Panduan bagi Perempuan untuk Memahami dan Bersikap pada Pria - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Panduan bagi Perempuan untuk Memahami dan Bersikap pada Pria

Estiana Arifin oleh Estiana Arifin
3 Februari 2018
0
A A
Cewek-Posesif-MOJOK.CO
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

[MOJOK.CO] “Ladies, pernahkah kamu merasa sudah berusaha keras membuat pria senang, tetapi seperti tidak ada hasilnya? Berikut panduan bagi perempuan agar hal itu tidak terjadi.”

Saya sering dengar kata orang-orang: sebaiknya perempuan mencintai seorang pria sebesar sepuluh persen saja.

Saya memahami perkataan itu. Saat menyukai seorang pria, biasanya perempuan menjadi posesif dan tidak jadi asyik lagi. Jika kadar cinta si perempuan hanya sepuluh persen, perempuan tidak akan fokus pada pria dan ini akan membuat perempuan jinak-jinak merpati jika didekati. Perempuan pun tidak akan mengejar dan memelas cinta pria. Dia tidak peduli dan tidak berlebih-lebihan. Gaya begitu justru lebih disukai pria.

Pada umumnya, pria tidak ingin perempuan bersikap berlebih-lebihan. Sebaliknya, perempuan berpikir, jika mereka memperhatikan pria sampai ke hal-hal detail (menanyakan kondisinya terus-menerus, meminta pria bercerita dan berbagi derita, melayani dan mengurus makan-minum-pakaian pria tanpa ada cacat), itu akan membuat si perempuan “lebih” di mata pria.

Nyatanya tidak. Di awal, perhatian seperti itu malah pria sangka sebagai bentuk kepo, posesif, dan berlebihan. Ujung-ujungnya pria merasa diri mereka direcokin.

Baca Juga:

20 Tahun Sumpah Serapah untuk Bapakku dari Mertuanya karena Kami Tinggal Serumah

Cara Membuat Darah Palsu dan Tai Mengambang untuk Properti Film

Teflon Antilengket Bukan Cuma yang Hitam, Ada Bahan Marble dan Granit yang Mahal Banget

Jika itu soal makan-minum-pakaian, pelayanan prima ini tidak akan membuat perempuan jadi lebih. Tidak usah repot-repot mencuci kolornya sampai tidak ada bekas kuningnya untuk menunjukan perempuan care. Pria tidak memikirkan sampai sejauh itu. Dan lagi, mencoba membuat pria menganggap perempuan “lebih” dengan cara ini justru seringnya hanya melelahkan diri si perempuan.

Pria menganggap perempuan “lebih” bukan dari hal-hal demikian. Mereka makhluk logis dan berpikir yang nyata-nyata saja. Jika mereka suka dan cinta, istimewalah perempuan itu di matanya dibanding perempuan lain. Pria bukan makhluk yang banyak drama, jadi tidak usah berpikir berlebih-lebihan tentang diri dan hidupnya.

Umumnya pria tahu apa yang mereka lakukan dan mereka punya cara sendiri untuk mengatasi kondisi atau kesulitannya. Jika ingin membantunya, biarkan saja sampai dia sendiri yang meminta bantuan. Jangan sok tahu akan dirinya. Biasa-biasa sajalah. Sikap tidak sok tahu dan biasa-biasa saja sudah bantuan besar buat mereka. Pria lebih memilih tidak direcokin dan justru merasa tertekan dengan perhatian yang mirip interograsi.

Jika ingin menarik hatinya, jadilah dirimu sendiri. Tidak usah jadi psikolog atau babunya.

Sebab, pertama, sikap bak psikolog dan babu itu akan membuat perempuan lelah memelihara hubungan dengan pria karena harus terus-menerus menyervis dan menyenangkan hati pria.

Kedua, pria tidak akan merasakan perbedaan lebih dari seorang perempuan yang dari awal meletakkan standar “pelayanan” yang tinggi kepada pria. Malah, jika ada waktunya “pelayanan” perempuan berubah karena lelah tadi, pria justru akan merasakan ada sesuatu yang kurang.

