Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Puasa Ramadan dan Cerita yang Tak Banyak Kita Tahu

Muhammad Iqbal oleh Muhammad Iqbal
6 Mei 2019
A A
Hikayat-2019 - Mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Satu bulan sebelum Ramadan, Nabi Muhammad bertanya ke seorang Yahudi yang berpuasa kenapa ia puasa. Dijawab, “Ini hari di mana Allah menyelamatkan Musa.”

“Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

Di dalam bulan Ramadan terdapat ‘malam kemuliaan (lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan’ (QS. Al-Qadr [97]: 3). Begitu sakralnya periode mulia ini sebenarnya merupakan salah satu tradisi yang diwarisi Islam dari kebudayaan bangsa Arab.

Kalangan Mutahannifun (penganut tradisi agama Hanif/Ibrahim) sudah ada yang konsisten melaksanakan tradisi itu, di antaranya adalah Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad saw.

Sebuah informasi dari kalangan sejarawan menyebutkan bahwa Abdul Muthalib sering mengecangkan kain sarung (yang membelit pinggangnya), lalu bertolak menuju Goa Hira’ untuk berkhalwat di sana, serta menginstruksikan agar menjamu kaum miskin selama sebulan.

Begitu juga Zaid bin Amr bin Nufail, paman Umar bin Khaththab r.a., termasuk salah seorang penganut tradisi agama Ibrahim ini (Karim 2003: 8-9).

Hari Minggu (Ahad), 1 Ramadan tahun ke-2 Hijriah, bertepatan dengan 26 Februari 624 Masehi, adalah Ramadan perdana bagi umat muslimin berpuasa. Namun, ada yang berpendapat bahwa kewajiban puasa Ramadan diumumkan oleh Rasulullah saw. pada hari Senin, 1 Sya’ban 2 H.

Menurut Ibn Jarir, pada tahun tersebut puasa Ramadan diwajibkan. Ada yang berpendapat bahwa puasa Ramadan disampaikan kewajibannya di bulan Sya’ban pada tahun yang sama.

Lalu dikisahkan ketika Nabi Muhammad tiba di Kota Madinah, beliau menjumpai kaum Yahudi yang berpuasa pada bulan Asyura. Nabi Muhammad bertanya kepada mereka, mereka pun menjawab.

“Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan bala tentara milik Fir’aun.”

Lantas Nabi bersabda, “Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian.”

Maka, Nabi berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Hadis ini disebutkan di dalam kedua kitab shahih karya Ibn Abbas (Al Baghdady 2012: 1-2).

Ibn Jarir mengisahkan, “Di tahun ini orang-orang diperintahkan untuk menunaikan zakat fitrah. Ada yang berpendapat bahwa Rasulullah berkhutbah di hadapan orang-orang satu hari atau dua hari sebelum hari raya Idulfitri, dan memerintahkan mereka untuk menunaikan zakat fitrah.”

Ibn Jarir menambahkan, “Pada tahun ini Nabi saw. melaksanakan sembahyang ‘id, dia ke luar bersama pengikutnya menuju tempat sembahyang. Itulah sembahyang ‘id pertama yang Muhammad laksanakan. Orang-orang membawa bayonet menghadap Rasulullah. Bayonet itu milik Zubair yang dihadiahkan oleh Raja Najasyi kepadanya. Dan selanjutnya bayonet itu biasa dibawa ke hadapan Nabi saw. pada pelaksanaan sembahyang ‘id” (Al Baghdady 2012: 4).

Iklan

Manusia pada dasarnya diciptakan sebagai makhluk yang baik. Allah Swt. memberi manusia komponen diri untuk digunakan sebagai penjaga kemuliaan diri, seraya terus memperbaiki diri menuju derajat yang lebih baik. Kemudian manusia pun mengalami pergulatan hidup karena kehidupan di muka bumi.

Banyak tantangan dan godaan yang akan selalu melingkupi kehidupan manusia. Dunia memang tidaklah hampa, melainkan jamak dengan puspa warna. Justru kebinnekaan hidup itulah yang selanjutnya mendorong manusia bergumul dengan kehidupan.

Di bulan Ramadan inilah sesungguhnya “lahan” menyemai bagi manusia untuk mewujudkan dirinya sebagai khalifatullah. Rasulullah saw. mengingatkan, “Dunia adalah tempat menyemai bagi kelak kehidupan di akhirat”.

Dalam pelatihan batin seperti puasa Ramadan, lazim dikenal beberapa instrumen pelatihan dalam rangka memberdayakan kedirian manusia.

Ibaratnya ketika membangun sebuah bisnis, tentu seseorang memerlukan manajemen agar usahanya berjalan dengan lancar. Demikian halnya, lebih-lebih ikhtiar memberdayakan diri.

