Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Purwokerto Layak Mendapat Penghargaan Anumerta Sebagai Kota Pungli Terbaik di Indonesia

Imam Safii oleh Imam Safii
18 September 2025
A A
Purwokerto Adalah Kota Pungli Terbaik di Indonesia MOJOK.CO

Ilustrasi Purwokerto Adalah Kota Pungli Terbaik di Indonesia. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Fenomena pungli ini sudah seterang lampu sorot stadion

Area kekuasaan jukir juga mencakup kawasan yang berada tepat di depan kantor pemerintahan. Lahan parkiran juga menjalar hingga depan kantor DPRD. 

Sangat tidak masuk akal jika orang-orang Pemda Purwokerto tidak tahu masalah kronis ini. Oleh karenanya, tidak salah jika saya katakan bahwa Pemda memang sengaja tidak mau tahu. 

Saya menduga di belakang para juru parkir liar itu ada “mafia” yang bermain dan mengendalikan arus uang. Jika Pemda terus saja bersikap apatis, bukan tidak mungkin, beberapa tahun mendatang Purwokerto akan mendapat “penghargaan anumerta” sebagai kota pungli terbaik se-Indonesia. 

Saya rasa, pernyataan ini tidak berlebihan. Siapa saja yang tinggal di Purwokerto saya kira juga akan mengaminkan. 

Sebab, polemik parkir memang sudah sampai di tahap yang sangat memprihatinkan. Di mana lahan dipijak, di sanalah pengendara dipalak. Tak peduli toko kecil atau besar, gerai ramai atau sepi, tukang parkir ada di mana-mana. Spot ATM, lokawisata, bahkan pedagang gerobak kaki lima pun ada tukang parkirnya. 

Jika saya boleh menyarankan, kalau kalian hendak menjalani slow living di Purwokerto, siapkan juga budget parkir bulanan. Sebab, membayar parkir di Purwokerto adalah sebuah keniscayaan.

Parkir liar tak berkontribusi bagi PAD Purwokerto 

Kalau parkir memberi pekerjaan bagi orang yang sedang menganggur, saya mengiyakan. Tapi, kalau uang dari tarikan parkir turut menyumbang PAD, nanti dulu. 

Pasalnya, parkir-parkir di Purwokerto lebih banyak berupa gembongan parkir liar yang sama sekali tidak terafiliasi dengan Pemda. Dan mereka seperti mendiamkan masalah ini. Maka jangan heran kalau ada warga yang curiga Pemda itu maunya cuci tangan dari masalah ini.

Kalimat “membuka lapangan kerja” dari parkir liar ini sangat mengganggu. Memang, hari ini, di Purwokerto, ada begitu banyak tukang parkir usia produktif. Makanya, saya tidak bisa 100% menyalahkan fenomena tersebut. 

Sebab, logika tukang parkir itu sederhana saja. Kalau jadi tukang parkir saja sudah mencukupi kehidupan sehari-hari, buat apa mencari kerja di luar sana? Toh hasilnya sama saja, bahkan lebih. 

Terlebih mereka juga bisa parkir dengan aman dan nyaman tanpa gangguan. Paling-paling cukup memberikan “uang keamanan”. Selebihnya beres! Jika logika semacam ini sudah menjadi mindset kolektif, apakah nantinya menjadi jukir bukan lagi pilihan terakhir? 

Pada dasarnya, Purwokerto punya masalah serius dengan sempitnya lapangan pekerjaan. Tidak adanya industri besar, rendahnya standar gaji, dan minimnya upaya Pemda untuk mencari solusi menjadi sintesis masalah yang terakumulasi. 

Tak mengherankan jika akhirnya banyak orang mengambil jalan lain. Menjadi jukir atau membuka angkringan kecil-kecilan di trotoar, misalnya. Cobalah sekali tempo berjalan-jalan malam ke Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya di kawasan Menara Teratai. 

Di sana, kita bisa menyaksikan para tukang angkringan menggelar dagangannya di trotoar. Di sepanjang jalan, puluhan tukang parkir hilir mudik mengurus motor yang datang dan pergi. 

Iklan

Tahu apa kesamaan antara si pedagang dan tukang parkir itu? Kesamaan dari keduanya adalah sama-sama liar. Pedagang liar dan tukang parkir liar. Kombinasi presisi untuk mengacaukan tata kota Purwokerto yang sudah diproyeksikan jauh-jauh hari. 

Sebuah keresahan

Izinkan saya bertanya. Apakah keberadaan jukir dan preman memang sengaja dipelihara? Jika tidak, lantas mengapa belum ada tindakan nyata untuk membenahinya? 

