Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Pengalaman Berurusan dengan Polisi Prancis yang Tegas dan Humanis

Yang saya temui, kebetulan, ramah dan tegas. Namun, ada juga polisi Prancis yang nyebelin.

Bachtiar W. Mutaqin oleh Bachtiar W. Mutaqin
21 Oktober 2021
A A
Pengalaman Berurusan dengan Polisi Prancis yang Tegas dan Humanis MOJOK.CO

Pengalaman Berurusan dengan Polisi Prancis yang Tegas dan Humanis MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Polisi Prancis yang saya temui kebetulan ramah dan tegas. Namun, ada juga yang oleh warga diledek dengan istilah Fédération Lamentable des Imbéciles Casqués.

Suatu hari saat libur Natal tahun 2014 di Prancis, saya dan istri dimintai tolong oleh guru kami untuk tinggal di rumahnya sementara dia merayakan Natal bersama orang tuanya di Prancis Selatan. Waktu itu, beliau masih tinggal di Savigny-sur-Orge, desa kecil di selatan Kota Paris, dekat dengan bandara Paris-Orly.

Saat sedang asyik masak untuk makan siang, tiba-tiba ada pesan masuk dari kawan kami yang asli mBantul, Mbak Sundari namanya. Dia bilang kalau ingin berdiskusi secara tatap muka dengan kami. Saya pun segera membalas pesannya, “Saya sedang di rumahnya Pak Guru di Savigny. Kalau kamu mau ke sini, nanti tak kirim alamatnya.” Sundari menyanggupi dan menyatakan kalau dia akan sampai dalam 40 menit.

Setelah Sundari sampai di rumah Pak Guru, selang 10 menit tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Istri saya yang tadi membukakan pintu dengan tergopoh menghampiri saya di dapur. “Mas, itu ada tiga polisi di depan. Tolong kamu aja yang ngadepin, bahasa Prancis kamu kan lebih lancar dari aku,” ucapnya panik. Saya dengan bingung pun segera mengelap tangan dan menuju ke pintu depan.

“Siang Pak Polisi, ada keperluan apa ya?” Tanya saya pada salah satu dari mereka.

“Siang Pak. Maaf sudah mengganggu, ya. Kami mau tanya, apakah Anda melihat ada orang mencurigakan yang masuk ke rumah ini sekitar 10-15 menit yang lalu?”

“Wah, nggak ada, Pak. Kami dari tadi ya cuma bertiga di rumah. Nggak ada siapa pun selain saya, istri, dan teman kami ini,” jawab saya grogi sambil memperhatikan dua polisi lain yang sedang mengelilingi rumah Pak Guru seperti sedang mencari sesuatu.

“Baik kalau begitu Pak. Oh iya, ngomong-ngomong apakah saya boleh lihat identitas Anda, s’il vous plaît (tolong)?”

Saya mengambil KTP Prancis di dompet dan menyodorkan ke polisi itu sambil menjelaskan, “Tentu saja, Pak. Oh iya, ini rumah Pak Guru saya di Sorbonne, saya mahasiswanya. Saat ini beliau lagi liburan dan meminta saya untuk menjaga rumahnya.”

“Terima kasih, ya Pak, mohon maaf mengganggu. Tadi kami menerima laporan dari warga bahwa ada orang mencurigakan yang masuk ke rumah ini. Makanya kami bergegas ke sini menemui Anda. Karena sepertinya tidak ada masalah, kami izin pamit, Pak, Bu, semoga hari kalian menyenangkan,” ucap polisi muda itu sambil mengajak kedua rekannya pergi.

Setelah ketiga polisi itu masuk mobil, saya segera masuk dan menghampiri Sundari. Tentu saja karena sejak awal saya sudah mbatin dan mengetahui penyebab maupun siapa yang sebenarnya dimaksud oleh si warga pelapor maupun polisi tadi. Iya, siapa lagi kalau bukan salah satu warga asli Bangunjiwo: Sundari.

Hasil interogasi kepada Sundari membenarkan hipotesis saya. Ternyata gestur tubuhnya saat mencari nomor rumah Pak Guru sangat mencurigakan dan mirip dengan gerak-gerik pembobol rumah kosong. Ya pantes saja tetangga ada yang lapor polisi. Hadeeeh, cah mBantul… Bikin mak deg mak tratap saja.

