Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Meme Fatwa Larangan Menggunakan BH dan Sulitnya Sikap Adil sejak dari Hujatan

Ada misinterpretasi serius terhadap naskah asli fatwa al-Lajnah ad-Daimah.

Novie Riyanti oleh Novie Riyanti
12 Oktober 2021
A A
Meme Fatwa Larangan Menggunakan BH dan Sikap Adil sejak dari Hujatan

Meme Fatwa Larangan Menggunakan BH dan Sikap Adil sejak dari Hujatan

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Netizen yang membicarakan meme fatwa larangan menggunakan BH ini seperti kerumunan orang saat ada korban lakalantas. Malah bikin makin tak jelas.

Sehari setelah tiga platform media sosial milk Mark Zuckerberg pulih dari kondisi down, muncul berita menghebohkan yang dipicu oleh meme di Instagram. 

Bukan, berita viral itu bukan tentang meteor besar yang diprediksi akan menghantam bumi. Bukan juga tentang krisis energi yang mulai melanda sejumlah negara di dunia. Ini berita tentang sepotong kain bernama BH!

Meme itu diketahui diproduksi oleh sebuah akun dakwah @temanshalih. Meme itu berisi info tentang fatwa larangan menggunakan BH oleh kaum Hawa, yang disinyalir dikeluarkan oleh lembaga fatwa milik Arab Saudi, al-Lajnah ad-Daimah.

Sontak saja penduduk jagat maya Indonesia menyambut antusias momen itu sebagai ajang pelampiasan hasrat yang sempat tertunda terhadap ulama-ulama Arab Saudi.

Komentar-komentar bernada gerah datang dari berbagai arah. Ibu-ibu yang sedang menyusui protes, “Bagaimana kalau ASI saya beleberan?” Para wanita pemilik dada besar mengeluh, “Fatwa ini akan menimbulkan efek buruk pada punggung saya.”

Pegiat kesetaraan gender memberi analisis tajam yang menggiring opini bahwa fatwa ini melecehkan nilai-nilai kesetaraan. Protes juga datang dari kaum pria yang merasa kestabilan keimanannya akan terancam, “Payudara tanpa BH malah jadi trigger otak untuk travelling.”

Tak ketinggalan meramaikan suasana adalah protes khas tongkrongan kaum warkop semisal, “Dasar Wahabi! Orang-orang sudah berpikir gimana caranya pindah ke Mars, ini masih saja sibuk ngurusin urusan nggak penting kayak gini.”

Dan yang paling parah, menurut saya, adalah komentar nir-akhlak yang menyerang kewibawaan ulama pembuat fatwa. “Yang bikin fatwa otaknya salah letak. Kenapa selalu perempuan yang jadi korban? Padahal terbukti otak mereka yang mesum.”

Arus informasi di media sosial yang sangat deras menuntut warganya untuk berpikir cepat. Tak heran bila mereka cenderung bersikap responsif (atau agresif?) atas setiap isu yang bergulir.

Sikap yang—disadari atau tidak—menggerus sisi kearifan yang berfungsi membimbing seseorang untuk bersikap adil atau berimbang. Jargon adil sejak dalam pikiran, yang sering mereka dengungkan, hanya jadi bualan tanpa pembuktian. 

Di dunia nyata, ramainya netizen yang membicarakan meme fatwa larangan menggunakan BH ini seperti kerumunan orang saat menyaksikan korban lakalantas. Semakin berlapis lingkaran orang-orang yang berkerumun, semakin menjauhkan orang-orang di lingkaran terluar dari fakta sesungguhnya.

Orang yang berdiri di barisan belakang mengandalkan rasa ingin tahu kepada orang yang ada di depannya. Jarang sekali ada yang berani menerobos kerumunan untuk mencari kebenaran yang utuh dengan mata kepalanya sendiri.

Dari sebuah akun Facebook yang statusnya tentang meme fatwa larangan menggunakan BH ini menuai ribuan like dan ratusan komentar, teori tentang kerumunan yang ogah mencari kebenaran itu terlihat jelas.

Iklan

Komentar-komentar yang muncul terlihat seragam, sifatnya hanya menerima dan mendukung kebenaran yang disajikan author. Sebagian besar malah memanfaatkan diskusi itu sebagai ruang untuk melampiaskan syahwat melucu dan sarkasme. Hanya satu orang yang menunjukkan sedikit sikap kritis menulis,  “Saya tidak yakin ini fatwa ulama Arab Saudi.”

Kalau saja para komentator itu mau mengeluarkan sedikit effort untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya, maka di YouTube telah beredar video dari beberapa guru bahasa Arab yang membuktikan telah terjadi misinterpretasi terhadap naskah asli fatwa al-Lajnah ad-Daimah bernomor 9090 itu.

Kata yang seharusnya berarti “dilarang menampakkan”, di Indonesia malah dimaknai sebagai “dilarang menggunakan”. 

Sebenarnya fatwa ini tidak berisi sesuatu yang baru. Ia hanya bersifat menegaskan fatwa atau aturan yang telah umum berlaku bagi wanita Saudi selama ini. Bahwa apapun pilihannya, memakai atau tidak memakai BH, terlarang bagi wanita menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya di hadapan laki-laki non-mahram. 

