kampus-kampus Muhammadiyah untuk mengimbau civitas academia untuk nonton filmnya. Cukup mengarahkan para alumni untuk nonton, niscaya bioskop akan crowded.

Pertarungan head to head dengan film Ahok jelas akan dimenangkan Kak Hanum dengan mudah. Jangankan film tentang Ahok, film horor Suzanna yang penontonmya jutaan juga akan lewat.

Lalu kalau manfaatnya untuk Jakarta apa dong?

Iklan

Begini. Coba kalau 3,5 juta orang kerja bakti di sepanjang Kali Sentiong yang hitam itu, ramai-ramai membersihkan sungai dan daerah alirannya, melakukan purifikasi, tentu kali yang kumuh itu sekejap akan berubah jadi objek wisata sungai nan indah seperti di Surabaya itu.

Tak perlu ada jaring-jaring, tak perlu numpuk karung pasir, semua akan beres. Secara tata kota bagus, secara kebersihan dan kesehatan oke punya, bahkan dipandang dari sisi agama kegiatan ini bakal mengurangi dosa-dosa yang nyinyir kepada Pak Gubernur.

Coba sekarang ngana bayangkan, setelah sungai-sungai bersih, para alumni bisa melepas bibit ikan. Nggak perlu banyak-banyak lah 10 ekor sekali lepasan per individu saja. Wah, saya jamin sungai-sungai di Jakarta akan yahud!

Hobi mancing bisa disalurkan di sungai-sungai di Jakarta. Para capres bisa bikin kampanye lomba mancing. Indeks stress warga Jakarta turun karena sering piknik, tak perlu macet-macet ria jalan ke Puncak. Jos sudah pokoknya.

Belum lagi kalau 3,5 juta orang masing-masing menanam 1 atau 2 pohon. Saya yakin dalam 3 kali reuni Jakarta akan jadi ijo royo-royo atau pinky kalau yang ditanam Tebubuia. Kalau yang ditanam mangga dan buah-buahan lain, Indonesia bisa swasembada buah, tanpa perlu impor buah dari Thailand atau China. Pak Harto tidak akan berani bilang, “Enak jamanku, to?” lagi.

Sembari menebar benih ikan dan menanam pohon, jamaah bisa membuat lubang-lubang resapan agar cita-cita Pak Gubernur memasukkan air ke dalam tanah bisa terealisasi segera. Bila ingin nilai tambah, bisa gotong royong membantu proyek-proyek sanitasi dan manajemen air lain sehingga makin memastikan Jakarta segera bebas banjir. Mitos bahwa Jakarta adalah kota banjir segera sirna oleh kekuatan jamaah.

Selain itu, dengan the power of ikhlas dari 3,5 juta jamaah, Pak Gubernur tidak perlu menekorkan APBD DKI sampai triliunan.

Bila jamaah reuni menyumbangkan cat dan tenaga untuk pewarnaan ibukota, mau setiap tahun ganti warna juga bisa. Hitam putih jadi warna pastel, kalau bosan ganti hijau biar segar, bosan lagi ganti warna partai bergiliran, atau untuk menunjukkan kerja sama bisa pelangi (etapi warna kombinasi pelangi ikut diboikot juga ndak ya?).

Dengan 3,5 juta pasang tangan-tangan perkasa penuh barokah membersihkan tembok-tembok Jakarta dari vandalisme tentu akan membuat Jakarta akan cling dalam sehari. Mata kita akan terbebas dari kumuhnya tembok-tembok ibukota.

Saya yakin, penghargaan-penghargaan Internasional yang diraih Surabaya seperti Lee Kuan Yew World City Prize, Global Green City PBB, Learning City UNESCO ,dan ASEAN Tourism segera akan beralih tangan ke Jakarta.

Senyum Bu Risma tak akan selebar sekarang karena akan terlalu sibuk berusaha menyaingi Jakarta. Malah bisa jadi akan ngotot memindah acara Reuni 212 yang penuh berkah itu ke Surabaya sekalian.

Itu baru sehari dengan 3,5 juta jamaah. Kalau setiap reuni dilaksanakan 2 hari, tentu lebih banyak yang bisa dilakukan, apalagi dibuat Pekan Reuni 212, seminggu penuh dengan peserta 7 juta. Wow banget pastinya.

Untuk itu saya usulkan agar reuni dilangsungkan di seluruh kota di Indonesia. Medan, Riau, Lampung, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya (biar Bu Risma nggak ngiri), Denpasar, Makasar sampai Jayapura. Putihkan dengan jubah Alumni 212 dengan Reuni 212.

Agendanya simpel saja: gotong royong bersih-bersih kota. Tentu doa bersama itu harus. Jangan pedulikan yang bilang doa bersama itu bidah. Karena sesungguhnya ini demi kemaslahatan. Agenda lain bisa dipilih seperti sudah kita bahas di atas, yang akan membuat Indonesia great again!

Jadi tolonglah, jangan hanya demen mengaitkan Reuni 212 dengan politik praktis saja. Hanya pikiran tak kreatif saja yang melulu mengaitkan reuni dengan konsolidasi pendukung salah satu capres.

Meski salah satu capres didapuk sebagai tamu kehormatan, sedangkan capres yang lain memang ditolak untuk datang. Eh.

Terakhir diperbarui pada 3 Desember 2018 oleh

Tags: 212411ansorAPBDgubernurjakartaMuhammadiyahNovel Bamukminreuni 212Risma
Ahmad Muttaqin Alim

Ahmad Muttaqin Alim

Artikel Terkait

Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO
Otomojok

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO
Ragam

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO
Ragam

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Nonton Olahraga Panahan. MOJOK.CO

Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

25 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.