Orang Baik Pilih Orang Baik, Ah Kata Siapa? - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Orang Baik Pilih Orang Baik, Ah Kata Siapa?

Reinard L. Meo oleh Reinard L. Meo
22 Februari 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Apa? Orang baik pilih orang baik? Heloowww, omong kosong macam apa lagi ini, Loyalis Buta?

Ramai-ramai warganet memasang foto pada bingkai yang disediakan fesbuk, lalu menjadikannya foto profil, tentu tak asing lagi dalam aktivitas perdunia-mayaan kita. Saat Madrid meraih ‘La Décima’ misalnya, Madridista sejagat seru-seruan memakai frame ini. Dalam kampanye menyelamatkan bumi, tolak terorisme, dan kampanye-kampanye positif lainnya, warganet ramai-ramai memakai frame dimaksud sebagai pernyataan sikap ikut ambil bagian dalam kampenye tersebut. Hal ini tentu baik dan fesbuk sudah sangat membantu dalam perkara ini.

Dalam konteks Pilpres 2019, sejauh saya amati, Paket Dildo hadir lebih dahulu dengan model beginian. Warganet berbondong-bondong memakai frame yang disediakan timses Dildo dan membaptis diri mereka jadi bagian dari Koalisi Indonesia Tronjal Tronjol Mahaasyik itu. Tak sedikit pula yang mengajukan dirinya jadi caleg Partai untuk Kebutuhan Iman ini. Program kerjanya lucu-lucu, janjinya aneh-aneh, bahkan bikin pening dan sedikit memicu rasa mual. Tak apa. Toh, Undang-Undang kita menjamin kebebasan berekspresi. Slow aja.

Makin ke sini, saya temukan fenomena serupa. Kali ini, dimaksudkan untuk mendukung salah satu paket dalam Pilpres 2019. Apa itu? Taraaa…. slogan, “Orang Baik Pilih Orang Baik”. Lihat tuh di medsos, mulai ramai yang pakai frame ini.

Tak jelas saya temukan dari mana datangnya slogan ini. Dari sawah turun ke sungai, atau dari mata turun ke hati? Eh. Yang pasti, ajakan ini pernah dilontarkan oleh Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey. Katanya, “Memilih pemimpin bangsa di pesta demokrasi ini tak sekadar memilih teman atau saudara. Orang baik harus memilih orang baik”, sebagaimana dilaporkan Tri**un Manado. “Kalau merasa baik, pilihlah pemimpin yang baik. Yang dapat membawa Sulawesi Utara dan Indonesia makin hebat ke depan”, lanjutnya.

Well, who is orang baik itu? Dalam berita itu, tak jelas, siapa ‘orang baik’ yang Olly maksudkan. Tapi di medsos, frame ini makin masif dipakai oleh, permisi, Cebongers.

Baca Juga:

survei pemimpin ideal menurut anak muda

Pemilih Muda: Daripada Pemimpin Sederhana dan Merakyat, Lebih Suka yang Jujur dan Anti-Korupsi

26 Maret 2023
Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

17 Maret 2023

Apa definisi atau batasan tegas seseorang dikatakan baik dalam konteks politik elektoral kita, hari-hari ini? Kalau ‘orang baik’ yang harus dipilih itu Jokowi dan memang Jokowi, indikatornya apa? Saya sangka cukup objektif untuk menyebut 5 indikator ini.

Pertama, jelas sederhana. Lihat saja perawakannya, style-nya, gaya bahasanya, pembawaannya, Jokowi benar-benar seorang yang sederhana. Meski telah tercatat sejarah sebagai orang numero uno di Indonesia, kesederhanaan Jokowi tak luntur. Prestise dan popularitas tak kuasa menggusur ciri terkuat darinya ini.

Kedua, pekerja keras. Tak perlulah saya jelaskan panjang lebar, mengapa Jokowi itu seorang pekerja keras, yah, Gaes? Dari keluarga sederhana yang rumahnya pernah digusur sampai jadi Presiden, saya kira tak lain tak bukan berkat kerja kerasnya.

Ketiga, bersih. Rajin mandi? Hmmm… bukan itu. Bersih itu maksudnya, bebas dari beban sejarah, sebagaimana digaungkan oleh para pendukungnya. Tak pernah korup, tak pernah nepo, tak pernah terlibat dalam kejahatan kemanusiaan, jadi beberapa ciri bersih dimaksud.

Keempat, menyayangi cucunya. Hehehe….

Kelima, kebal hinaan. Bukan kebal sih, tapi memang beliau orangnya sabar.

Namun, sebaik-baiknya Jokowi, di mata Lord Amin Rais, tetap ada cela. Apa itu? Tak punya kompas moral, tukang janji, pembohong, hingga permisif, sebagaimana diberitakan Det*knews. Memang sungguh-sungguh Lord, hakim moral bangsa ini. Eh, bukan hanya Lord Amin, loh, T*irto juga mempertanyakan, ke mana Jokowi saat ada 32 gereja ditutup sepanjang 5 tahun ini. Dan lain-lain, dan lain-lain, sebagaimana kritik selebriti ILC, Rocky Gerung itu.