Saya kira, artikel semacam ini sudah bertaburan di banyak media. Di slip gaji anggota dewan juga ada tunjangan komunikasi yang bisa mereka gunakan untuk membeli kuota internet dan berselancar mencari artikel semacam ini. 

Namun, sejauh ini, keresahan dan predikat kota pungli seakan menjadi angin lalu saja. Kalau saya boleh bertanya lagi, apa prestasi Purwokerto hingga hari ini? 

Pada artikel sebelumnya, saya pernah menyatakan bahwa Pemda lebih tertarik dengan aspek-aspek pembangunan fisik. Pemda begitu mesra dengan pihak swasta sehingga kerap mengabaikan masalah-masalah fundamental yang sebenarnya harus segera dibenahi. 

Saya hanya khawatir. Jika tidak ada tindakan yang serius berkaitan dengan fenomena jukir dan pungli ini, semakin lama Purwokerto benar-benar menjadi the city of pungli. Terlebih, oknum-oknum jukir merasa aman dan nyaman. Tidak pernah ada yang mengusik mereka, kecuali preman-preman lokal. 

Purwokerto tidak bebas premanisne

Jika hendak head to head dengan Jogja, Purwokerto memang tidak ada gerombolan klitih, para begal tengik dan meresahkan. Meski begitu, bukan berarti kota ini bebas premanisme. 

Premanisme tetap ada, hanya dalam bentuk yang lebih soft dan terselubung. Premanisme di Purwokerto biasanya terjadi di kawasan pasar dan tempat-tempat potensial untuk berjualan. Tarikan demi tarikan mengatasnamakan uang keamanan seakan menjadi hal biasa yang cukup untuk ditoleransi. 

Apakah tulisan ini berusaha untuk menyudutkan? Bisa iya, bisa juga tidak. Tergantung dari perspektif mana kita melihatnya. Jika ada yang mengatakan apa solusi yang bisa ditawarkan, saya akan menjawabnya dengan sebuah banyolan. 

Rakyat menggaji pemerintah melalui pajak agar mereka bekerja dengan cara memikirkan solusi atas sebuah permasalahan. Andaikan rakyat juga yang memberikan solusi atas masalah yang sedang terjadi, bukankah itu artinya pemerintah makan gaji buta? Apakah kita sebagai rakyat rela? 

Kalau di artikel sebelumnya saya memberikan saran, di artikel ini saya justru ingin mendorong Pemda Purwokerto agar berpikir dan segera mengambil tindakan. Gunakan logika dan daya pikir untuk merumuskan solusi atas masalah ini. 

Hal yang tak kalah pentingnya adalah adanya aksi, bukan hanya retorika semata. Jika mahasiswa semester akhir sibuk dan kebingungan mencari masalah yang hendak diteliti dan dipecahkan, Pemda justru sudah mengantongi masalah yang siap dikaji dan dicarikan solusi terbaiknya. 

Tak perlu mencari-cari lagi. Kepada Pemda, selamat bekerja dan menemukan solusi paling baik untuk kita bersama. Tabik!

Penulis: Imam Safii

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Purwokerto Adalah Daerah Paling Aneh karena Bukan Kota, Kurang Pas Disebut Kabupaten, Apalagi Menjadi Kecamatan. Maunya Apa, sih? dan catatan meresahkan lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 18 September 2025 oleh

Tags: alun-alun Purwokertojukir Purwokertoparkir liarparkir liar PurwokertoPemda PurwokertoPurwokertoslow living Purwokerto
Imam Safii

Imam Safii

Penulis buku fiksi & non-fiksi best seller Indonesia.

Artikel Terkait

Malioboro Jogja Sakit Parkir Nuthuk, Pemkot Cuma Diam Saja? (Unsplash)
Pojokan

Nama Baik Kawasan Wisata Malioboro Jogja Rusak karena Kejahatan Parkir Nuthuk, Bikin Emosi Wisatawan dan Muak Warga Lokal karena Didiamkan

20 Juli 2025
Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta MOJOK.CO
Esai

Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta

11 Juni 2025
Purwokerto Punya Sisi Kelam yang Belum Terkuak MOJOK.CO
Esai

Sisi Gelap Purwokerto: Sisi yang Tidak Terlihat karena Romantisasi Berlebihan dan Menutupi Kenyataan yang Ada

18 Maret 2025
Purwokerto dan Jogja Itu Nyaman Asal Kamu Banyak Uang MOJOK.CO
Esai

Purwokerto Tak Seindah Polesan Media, Sementara Jogja Tak Lagi Istimewa: Kamu Harus Kaya untuk Hidup Nyaman di 2 Kota Itu

14 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.