Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Sisi Gelap Purwokerto: Sisi yang Tidak Terlihat karena Romantisasi Berlebihan dan Menutupi Kenyataan yang Ada

Imam Safii oleh Imam Safii
18 Maret 2025
A A
Purwokerto Punya Sisi Kelam yang Belum Terkuak MOJOK.CO

Ilustrasi Purwokerto Punya Sisi Kelam yang Belum Terkuak. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Meromantisasi Purwokerto bisa jadi hal yang wajar karena mereka tidak mengetahui secara mendalam permasalahan yang terjadi sebenarnya. 

Saya akan membuka tulisan ini dengan sebuah deklarasi. Saya adalah orang Purwokerto asli, bukan pendatang, mahasiswa yang sedang studi, atau yang kebetulan sedang staycation. Pokoknya Bukan! 

Saya juga bukan orang Sumbang, Sokaraja, Wangon, Karanglewas, atau Kembaran yang mengaku-ngaku orang Purwokerto. Dua puluh empat tahun saya tinggal di sisi Timur, tidak jauh dari Pasar Wage, pasar terbesar di kota ini. 

Memang, saat ini saya tinggal dan berkarier di Jakarta. Seluruh keluarga saya juga tinggal Jakarta. Namun, saya masih sering pulang kampung. 

Mengapa saya membukanya dengan deklarasi? Sebab, saya ingin semua argumentasi yang akan saya paparkan ini sifatnya objektif dan tidak hanya selintas pandang. Saya tidak ingin pembaca terjebak pada romantisasi yang akhir-akhir ini mulai membesar gaungnya tentang kota ini. Terlebih setelah Pandji Pragiwaksono mengatakan bahwa Purwokerto tidak istimewa jogja, tapi lebih nyaman. Benarkah demikian? Nanti dulu. 

Sudah banyak artikel yang membahas bahwa Purwokerto tak seindah polesan media. Juga isu tentang upah rendah, biaya hidup mulai mahal, lapangan pekerjaan sempit, banyaknya tukang parkir, macet, dan sederet isu lainnya. 

Tenang, artikel ini tidak akan melakukan repetisi tema. Sebagai gantinya, saya akan memberikan perspektif baru yang menguatkan bahwa kota ini tak perlu diromantisasi. 

Fokus Pemerintah Purwokerto hanya pada pembangunan fisik 

Isu pemekaran wilayah sudah lama terdengar di Purwokerto. Skemanya adalah, Purwokerto akan menjadi kota administrasi yang terpisah dari Kabupaten Banyumas. 

Artinya, Purwokerto diproyeksikan tidak lagi menjadi ibu kota kabupaten, melainkan kota mandiri dengan sistem pemerintahan kota. Sepertinya gagasan ini bukan hanya kabar angin atau isapan jempol belaka. 

Kamu bisa melihat kalau pemerintah mulai membangun wilayah kota baru yang membentang dari depan SMP N 1, tidak jauh dari Alun-Alun Kota, hingga membentang ke selatan di Jalan Gerilya. Jalan baru ini diberi nama Jalan Soekarno-Hatta. 

Berdirinya Menara Teratai sebagai maskot menjadi tonggak ekspansi baru, khususnya menjadi kota yang lebih mandiri. Gedung DPRD nantinya akan pindah dari Jalan Masjid ke daerah ini. 

Lalu, Madhang Maning Park, gedung pujasera megah juga sudah. Ini menjadi sentra nongkrong dan makan masyarakat kota. Tak cukup sampai di situ, akan berdiri pula Masjid Seribu Bulan, yang entah bagaimana progres kelanjutannya, lalu juga ada Danau Retensi. 

Jika kita mencermati betul-betul, pemerintah tidak main-main untuk menjadikan kawasan ini sebagai wilayah kota baru. Makin elok karena akan mencakup semua lini kebutuhan masyarakat. Mulai dari pusat pemerintahan, ekonomi, rekreasi, dan budaya.

Baca halaman selanjutnya: Sisi gelap Purwokerto yang tak kunjung diperbaiki.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 19 Maret 2025 oleh

Tags: Andhang PangrenanbanyumasBarlingmascakebbaturradenbioskop rajawalicilacapkabupaten banyumaspasar wage purwokertoPurwokertoRita Supermall
Imam Safii

Imam Safii

Penulis buku fiksi & non-fiksi best seller Indonesia.

Artikel Terkait

Purwokerto Adalah Kota Pungli Terbaik di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Purwokerto Layak Mendapat Penghargaan Anumerta Sebagai Kota Pungli Terbaik di Indonesia

18 September 2025
Warga Desa Nusajati, Cilacap, mengais padi sisa panen raya MOJOK.CO
Bidikan

Mengais yang Tersisa di Desa Nusajati Cilacap, Sebab “Sisa” Tak Kalah Berharga

28 Juli 2025
Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta MOJOK.CO
Esai

Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta

11 Juni 2025
Purwokerto dan Jogja Itu Nyaman Asal Kamu Banyak Uang MOJOK.CO
Esai

Purwokerto Tak Seindah Polesan Media, Sementara Jogja Tak Lagi Istimewa: Kamu Harus Kaya untuk Hidup Nyaman di 2 Kota Itu

14 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.