Di era kiwari memang sudah cukup banyak upaya pelatihan diri. Kenyataan itu menjadi petunjuk bahwa manusia kini sudah begitu sadar untuk meninggalkan potensi dirinya, terutama yang berkelindan dengan kebutuhan praktis.

Tentu saja, semua itu karena yang menjadi inti pemberdayaan sesungguhnya harus bertumpu pada manusianya, bukan berfokus kepada sistemnya. Apabila manusianya berkarakter unggul, sistem apa pun akan mudah disusun dan dikerjakan.

Said Aqil Siradj meneroka bahwa dalam jagat rohaniah, manusia memiliki beberapa ornamen. Di antaranya, qalb dan dhamir. Biasanya qalb diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai “hati”.

Akan tetapi, makna sebenarnya bukanlah merujuk pada segumpal daging yang terletak di dalam rongga tubuh manusia, tetap lebih menunjuk pada sesuatu yang bersifat rohani yang metafisik dan bukan jasmaniah.

Qalb itulah yang juga sering disebut sebagai “mata hati” (eye of heart) atau bashirah. Bashirah mempunyai potensi untuk melihat kebaikan dan keburukan. Bashirah adalah ruang dalam diri manusia yang dapat menyeleksi antara yang baik dan buruk. Bashirah merupakan alat pendeteksi yang dianugerahkan Allah Swt. untuk manusia (Siradj 2015: 142).

Apabila bashirah hanya dapat melihat dan memilah antara yang baik dan buruk, dhamir berfungsi memotivasi manusia untuk berbuat kebaikan dan menjauhi hal-hal yang buruk.

Oleh sebab itu, dhamir juga dapat diartikan sebagai moral. Nah, jika dilihat dari sisi kualifikasi, konteks, dan batasannya, dhamir (moral) dapat dibagi menjadi tiga.

Pertama, dhamir ijtima’i, yaitu moralitas yang terbentuk karena lingkungan dan bersifat sosial. Di sini moralitas lahir sebagai kesepakatan secara sosial.

Kedua, dhamir qonuni ialah moralitas yang terbentuk karena norma-norma dan pelbagai ketentuan yang berlaku serta bersifat legal.

Ketiga, dhamir dini, yakni moralitas berdasar petunjuk agama (Siradj 2015: 143).

Arkian, puasa pada dasarnya merupakan pekerjaan dhamir, baik dhamir ijtima’i, dhamir qanuni, maupun dhamir dini. Di dalam puasa terkandung pelbagai aspek yang tidak terbatas pada masalah keagamaan saja, tapi juga norma dan sosial.

Tatkala kita berpuasa (baik di bulan Ramadan atau puasa sunah biasa), berniat saat malam untuk menahan diri dari makan dan minum serta berbagai hal-hal yang keji hanya karena Allah, maka seharusnya ia juga akan menjaga kestabilan lingkungan, keamanan, dan ketertiban.

Semangat Ramadan ini lah yang sebaiknya bikin kita mensyukuri anugerah keberagaman. Bahwa yang satu hanya Tuhan, sementara makhluknya malah harus puspa ragam. Kecuali kalau makhluk-Nya merasa dirinya tuhan.


Sepanjang Ramadan MOJOK.CO akan menampilkan kolom khusus soal hikayat dan sejarah peradaban Islam dari sejarahwan Muhammad Iqbal.

Terakhir diperbarui pada 27 April 2021 oleh

Tags: #hikayatnabi muhammadPuasaRamadan
Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

Editor Marjin Kiri. Dosen IAIN Palangka Raya. Sejarahwan ngoyot.

Artikel Terkait

Perang sarung dulu buat seru-seruan kini jadi tindakan kriminal MOJOK.CO
Ragam

Perang Sarung Kini Jadi Tindakan Kriminal, Apa Sih yang Sebenarnya Para Remaja Ini Perlukan?

13 Maret 2025
Maulid Nabi dan Haul di Ponpes MALNU Pusat Menes: Momentum Umat Meneladani Keteguhan Nabi Muhammad dan Para Ulama.MOJOK.CO
Sosial

Maulid Nabi dan Haul di Ponpes MALNU Pusat Menes: Momentum Umat Meneladani Keteguhan Nabi Muhammad dan Para Ulama

21 September 2024
anak sma dari jogja ngajar ngaji di jepang.MOJOK.CO
Aktual

Anak SMA dari Jogja Dakwah di Jepang Selama Ramadan, Emak-emak Semangat Minta Diajar Ngaji Sampai Tengah Malam

3 April 2024
Minta Tanda Tangan Imam di Ramadan itu Merepotkan MOJOK.CO
Ragam

Minta Tanda Tangan Imam di Bulan Ramadan, Kegiatan yang Pernah Dianggap Imam Masjid Merepotkan dan Membuang Waktu

28 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.