Merasakan ada sesuatu yang kurang itu yang membahayakan sikap pria terhadap perempuan. Sesuatu yang kurang adalah celah yang jika terakumulasi waktu ke waktu akan membuat hubungan menjadi turun kualitasnya

Celah dapat menjadi lubang yang dalam dan lubang yang dalam akan membuat jarak antara keduanya. Sering kali, dari sinilah sebuah hubungan menjadi hambar dan perlahan tidak menarik lagi bagi pria. Perempuan tidak menyadarinya karena merasa, “Aku sudah lakukan hal yang terbaik melayani dan menyenangkan hatinya.” Perempuan bingung mengapa segala pelayanan dan sikap menyenangkan itu tidak dihargai atau tidak dinilai sebagai hal yang lebih. Perempuan merasa sia-sia dan kecewa mengapa hubungan justru bukannya menjadi berkualitas. Kita sering mendengar hal seperti ini.

Perempuan harus memahami, pria tidak memandang rumit segala sesuatu dan jika ingin mengetahui seperti apa seorang pria menilai perempuan, gunakan logika mereka. Memangnya bagaimana pikiran pria tentang perempuan? Dua hal saja: menyenangkan mata dan memenuhi minatnya.

Perempuan justru tidak berpikir seperti pria saat ingin tahu bagaimana pandangan pria tentang dirinya. Perempuan tetap berpikir seperti halnya perempuan menilai diri mereka sendiri. Akhirnya perempuan merasa tidak dipahami pria padahal perempuan merasa telah berbuat banyak untuk pria.

Perempuan kerap terjebak sendiri karena apa yang dimaksud dengan “pandangan pria tentang bagaimana perempuan”, bagi perempuan adalah tentang “bagaimana dirinya ingin dipandang pria”, bukan “bagaimana pria memandang perempuan”. Pikirkan saja, jika ingin tahu pandangan pria, mestinya kita menggunakan sudut pandang pria, kan? Bukan menyimpulkannya dari bagaimana perempuan menilai dirinya sendiri.

Jika ingin mengetahui siapa pria, mereka hanyalah “laki-laki”. Mereka ingin perempuan memperlakukan dirinya seperti ibunya. Di saat yang sama, pria ingin seluruh imajinasi sensual-feminin di kepalanya ada di diri perempuan.

Tapi, saat seorang perempuan menjadikan dirinya nyaris sempurna, pria malah memilih perempuan lain yang kekurangannya bisa mereka handle, agar mereka merasa aman saat tidak dekat pasangannya.

Pasangan mendekati sempurna bagi pria mirip dengan ancaman, juga kekhawatiran. “Jika aku tertarik dia, seluruh rival pria di luar sana juga pasti tertarik padanya. Jika dia tertarik padaku, dia juga dapat tertarik dengan pria mana pun”. Logika pria umumnya seperti ini.

Perempuan harus memahami, di sisi mana pria dan wanita berbeda. Perempuan itu egosentris, tiap hal dia bawa ke dirinya dulu. Dari sana dia baru membuat kesimpulan. Sementara pria, tiap hal dia pandang berdasarkan kaitan dan hubungan yang terlihat. Dari sana mereka membuat kesimpulan.

Jika perempuan ingin bersikap sesuai dengan apa yang dibutuhkan pria, pahamilah, pria hanya memperhitungkan segala sesuatu yang terlihat yang ada kaitannya dan memiliki hubungan yang dapat dimengerti. Mengaitkan segala pelayanan dan sikap “asal babang senang” yang perempuan lakukan, dengan harapan perhatian dan cinta seorang pria semakin besar padanya, sama dengan mengharapkan belas kasihan dan memperbudak diri. Pria sejatinya menjadi bosan pada perempuan yang kehilangan dirinya sendiri karena seringnya mereka bersikap menyervis saat berharap pengakuan dan ingin punya nilai lebih tatkala dibandingkan dengan perempuan lain.

