Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Duka di Sumbu Filosofi: Jerit Pilu PKL Malioboro yang Dipermainkan dan Diadu dengan Sesama Rakyat Jogja Hanya Demi Sebuah Kepastian

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
8 Februari 2025
A A
PKL Malioboro Dipermainkan, Diadu dengan Sesama Rakyat Jogja MOJOK.CO

Ilustrasi PKL Malioboro Dipermainkan, Diadu dengan Sesama Rakyat Jogja. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sumbu filosofi penuh duka. Nasib PKL Malioboro dipermainkan, diadu dengan sesama rakyat Jogja, hanya demi sebuah kepastian hidup. 

Belum genap 2 bulan 2025 berjalan, sudah terdengar jeritan pilu di Jogja. Bukan di antara gang sempit berbau kemiskinan, tapi di tengah ingar bingar sumbu filosofi kesukaan UNESCO. PKL eks-Pedestrian Malioboro yang lelah dipermainkan sedang dihajar. Bukan oleh penjajah asing, namun oleh sesama rakyat.

Rakyat melawan rakyat, di hadapan gedung perwakilan rakyat. Ketika monarki sibuk memoles sumbu filosofi, para PKL meminta kepastian. Kenapa mereka harus tergusur (lagi)? Kenapa mereka jadi bola yang dioper sana-sini? Kenapa mereka tidak boleh berniaga dengan damai? Alih-alih bahagia, mereka ditumbalkan saudara sendiri.

“Tidak ada orang miskin di sumbu filosofi,” janji pemerintah. Memang benar, karena mereka saling menghajar. Demi mimpi kota yang molek, orang miskin ditendang.

Dua tahun yang kelabu bagi PKL Malioboro Jogja

Saya teringat momen terakhir para PKL Malioboro terusir dari pedestrian Malioboro pada 2022. Suara mendukung penggusuran ini memang kelewat kencang. Banyak yang sepakat, Malioboro harus rapi dan tertata. Belum lagi narasi para PKL “merampok” deretan pertokoan. Tapi di balik penataan, saya menyaksikan kebingungan yang haru.

Satpol PP minta maaf karena menjalankan tugas. Pedagang bingung mengatur ulang display dagangan. Pengunjung kebingungan dengan riuh di pusat pariwisata. Semua yang terjadi di lapangan, semua (harus) patuh pada Surat Edaran Gubernur DIY Nomor 3/SE/1/2022.

Akhirnya pemerintah merelokasi PKL Malioboro di Teras Malioboro 1 dan 2. Malioboro benar-benar berganti rupa. Namun relokasi ini memang tidak pernah mulus. Berkali-kali masalah muncul. Dari atap yang bocor, banjir di lantai dua Teras Malioboro 1, sampai hilangnya pendapatan. Pemerintah Jogja mungkin lupa untuk membantu PKL setelah direlokasi. Bukan dana, namun membantu menghidupkan pusat PKL baru ini.

Relokasi kembali tanpa memikirkan nasib

Tidak ada penyelesaian masalah. Yang ada malah wacana pemindahan yang karut marut. Para PKL Malioboro kembali diminta (baca: dipaksa) pindah ke Teras Malioboro Timur dan Barat. Padahal, selepas relokasi pertama, belum semua PKL yang resmi sebagai anggota Koperasi Tri Dharma mendapatkan hak-nya.

UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta dituding tidak transparan dalam pengundian lapak. Pemerintah juga dinilai abai dalam melindungi hidup dan hak para PKL. Namun, pemerintah Jogja tegas menyatakan bahwa relokasi tidak bisa lagi ditunda.

Pemerintah menjanjikan diskusi untuk mencapai mufakat. Namun, malam 7 Februari 2025, 2 tahun sejak relokasi pertama, tidak ada diskusi. Yang ada adalah ketegangan. Malam itu, sumbu filosofi menjadi tempat rakyat diadu dengan rakyat.

Baca halaman selanjutnya: Rakyat diadu, penguasa diam. Itulah Jogja.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 8 Februari 2025 oleh

Tags: Jogjakerusuhan PKL Malioboromalioboropkl malioboroPKL Malioboro Jogjasumbu filosofiteras malioboroUNESCO
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, saya tidak peduli.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik

27 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Nonton Olahraga Panahan. MOJOK.CO

Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

25 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.