Tapi ada kesan kuat yang saya tangkap dari polisi Prancis tadi, yaitu sikapnya yang ramah. Meskipun mungkin ketiga polisi tersebut punya kekuatan untuk memaksa masuk dan memeriksa ke dalam rumah, misalnya, namun mereka tidak melakukannya. Kami hanya berdiskusi santai di pintu depan, cek identitas dilakukan secara sukarela dan cukup dengan KTP, tanpa ada adegan mereka memaksa untuk memeriksa hape saya atau dengan tindak pemaksaan lainnya.

Pengalaman kedua saya dengan polisi Prancis juga mengonfirmasi hal tersebut….

Iklan

Musim semi 2016, tetangga apartemen saya di Paris yang bernama Ariel, melaporkan laptopnya yang hilang ke polisi. Saat dia sedang menjelaskan kronologinya ke polisi, tiba-tiba Pak Guru (iya, orang yang rumahnya didatangi polisi gara-gara Sundari cah mBantul tadi) mampir seusai joging di sekitar apartemen kami dan dia berhasil mengungkap siapa pelakunya dengan sukses.

Sebagai informasi, apartemen saya dan Ariel itu bersebelahan dengan model bangunan yang sama persis. Bedanya hanya pada posisi pintunya saja. Pintu kami saling berimpitan, di mana punya saya ada di sisi timur bangunan dan punya Ariel di sisi barat.

Nah, saat berangkat joging, Pak Guru ternyata mampir juga ke apartemen kami. Dia numpang ke toilet di apartemen kami, dan sebelum lanjut joging, dia masih sempat memindahkan posisi laptop yang awalnya ada di atas meja kerja ke lokasi yang baru, yaitu di bawah sofa. Sayangnya, dia melakukan semua itu di apartemennya Ariel, bukan di apartemen saya seperti yang dia duga.

Setelah mendengarkan penjelasan dan permohonan maaf dari Pak Guru, polisi yang sedari tadi mencatat hanya menghela nafas. Kalau saya yang jadi polisi itu, pasti sudah mengeluh dan misuh dalam hati. Tapi ya gimana lagi, prosedur di Prancis emang gitu. Semua laporan, termasuk yang bagi kita orang Indonesia mungkin termasuk urusan sepele, harus segera ditindaklanjuti tanpa perlu menunggu viral dulu.

Meskipun demikian, tidak jarang polisi Prancis diejek oleh warganya. Jadi kalau di Prancis, ada beberapa nama lain dari polisi (la police), salah satunya adalah le flic. Kalau kalian masukkan kata itu ke Google Translate, artinya adalah ‘polisi’. Tapi bagi sebagian warga Prancis, flic itu adalah singkatan dari Fédération Lamentable des Imbéciles Casqués.

Untuk yang ini saya nggak mau menerjemahkan. Takut. Nanti Instagram saya di-DM sama humas polisi, dimarahin, terus disuruh ke Polda Prancis Tengah pukul 10 pagi.

BACA JUGA Camkan Ini, Polisi Nggak Boleh Periksa Hape Warga Sipil tanpa Surat Perintah dan kisah menarik lainnya di rubrik ESAI.

Terakhir diperbarui pada 21 Oktober 2021 oleh

Tags: kehilangan laptopktplaporan wargaPolisipolisi periksa hapepolisi prancis
Bachtiar W. Mutaqin

Bachtiar W. Mutaqin

Bapak-bapak yang jadi guru Geografi di Bulaksumur.

Artikel Terkait

rkuhap, kuhap, polisi.Mojok.co
Mendalam

Catatan Kritis KUHAP (Baru) yang Melahirkan Polisi Tanpa Rem Hukum, Mengapa Berbahaya bagi Sipil?

19 November 2025
Ortu kuras tabungan buat anak jadi polisi malah kena tipu. Sempat bikin stres tapi kini bersyukur tak jadi sasaran amuk tetangga MOJOK.CO
Ragam

Ortu Kuras Tabungan buat Anak Jadi Polisi malah Kena Tipu “Intel”, Awalnya Stres tapi Kini Bersyukur

6 September 2025
Polisi gelontorkan uang banyak untuk gas air mata yang digunakan dalam demo. MOJOK.CO
Aktual

Saat Duit Rakyat Hanya Dipakai buat Membeli Gas Air Mata Kadaluwarsa oleh Polisi

31 Agustus 2025
PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi! Mojok.co
Pojokan

PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi!

26 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.