Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Prabowo Subianto Hampir Pasti Menjadi Presiden pada Pilpres 2019

Puthut EA oleh Puthut EA
9 Agustus 2017
A A
170809 ESAI PRABOWO subianto Mojok

170809 ESAI PRABOWO subianto Mojok

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dalam berpolitik, ketangguhan dan sifat ngotot itu penting. Keduanya dimiliki oleh politikus Prabowo Subianto. Namun bisakah modal itu, bersama modal politik lain, membawa Prabowo menduduki kursi Presiden pada 2019?

Pada Pilpres 2014 lalu, Prabowo hampir dipastikan menjadi Presiden. Berbagai jajak pendapat mengunggulkan namanya. Mahfud MD yang kala itu juga populer karena terobosannya sebagai ketua MK, menyusul di nomor dua. Tapi mendadak situasi berubah ketika nama Jokowi dimunculkan. Pelan tapi pasti, Jokowi menyalip Prabowo, dan akhirnya kita semua tahu siapa yang menjadi Presiden RI.

Usai Pilpres, manuver oposan yang dipimpin langsung oleh Gerindra sempat menguat. Tapi satu persatu, kekuatan oposisi mulai berbalik. Prabowo-Gerindra nyaris terasing bersama PKS di luar pagar kekuasaan. Oposisi menjadi lesu dan kurang darah.

Tapi politik kembali menggeliat ketika Pilgub DKI digelar. Kemenangan Anies-Sandi, mengerek kembali pamor Gerindra dan Prabowo. Dalam berbagai jajak pendapat, Gerindra mulai memepet PDIP; dan Prabowo, yang sebelumnya jauh di bawah Jokowi, kembali menempel ketat inkamben.

Di titik inilah, Prabowo tampaknya menemukan kepercayaan diri kembali. Pilkada serentak yang akan digelar tahun depan (2018), menjadi titik pijak Prabowo selanjutnya.

Di Jabar, jika melihat tren yang terjadi, hampir bisa dipastikan koalisi Gerindra dan PKS akan menang. Sebelumnya, di Jawa, Gerindra sudah memenangi dua provinsi. Selain DKI Jakarta, calon yang diusung salah satunya oleh Gerindra juga menang di Banten, mengalahkan calon yang diusung PDIP.

Jika Jabar hampir dipastikan dimenangi oleh calon yang nanti diusung oleh Gerindra-PKS, pertaruhan Prabowo tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tampaknya, untuk Jateng, Gerindra akan sulit menang. Sementara di Jatim, sejak awal Gerindra bersiap melawan Gus Ipul, yang sudah diusung PKB dan kemungkinan besar juga diusung PDIP.

Pertarungan besar di Jawa inilah yang akan kembali menentukan apakah Prabowo bakal kembali berlaga dalam Pilpres 2019 atau tidak. Jika Jabar menang, dan Jatim juga menang, hampir pasti popularitas Prabowo akan makin naik. Gerindra akan makin mendulang banyak suara.

Bersiap di laga panas itulah sebetulnya salah satu poin yang kemungkinan dibahas dalam pertemuan politik antara Prabowo dengan SBY, selain merespons Undang-Undang Pemilu. Pertemuan ini, diakui atau tidak, mendapatkan perhatian publik yang besar, dan menggetarkan lantai kekuasaan.

Kita semua mungkin mafhum, pemerintah sedang dalam keadaan sangat repot. Partai-partai mulai ‘bertingkah’ dan membuat manuver politik. Sementara partai yang nisbi stabil seperti Golkar, sedang dalam amukan badai setelah ketumnya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Belum lagi soal kebiasaan rakyat Indonesia dalam menghukum parpol penguasa. Ditambah lagi, situasi ekonomi dalam masa pancaroba.

Gerindra tahu persis, Demokrat butuh waktu untuk bangkit setelah terseok di Pileg 2014 dan Pilgub DKI 2017 ini. Demokrat sedang dalam proses berbenah sehingga paling banter partai besutan SBY ini hanya akan memasang Cawapres pada Pilpres 2019. Potensi ini hanya memungkinkan jika dia berkoalisi dengan Gerindra dan PKS. Sementara itu, Gerindra sangat membutuhkan Demokrat di Jawa Timur untuk menghadang kemenangan calon yang diusung PDIP. Bagaimanapun, Jawa Timur adalah kampung halaman SBY.