Pria, sekali lagi, jika mereka suka dan cinta, istimewalah perempuan itu di matanya dibanding perempuan lain. Dan suka dan cinta seorang pria itu berkaitan dengan dua hal saja: perempuan itu menyenangkan mata dan memenuhi minatnya. Menyenangkan mata dan memenuhi minat itu terkait dengan selera seorang pria, dan menjadikan dia berselera dengan melayani dan menyenang-nyenangkan hatinya itu kedengaran seperti perempuan mengaku diri mereka inferior dan pria superior. Wajar saja kalau sikap demikian pada akhirnya menjadi bumerang bagi perempuan sendiri.

Terakhir diperbarui pada 3 Februari 2018 oleh

Tags: hubunganmemahamipacaranpanduanpasanganpriarumah tanggatipswanita
Estiana Arifin

Estiana Arifin

Artikel Terkait

20 Tahun Sumpah Serapah untuk Bapakku dari Mertuanya karena Kami Tinggal Serumah

20 Tahun Sumpah Serapah untuk Bapakku dari Mertuanya karena Kami Tinggal Serumah

20 Desember 2021
ilustrasi Cara Membuat Darah Palsu dan Tai Mengambang untuk Properti Film mojok.co

Cara Membuat Darah Palsu dan Tai Mengambang untuk Properti Film

2 Desember 2021
ilustrasi Teflon Antilengket Bukan Cuma yang Hitam, Ada Bahan Marble dan Granit yang Mahal Banget mojok.co

Teflon Antilengket Bukan Cuma yang Hitam, Ada Bahan Marble dan Granit yang Mahal Banget

10 November 2021
ilustrasi Dugaan Penelantaran Orang Tua ke Panti Jompo Memang Perlu DIlihat dari Dua Sisi mojok.co

Dugaan Penelantaran Orang Tua ke Panti Jompo Memang Perlu DIlihat dari Dua Sisi

2 November 2021
Menemukan Diri yang Hilang Usai Lepas dari Toxic Relationship

Menemukan Diri yang Hilang Usai Lepas dari Toxic Relationship

23 Oktober 2021
ilustrasi 5 Cara Mencegah Pertengkaran yang Terjadi Akibat Salah Baca Google Maps mojok.co

5 Cara Mencegah Pertengkaran yang Terjadi Akibat Salah Baca Google Maps

28 September 2021
Pos Selanjutnya
viostin ds

Polemik Soal Viostin DS yang Positif Mengandung DNA Babi

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Cewek-Posesif-MOJOK.CO

Panduan bagi Perempuan untuk Memahami dan Bersikap pada Pria

3 Februari 2018
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
PPDB SMA/SMK DIY dan sekolah pinggiran kekurangan murid

PPDB SMA/SMK Ditutup, Sekolah Pinggiran di DIY Kekurangan Murid

30 Juni 2022
Teror Spirit di Puncak Bogor Hingga Makassar MOJOK.CO

Teror Spirit di Puncak Bogor Hingga Makassar: Antara Keriaan dan Kemarahan yang Tak terjawab

30 Juni 2022

Terbaru

kericuhan babarsari mojok.co

Sehari Setelah Kericuhan Babarsari, Sejumlah Pedagang Belum Berani Buka

5 Juli 2022
ganja medis mojok.co

IDI Angkat Bicara Soal Wacana Penggunaan Ganja untuk Medis

5 Juli 2022
ACT Bikin Geger! Petingginya Tilap Miliaran Dana Kemanusiaan MOJOK.CO

ACT Bikin Geger! Petingginya Tilap Miliaran Dana Kemanusiaan, Kepercayaan Publik Berpotensi Koyak

5 Juli 2022
Deputi II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Imdadun Rahmat. (Dok. Baznas.go.id)

Deputi Baznas Sebut Global Zakat Milik ACT Tak Punya Izin

4 Juli 2022
Sepeda motor dibakar dalam bentrok di Babarsari, Senin (04/07/2022)

Bentrok Antarkelompok di Babarsari, Sri Sultan Minta Polisi Tindak Keras Pelaku 

4 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In