Well, kita tinggalkan Jokowi. Siapa ‘orang baik’ yang harus memilih itu? Sekali lagi, jawabannya: permisi, Cebongers. Hahaha. Eh, kok saya ngakak, sih? Apa iya, mereka orang baik? Apa iya, Rendra Kresna (Bupati Malang), Neneng Hasannah Yasin (Bupati Bekasi), Bharat Remigo Yolanda Berutu (Bupati Pakpak), Setiyono (Walikota Pasuruan), dan Irvan Rivano Muchtar (Bupati Cianjur) yang terjerat kasus korupsi sampai angka M—yang mana semuanya pendukung Jokowi itu, orang baik? Hahaha… ngaco!

Kalau memang kasus-kasus ini terjadi di 2018, sedangkan slogan “Orang Baik Pilih Orang Baik” baru muncul tak lama ini, mari kita cek contoh lain. Cebongers yang baik, mestinya jangan lepas tangan, sih. Hahaha. Maaf, kelenjar tawa saya tak mampu saya kontrol.

Contoh lainnya, tunjukan pada saya, siapa Cebongers fanatik—fanatik, loh ya—yang santun di medsos? Atau saya saja yang tak paham metafora? Apa baiknya seorang yang memakai frame “Orang Baik Pilih Orang Baik” sedang at the same time mengatai lawan politiknya, ehem Kapreters, dengan kata-kata kampungan semisal: bangsat, bajingan, tai kucing, persetan, anjing, propaganda, bulshit, dan sejenisnya.

Ataukah ini semua metafora? Ngeles saat Jokowi salah sajikan data pada debat kedua? Atau ketika Jokowi tak sadar bahwa orang-orang di sekelilingnya juga punya luas tanah yang wow, apakah ini juga metafora? Tak hanya ini. Pada Golputers pun, tak jarang dikatai, ”Tak tahu malu, tidak memilih tapi ikut-ikut menikmati fasilitas negara,” oleh Cebongers. Sungguh, Mahabaik Cebongers!

Sampai di sini, masih yakin, “Orang Baik Pilih Orang Baik?” Auto-deklarasi macam ini sih sebetulnya sah-sah saja. Tapi, tak perlulah bawa-bawa standar moral dalam politik. Apa nggak sadar, kalau moralitas dalam politik kita hari-hari ini cuma hiasan semata? Eh, auto-deklarasi, self-claim, atau memang narsis yang kebablasan sih? Omong kosong!

Sebelum saya tutup, maaf, sekadar mengingatkan, saya bukan Kampreter. Enak saja, citra Allah kok mau-maunya aja, nyaman, malah gembira dibilang Cebong dan Kampret. Jangan mentang-mentang saya persoalkan, “Orang Baik Pilih Orang Baik,” saya kemudian dikatai memihak kubu sebelah. Kubu sebelah tak perlu saya jelaskan, toh baik orang yang memilih maupun yang akan dipilih, juga banyak buruknya juga.

Sampai saat ini, saya masih belum punya opsi untuk Pilpres 2019. Kalau pun apa yang saya tulis ini tak disukai, ya, tak apa. Ingat saja, situ orang baik, yang akan memilih orang baik pula, yang akan mengatai saya dengan baik pula.

Terakhir diperbarui pada 22 Februari 2019 oleh

Tags: jokowikampanyeOrang BaikPemilu 2019Pilpres 2019
Reinard L. Meo

Reinard L. Meo

Artikel Terkait

survei pemimpin ideal menurut anak muda
Kotak Suara

Pemilih Muda: Daripada Pemimpin Sederhana dan Merakyat, Lebih Suka yang Jujur dan Anti-Korupsi

26 Maret 2023
Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!
Movi

Bukti Jokowi Punya Aura Pembangunan Infrastruktur!

17 Maret 2023
capres dari ugm
Kotak Suara

Empat Kandidat Capres Berasal dari UGM, Siapa Saja Mereka?

28 Februari 2023
populisme trump
Kotak Suara

Apa itu Populisme yang Disebut-sebut Menjadi Ancaman Demokrasi?

25 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Semudah Itu kah Seorang Muslim Kamu Bilang Murtad?

Semudah Itu kah Seorang Muslim Kamu Bilang Murtad?

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Sebaiknya Baliho Kampanye Caleg Berinovasi, Biar Nggak Jadi Basi

Orang Baik Pilih Orang Baik, Ah Kata Siapa?

22 Februari 2019
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

kip mojok.co

Kecewa dengan Mahasiswa Penerima KIP

26 Maret 2023
utang pinjol mojok.co

Teman Terlilit Pinjol: Dia yang Utang, Saya yang Dikejar-kejar

26 Maret 2023
Tak Berhitung Untung Rugi, Mbah Sri 60 Tahun Jualan Cenil dan Sate . MOJOK.CO

Mbah Sri, 60 Tahun Jualan Sate dan Cenil Keliling di Seputaran UB, Nggak Berhitung Soal Untung Rugi

26 Maret 2023
film korea bertemakan politik

Mau Pemilu, Ayo Lemesin Dulu dengan Nonton 7 Film Korea Bertema Politik Berikut Ini

26 Maret 2023
survei pemimpin ideal menurut anak muda

Pemilih Muda: Daripada Pemimpin Sederhana dan Merakyat, Lebih Suka yang Jujur dan Anti-Korupsi

26 Maret 2023
mengantre mojok.co

Uneg-uneg: Apa sih Susahnya Mengantre? 

26 Maret 2023
perempuan kuliah mojok.co

Uneg-uneg: Dinyinyiri karena Aku Perempuan dan Memutuskan untuk Kuliah

26 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In