Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Duka di Sumbu Filosofi: Jerit Pilu PKL Malioboro yang Dipermainkan dan Diadu dengan Sesama Rakyat Jogja Hanya Demi Sebuah Kepastian

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
8 Februari 2025
A A
PKL Malioboro Dipermainkan, Diadu dengan Sesama Rakyat Jogja MOJOK.CO

Ilustrasi PKL Malioboro Dipermainkan, Diadu dengan Sesama Rakyat Jogja. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Malam mencekam di sumbu filosofi Jogja

Sayang sekali, malam itu saya tidak dapat bersolidaritas. Saya hanya bisa memantau kawan-kawan yang ada di Jalan Malioboro Jogja. Mas Dinta Yuliant, salah satu kawan serikat yang bersolidaritas, bercerita tentang malam mencekam itu.

Semua diawali saat sore. Awalnya, massa aksi dan aparat sama-sama tertib. Tapi tidak berselang lama, segerombol orang yang mengaku juru parkir dan tukang becak mendatangi. Mereka berteriak-teriak meneror massa aksi PKL Malioboro. Tapi masih sempat dihadang oleh aparat kepolisian.

Kejadian serupa terulang lagi saat istirahat salat Isya. Gerombolan tadi kembali meneror. Tidak hanya berteriak, namun kali ini mereka menyerang para PKL Malioboro yang berniat masuk ke gedung DPRD. 

Gerombolan tadi mengaku massa aksi mengganggu aktivitas parkir mereka. Walaupun sudah diketahui bahwa pada pukul 18:00, tidak ada kendaraan yang melintas di Malioboro.

Setelah masuk ke dalam gedung DPRD DIY, gerombolan yang mengaku juru parkir melakukan pengepungan. Massa aksi sendiri meminta agar ada perwakilan DPRD yang menemui mereka. 

Namun, hingga pukul 20:00, tidak ada satupun perwakilan DPRD yang menemui. Akhirnya massa aksi membuat pernyataan sikap dan membubarkan diri dengan pengawalan ketat dari kepolisian.

Rakyat lawan rakyat di sumbu filosofi Jogja

Mendengar kisah itu, rontok hati ini. Di tengah ingar-bingar Malioboro yang romantis, sesama rakyat sedang disabung. Mereka yang punya kuasa bahkan tidak mau menemui. Sumbu filosofi tetap digaungkan sebagai berlian Jogja. Meskipun harus menyisakan duka lara, seperti semalam.

Mas Dinta memandang ini semua adalah ironi yang membuat miris. Namun itulah kenyataan yang ada di sumbu filosofi Jogja. Dari matanya sendiri, dia melihat rakyat yang berjuang harus berhadapan dengan sesamanya. Karena nyatanya, kemiskinan tetap merajalela di Malioboro dan sumbu filosofi Jogja.

Saya memahami fakta itu. Bayangkan, aksi PKL Malioboro yang memperjuangkan hak mereka dilawan sesama warga. Padahal, yang mereka tuntut bukanlah kerakusan. 

Menurut @suaramalioboro, mereka menuntut adanya jaminan selepas relokasi. Juga transparansi data relokasi karena masih ada yang tidak dapat hak lapak. Namun, lebih penting, mereka menuntut tata kota yang partisipatif dan demokratis. Serta menolak wacana warisan budaya dunia yang menggusur rakyat.

Namun apa lacur, perjuangan PKL Malioboro malah dihadang sesama rakyat. Mereka berebut sesuap nasi di tengah sumbu filosofi yang entah apa manfaatnya. Bahkan harus menghadapi serangan ketika meminta kejelasan.

Warisan budaya dunia yang penuh duka bagi PKL Malioboro

Keberlanjutan nasib PKL Malioboro segelap ringroad barat. Ancaman pencabutan hak guna lapak sudah meneror mereka yang belum genap sebulan direlokasi. Mungkin dikira mudah untuk pindah dan berdagang. 

Tapi, modal dan biaya operasional di tempat baru belum terpikirkan. Masih juga disibukkan dengan adaptasi dan, yang sudah pasti, situasi tidak tentu di Teras Malioboro yang baru.

PKL Malioboro sudah menurut, meskipun sulit, pada pemerintah Jogja. Dari skema dan proses pembangunan, mereka sumonggo kerso pada pemegang kekuasaan. Namun yang diperoleh tidak sesuai harapan. Dari lapak yang harus dipakai 2 pedagang, sampai hilangnya jatah 15 PKL yang diduga diambil pihak nakal.

Iklan

Jika menyalahkan para PKL Malioboro yang “tidak tertib”, kenapa Jogja membiarkan mereka berpuluh-puluh tahun? Jika demi kota yang tertata dan layak jadi warisan budaya, kenapa harus mewariskan ketidakpastian pada mereka? Jangan lupa, mereka ikut hadir dalam dinamika Malioboro. Mereka ikut mengubah Malioboro dari jalur pertokoan menjadi romantis dan ngangenin.

Jika melihat dossier awal usulan Kawasan World Heritage UNESCO, PKL menjadi bagian penting dari Malioboro. Namun mereka harus menyingkir demi garis imajiner yang penuh imajinasi. Imajinasi kemakmuran, kemuliaan, dan keharmonisan monarki.

Apa lagi setelah ini? Siapa lagi yang akan disabung di sumbu filosofi? Rakyat Jogja mana lagi yang harus mengemis kepastian dan kesejahteraan pada pengayom? Mungkin semua terlambat. Sumbu filosofi yang sejatinya warisan budaya dunia hanya mewariskan duka lara bagi rakyat Jogja.

Penulis: Prabu Yudianto

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Detik-detik Terakhir PKL di Malioboro, Mendengar Suara Sumbang Para Pedagang dan kenyataan pahit lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 8 Februari 2025 oleh

Tags: Jogjakerusuhan PKL Malioboromalioboropkl malioboroPKL Malioboro Jogjasumbu filosofiteras malioboroUNESCO
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, saya tidak peduli.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.