Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Menjaga Diri Tetap Waras di Tengah Kegilaan Dunia

Kukuh Purwanto oleh Kukuh Purwanto
27 November 2016
A A
waras
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Hasil ngopi pagi tadi adalah sebuah inspirasi. Temanku Takim mengisahkan sepenggal perjalanan hidupnya di bawah naungan trembesi ditemani bercangkir-cangkir kopi. Dan seperti kopi kothok tanpa gula itulah kisah hidupnya akhir-akhir ini.

Semua bermula dari krisis Yunani. Perusahaan tempat Takim bekerja berada di ujung tanduk akibat krisis tak berkesudahan di negeri para dewa itu. Ekspor ke Yunani macet, dan keadaan diperparah dengan ikut macetnya pembayaran dari perusahaan rekanan yang bercokol di sana. Hasil produksi yang tak terjual dan kekosongan kas perusahaan adalah padanan yang serasi untuk menuju kebangkrutan.

“Setiap hari bosku mengomel, yang kemudian kulampiaskan kepada bawahanku,” tutur Takim. “Ia masih mengomeliku selama berbulan-bulan, sedangkan aku tak lagi bisa melampiaskan apa pun ke bawahanku. Mereka sudah dipecat.”

Berhubung tak ada manusia waras yang senang diomeli setiap hari, Takim memutuskan untuk mengundurkan diri. Itulah hari pertama ia melihat bosnya tersenyum setelah berbulan-bulan, yang sayangnya menjadi senyuman terakhir yang ia dapat. Pengunduran dirinya adalah berkah bagi perusahaan, sebab hanya karyawan yang diberhentikanlah yang berhak mendapat kompensasi.

Berstatus pengangguran dan hanya memiliki sedikit simpanan, keadaan Takim menukik ke titik terburuk. Istrinya, yang baru dinikahinya selama tiga bulan, menuntut cerai. Lamaran kerja yang ia sebar tak kunjung berbalas. Teman-temannya mulai menjauh. Dan orang tuanya, yang kecewa dengan peruntungan karier dan asmara anaknya itu, mendiamkannya.

“Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa naga,” ujarnya sambil terkekeh. “Tertimpa tangga masih mending.”

Namun, Takim selalu optimis kalau jalan keluar sudah dekat. Ia tahu bahwa hal pertama yang harus ia selamatkan bukanlah kondisi keuangan atau percintaannya, melainkan kewarasannya. Tanpa pikiran yang waras, keruwetan hidupnya malah bakal semakin kusut.

Kini Takim telah bekerja kembali sebagai juru tulis kelurahan. Sebelum berangkat bekerja itulah ia mengajakku ngopi dan membagikan tips mempertahankan kewarasan ala dirinya, yang kini kuteruskan kepadamu. Jangan anggap remeh, di tengah situasi jagad nyata dan maya yang semakin menggila seperti sekarang, amat penting bagimu untuk tetap waras.

Kiat pertama: sering-seringlah bersepeda.

Ketika mendengar kabar mengenai Takim yang melego murah Ninja-nya, aku menduga bahwa itu disebabkan oleh gabungan antara depresi dan kepepet. Namun, saat kulihat sepeda barunya yang mutakhir, yang garpu depannya bersistem pegas dan operan giginya dikontrol oleh perangkat elektrik, tahulah aku bahwa dugaanku keliru.

Bersepeda memang kegiatan yang menyehatkan. Menggowes selama setengah jam per hari dapat memperbaiki kebugaran tubuh, dan bila dilakukan secara rutin bisa menurunkan potensi terjangkiti penyakit tulang. Begitulah sabda para ahli kesehatan.

Asyiknya lagi, bersepeda bisa dilakukan di segala cuaca. Orang-orang tak akan menganggapmu sinting bila nekat bersepeda saat hujan atau tengah malam. Jogging juga bisa dilakukan saat hujan, sih, tetapi orang-orang bakal mengira kamu maling bila nekat melakukannya malam-malam.

Destinasi yang biasa dipilih oleh Takim untuk bersepeda adalah pedesaan. Itu merupakan destinasi yang bagus dan bisa kamu tiru. Pedesaan menawarkan situasi sepi yang mungkin kamu butuhkan untuk relaksasi. Udara pedesaan juga relatif bersih, yang teramat berguna untuk kesehatan organ pernapasanmu.

Hanya saja, jangan bersepeda terlalu jauh. Meskipun di peta jaraknya hanya tiga senti dari daerah tempatmu bermukim, bersepeda ke pedesaan di Korea Utara jelas keputusan yang buruk. Kemungkinan untukmu tiba di sana teramat kecil, dan kemungkinan untukmu pergi dari sana lebih kecil lagi. Di sana, sepeda hanya boleh dimiliki oleh segelintir orang, dan nekat memilikinya, bahkan menaikinya di jalanan, adalah tindakan yang bisa diasosiasikan dengan bunuh diri.