Di luar perhitungan di atas, ada beberapa faktor yang harus dilihat dalam kemungkinan pencapresan Prabowo. Pertama, jika berlaga lagi, dia mengukir rekor sebagai orang yang paling sering menjadi capres. Dalam tarung terbuka, setidaknya dia akan 3 kali bertarung. Keempat kali jika lewat jalur konvensi Partai Golkar pada tahun 2004 dihitung.

Bertarung 3 kali memiliki beberapa dampak. Dalam makna negatif, tentu ini menjadi beban psikologis yang berat. Butuh mental yang kuat untuk bersiap kalah 3 kali. Terlebih, usia Prabowo sudah masuk kategori sepuh yakni 67 tahun pada 2019 nanti.

Dalam makna positif, pengalaman dan jam terbang Prabowo kian matang dan bertambah. Perhitungannya akan makin tanak, jeli, dan cermat. Artinya, kalau maju lagi, dia sudah berhitung bakal menang. Dan keyakinan-keyakinan itu akan makin dimatangkan pada Pilkada serentak 2018.

Iklan

Kalau hasilnya positif, di Jabar dan Jatim menang, lalu dia dipasangkan dengan Agus Yudhoyono, dan PDIP sebagai partai penguasa masih terbata-bata dalam membaca dan merespons realitas politik, kemungkinan besar Prabowo akan menang.

Ada satu faktor yang jarang dilihat oleh para analis politik di Indonesia. Di bawah sadar kebanyakan masyarakat, ada toleransi dan simpati kepada orang yang tidak mudah putus asa.

“Sudah 3 kali nyalon, kali ini biar Pak Prabowo saja yang saya pilih. Kasihan. Pak Jokowi kan sudah pernah jadi Presiden. Kali ini gantian dulu.”

Psikologi masyarakat seperti itulah yang luput dari pemindaian para analis, komentator, dan pemerhati politik di Indonesia, tapi tidak akan luput dari perhatian Kepala Suku Mojok.

Salah satu kerja politik adalah menaikkan derajat dari kemungkinan menuju kepastian. Dalam kasus ini, Prabowo pasti bakal memenangi laga melawan Jokowi jika di Pilpres nanti suara Prabowo di atas suara Jokowi.

Lha bagaimana kalau suara Prabowo di bawah Jokowi? Lha ya Prabowo jelas kalah. Gitu saja kok ditanya.

Atau ada kemungkinan lain. Karena PDIP pusing dengan keliaran manuver parpol-parpol mitra koalisinya, dan Prabowo tak sanggup menerima risiko kalah lagi, maka PDIP dan Gerindra bisa bergandengan tangan. Jokowi jadi Capres. Prabowo jadi Cawapres. Gegeran politik selesai. Dan judul di atas tinggal diganti: Prabowo Hampir Pasti Menjadi Wakil Presiden pada Pilpres 2019. Tak jadi Presiden, jadi wakil pun tak mengapa. Daripada tidak jadi apa-apa, sementara usia makin menua. Toh jadi Wakil Presiden tetaplah jabatan prestisius, dan ikut memegang kekuasaan.

Wah, apa mungkin hal itu terjadi? Di negeri ini, apa sih yang tidak mungkin? Wong nandur pari saja bisa thukul suket teki, je ….

Terakhir diperbarui pada 9 Agustus 2017 oleh

Tags: Gus IpuljokowiPrabowo Subianto
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Prabowo-Gibran.MOJOK.CO
Aktual

7 Alasan Mengapa Satu Tahun Masa Kepemimpinan Prabowo-Gibran Layak Diberi Nilai 3/10

20 Oktober 2025
makan bergizi gratis MBG.MOJOK.CO
Aktual

Omon-Omon MBG 99 Persen Berhasil, Padahal Amburadul dari Hulu ke Hilir 

19 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.