Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Negeri yang Terlalu Banyak Drama

Fransisca Agustin oleh Fransisca Agustin
22 September 2016
A A
Negeri yang Terlalu Banyak Drama

Negeri yang Terlalu Banyak Drama

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kiamat sudah dekat, Sodara-sodara sebangsa dan setanah air! Kita semua di ambang kehancuran! Lihatlah rakyat yang lebih suka menonton drama daripada ibadah dan tabah menjalani realita.

Akun medsos saya yang biasanya saya jaga supaya penuh dengan siraman rohani dan motivasi diri, kini penuh berita yang tercela dan membahayakan kesehatan mental dan kerukunan umat. Rakyat kini mudah terpecah belah dan siap berperang hanya karena beda pendapat siapa yang selingkuh duluan.

Angelina Jolie menggugat cerai si vampire ciptaan Tuhan yang paling seksi: Brat Pitt. Khayalak terhenyak. Media cetak semuka bumi tersentak sekaligus langsung selametan. Segera mengirim tim penyelidik paling elit demi mengorek-ngorek info rahasia dengan lebih cerdik dan teliti daripada para intel (apalagi intel yang mengaku intel). Segala berita, terutama tentang terduga orang ketiga, akan menyelamatkan oplah.

Padahal Angelina – Pitt sudah hidup bahagia dan beranak pinak tanpa ikatan selama 8 tahun, sebelum akhirnya memutuskan menikah resmi. Eh, setelah menikah, ternyata malah hanya tahan 2 tahun. Pesan moral macam apa yang akan ditangkap generasi muda? hubungan tanpa ikatan kita teguh, menikah kita runtuh?

Di tanah air, murkanya seorang Marissa Haque pada host talkshow acara Rumpi (nama acaranya saja sudah begitu) hanya karena menampilkan foto suaminya dengan mantan pacar masa puluhan tahun lalu, juga menjadi santapan massa. Sang wanita cantik politikus itu terbawa masa-masa di kala menjadi aktris. Mantan artis yang rindu main drama, menjadi bintang utama.

Yang paling anyar, di puncak hidangan, ada live show drama cinta si bidadari yang terluka (dan mungkin sudah pindah ke lain hati), Raisa. Mungkin rakyat sudah terlalu bosan menonton cerita palsu yang terlalu berlarut-larut, sehingga sajian live drama terasa segar. Plotnya sukar diprediksi. Media pun menyambut, menikmati profit iklan maksimal dengan biaya minimal: tak perlu bayar artis, sutradara, makeup dan wardrobe. Bahkan tanpa naskah.

Jika di opera sabun pemirsa akan ikut menangis ketika protagonis putus cinta, maka di live show, penonton justru bersorak. Sungguh tercela! Bagaimana mungkin orang bersenang-senang atas penderitaan orang lain? Sungguh kesenangan yang tiada pantas untuk orang yang beriman.

Linimasa bertebaran rekaan plot masa lalu dan masa depan si bidadari, selain juga semangat merajut mimpi bisa menggantikan menjadi pacarnya. Orang senang menonton drama di tivi, sekaligus berharap bisa ikutan main live drama. Bermimpi siapa tahu oleh Sang Sutradara Agung diberi peran menjadi pangeran kodok yang mendadak tampan setelah dicium sang putri. Sudah tercela, tak tahu diri pula!

Itu baru live drama cinta seleb. Ada fenomena baru yang lebih mengerikan: drama sidang kopi sianida yang panjangnya melebihi episode sinetron. Tak ada bukti dan saksi, tapi tak menghalangi penonton menghakimi gerak tubuh di terdakwa seolah boleh dijadikan bukti valid.

Yang lebih tragis, drama pemimpin yang lagi marah-marah. Dimulai dengan superstar Ahok yang rutin menyuplai episode baru tiap minggu. Lalu bermunculan bintang-bintang baru. Ditayangkan di tivi bahkan dengan ancang-ancang iklan sebelumnya: Malam ini pukul 9 malam, eksklusif Risma di anuTV. Gambarnya, Bu Risma dengan wajah murka. Aktingnya memang sungguh natural, mengalahkan bintang sinetron.

Tak mau kalah menjadi bintang drama, di radio, tadi siang, ada sekilas berita dari gubernur kami, yang menjadi maskot PON 2016. Beliau menyatakan kegeramannya atas banyaknya mata air di tengah sungai Ciliwung. Mata air hitam yang berbau dan beracun! Mata air dari pipa-pipa pabrik di sekitar situ. Ekspresi nada kegeramannya seperti sedang baca puisi Chairil Anwar.

Ooohh… pertanda apakah ini, Saudara-saudara sebangsa dan setanah air? Generasi lemah haus drama yang cengeng dan mudah depresi “hanya” karena putus cinta? Tidak bisa tidak, harus ada Harmoko lain yang menyensor semua! Harmoko sang penyelamat!

Kembalikan semua acara hiburan edukatif di masa orde baru! Kembalikan Dunia Dalam Berita agar sumber berita lebih aman terkendali! Kembalikan Berpacu Dalam Melodi dan Gita Remaja untuk orang dewasa, serta Ria Jenaka untuk anak-anak.

Penuhilah dengan lagu-lagu mars perjuangan yang membangkitkan semangat. Hentikan semua lagu galau yang cengeng supaya jangan ada lagi yang tak bisa bekerja karena mata penuh air mata. Jangan lupa Cerdas Cermat dan Kelompencapir untuk mencerdaskan bangsa.

Iklan

Dan yang tak kalah penting, siarkan tivi setelah sore. Jangan seperti sekarang, infotainment dan sinetron ada dari jam 7 pagi! Bagaimana ibu-ibu bisa konsentrasi mengurus rumah dan anak-anak?

Sensor semua acara yang merusak akhlak dan memancing birahi liar, dari gosip tak mutu, goyang dangdut, sampai film kartun dan atlet renang PON.

Kiamat bangsa sudah dekat, Sodara-sodaraku! Matikan tivi dan medsos. Banyak-banyaklah berdoa dan menonton hanya channel yang bersertifikasi halal, supaya terhindar dari perbuatan dan pikiran tercela.

Mari kita berdoa bersama-sama. Tuhan, kembalikanlah Harmoko sang penyelamat bangsa dari kerapuhan mental!

Terakhir diperbarui pada 8 Agustus 2017 oleh

Tags: dramafeaturedharmokotivi
Fransisca Agustin

Fransisca Agustin

Artikel Terkait

Harmoko, Sensor Orba, dan Kisah di Balik Pelarangan Lagu-Lagu Cengeng
Video

Harmoko, Sensor Orba, dan Kisah di Balik Pelarangan Lagu-Lagu Cengeng

23 Mei 2024
7 Drakor Paling Ngetwist yang Sulit Ditebak!
Video

7 Drakor Paling Ngetwist yang Sulit Ditebak!

26 Juli 2022
In Memoriam Harmoko: Hari-hari Penuh Keberuntungan MOJOK.CO
Esai

In Memoriam Harmoko: Hari-hari Penuh Keberuntungan

6 Juli 2021
Pojokan

Surat ‘Daripada’ Terbuka untuk Menkominfo John G. Plate yang Ingin Pers Beritakan Hal Baik

11 Desember 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.