Iklan

Kiat kedua: bercocok tanam.

Takim memiliki sepetak lahan terbengkalai di halaman belakang rumahnya. Selama masa gentingnya itu ia sering berlama-lama di sana untuk mengakrabkan diri dengan pacul dan tanaman dan segala macam pupuk. Lahan itu kini menjadi kebun sayur dan buah yang menjanjikan.

Bercocok tanam kerap dipilih oleh orang-orang untuk menenangkan diri. Tubuh yang terus bergerak, interaksi dengan tanaman, hingga ketelatenan dalam merawatnya merupakan kegiatan penghilang stres yang mujarab.

Bercocok tanam juga bisa menambah penghasilan. Sayuran organik dihargai mahal di pasaran, begitu pula dengan buah-buahan. Bila kamu memiliki lahan nganggur di rumah lalu kamu tanami cabe organik, besar kemungkinan kamu akan menjadi jutawan. Melihat kelakuan tengkulak cabe yang senang melambungkan harga sesuka hati, sungguh pantas kalau kamu mempersiapkan diri mulai dari sekarang. Cabe biasa saja sudah mahal, apalagi cabe organik.

Tapi, ingatlah bahwa bercocok tanam juga harus mempertimbangkan tempat. Kamu yang tinggal di apartemen janganlah memaksakan diri; bagaimanapun, memaculi area publik di dekat gerbang lalu menanaminya dengan petai cina atau mangga gadung merupakan tindakan yang sungguh berisiko.

Ingat-ingat pula bahwa ada banyak daerah di Indonesia yang tak aman dipakai untuk kegiatan ini. Majalengka, misalnya. Di daerah ini, kamu mesti berhadapan dengan aparat untuk bercocok tanam bahkan di lahan milikmu sendiri. Berhadapan dengan aparat adalah sebentuk kerunyaman; mereka lebih suka memukul dan menembak sebelum menghardikmu, bukan sebaliknya.

Kiat ketiga: menikah.

Saran Takim yang ini layak diragukan. Alasannya, pernikahannya sendiri berantakan di usia mula—bagaimana bisa orang-orang percaya pada omongannya bila ia sendiri gagal melakukannya?

Tetapi, kalau mau ditelaah secara mendalam dan dari cara pandang yang teramat longgar, memiliki pasangan hidup adalah opsi yang cukup masuk akal. Di depan pasangan hidupmu, kamu menampilkan dirimu secara jujur, tanpa pretensi apa pun sebagaimana yang biasa kamu lakukan ketika berhadapan dengan orang lain.

Pasangan hidup juga merupakan tempat berbagi yang sempurna. Meskipun kepedihan tak bisa dipindahkan, perasaanmu akan menjadi lebih tenang saat membagi cerita dengannya. Bahkan andai pasanganmu hanya duduk diam mendengarkan sekalipun. Kamu tak perlu takut ceritamu dibocorkannya ke pihak luar, dan kamu tak perlu cemas harga dirimu jatuh akibat membuka belang.

Namun, itu semua hanya berlaku bila kamu mendapat pasangan hidup yang tepat. Bilamana pasangan hidupmu malah membuat hidup makin pelik untuk dijalani?

“Kalau kau mendapat pasangan yang baik, kau akan menjadi orang baik. Tapi, kalau kau mendapat pasangan yang buruk, kau akan menjadi filsuf,” ujar Takim memungkasi obrolan kami. “Menjadi baik atau bijak sama-sama menguntungkan. Lihatlah aku; tidakkah kau mendapati sorot Aristoteles di mataku?”

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: cabe mahalkorea utaramajalengkaSukamulyawaras
Kukuh Purwanto

Kukuh Purwanto

Artikel Terkait

ide usaha jual gorengan.MOJOK.CO
Ragam

Ide Usaha Jualan Gorengan Tak Sepele, Buat Perantau Indramayu dan Majalengka Jadi Jutawan di Jakarta hingga Jogja

12 Juli 2024
Pengalaman Orang Indonesia yang Hidup di Cina: Makanannya Enak, Lingkungannya Begitu Menyenangkan, tapi Hati-hati dengan Toilet Umumnya!
Liputan

Pengalaman Orang Indonesia yang Hidup di Cina: Makanannya Enak, Lingkungannya Begitu Menyenangkan, tapi Hati-hati dengan Toilet Umumnya!

4 Juni 2024
jualan gorengan bikin perantau majalengka jawa barat kaya di Jogja.MOJOK.CO
Ragam

Jualan Gorengan Pakai Gerobak di Pinggir Jalan, Perantau Jawa Barat di Jogja Omzetnya Rp2 Juta Per Hari, Saat Ramadan Berlipat Ganda

6 Mei 2024
korea utara mojok.co
Luar Negeri

Wabah Baru Misterius Gegerkan Korea Utara

17 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.