Al-Lajnah ad-Daimah memang berisi ulama-ulama senior yang semuanya laki-laki. Tapi mereka bukan semacam biksu yang demi mencapai taraf kesucian harus menjauhi perempuan.

Ulama-ulama senior itu tentunya memiliki istri, mungkin juga memiliki anak perempuan, kakak, atau adik perempuan. Sebelum mengeluarkan fatwa ini mereka bisa memanfaatkan pengalaman dan pendapat orang-orang terdekat mereka itu sebagai bahan pertimbangan. Yang pasti, saat menetapkan sebuah fatwa mereka tak akan seserampangan itu.

Kalau ada yang bertanya, kenapa sih perkara receh seperti itu harus dijadikan fatwa?

Mungkin ada yang belum tahu kalau kehidupan wanita di Arab Saudi berbeda dengan wanita di negara kita tercinta. Bedanya seperti jarak yang tercipta antara kamu dan mantan; jauh.

Tanpa ditemani mahram, wanita di sana tidak bisa semaunya piknik ke luar kota bersama teman-teman sefrekuensi yang asyik demi mengusir rasa jenuh yang mengusik. Bahkan untuk sekadar ngopi-ngopi cantik di kafe yang dinding-dindingnya terlihat estetik, mereka harus memastikan bahwa kafe itu menyediakan ruang khusus yang memisahkan mereka dari area pria.

Berburu beasiswa dan kuliah di universitas bergengsi dunia seperti yang dilakukan Maudy Ayunda dan Cinta Laura adalah suatu kemustahilan. Bukan karena keterbatasan otak atau dana, lebih karena negara membatasi akses mereka dalam dunia pendidikan. 

Namun tidak berarti mereka dilarang mengenyam pendidikan tinggi. Memang sih ujung-ujungnya, kebanyakan dari mereka memilih menjadi ibu rumah tangga ketimbang berkarier di luar rumah. Lagi-lagi karena negara membatasi pilihan profesi yang boleh mereka jalani. 

Pembatasan-pembatasan tak hanya diberlakukan dalam ranah yang melibatkan interaksi mereka di ruang publik, tapi juga menyentuh wilayah privasi. Misalnya saja dalam hal berpakaian.

Terusan hitam longgar adalah pakaian wajib mereka jika harus keluar rumah. Riasan wajah dan aksesoris yang mencolok hanya boleh digunakan demi menyenangkan para suami di dalam rumah. Menjadi beauty vlogger seperti Tasya Farasya hanya akan menjadi bunga-bunga mimpi penghias tidur para ABG di sana. 

Itu terjadi karena Arab Saudi adalah satu dari sedikit negara yang meletakkan asasnya begitu strict atas syariat Islam. Segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara diatur oleh hukum yang bersumber dari Al-Quran, Hadits, dan Ijma Ulama di sana.

Dalam kaitannya dengan hal itu lah al-Lajnah ad-Daimah memainkan perannya sebagai pihak yang memiliki kredibilitas untuk melegitimasi setiap laku dalam hidup mereka, seremeh apapun kelihatannya.

Jadi kalau ada yang menganggap aneh fatwa terkait hukum memakai BH, yang muncul di tengah kehidupan masyarakat yang kental dengan romansa surga-neraka seperti di Arab Saudi, ia lah yang sesungguhnya layak dicap aneh. Soalnya kejadian seperti ini muncul karena dipicu dari kesalahan interpretasi dari akun @temanshalih yang bikin meme, bukan fatwa asli dari al-Lajnah ad-Daimah.

Kini, akun @temanshalih sudah menyampaikan permohonan maafnya. Mereka mengaku telah melakukan kecerobohan karena membuat konten itu tanpa bimbingan asatidz yang kompeten. 

Namun, sebaliknya, mungkinkah mereka yang telah telanjur membuat analisis keliru, ulasan serampangan, berkomentar nyinyir, dan tak sopan terhadap fatwa al-Lajnah ad-Daimah di Arab sana juga akan melakukan tindakan serupa?

Akankah mereka meneladani jiwa ksatria Deddy Corbuzier yang pernah menunjukkan kejulidan saat menanggapi santri-santri yang melindungi telinga mereka dari paparan suara musik?

Sambil nunggu salah satu dari mereka berani berkata… “Gue mau minta maaf. Waktu itu memang gue lagi goblok aja!”… saya sih mau belanja BH dulu.

BACA JUGA Tiba Saatnya Arab Saudi Izinkan Perempuan Pergi Haji Sendirian dan ESAI lainnya.

 

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2021 oleh

Tags: al-Lajnah ad-DaimahAl-QuranArab SaudiBHdeddy corbuzierfatwahadistmemememe fatwa larangan menggunakan bhulama
Novie Riyanti

Novie Riyanti

Wartawan. Tinggal di Cengkareng Timur.

Artikel Terkait

Pengalaman sopir di Arab Saudi yang mendaftar sebagai petugas haji. MOJOK.CO
Ragam

Cerita Orang Kudus 20 Tahun Menjadi Sopir di Arab Saudi, Punya Tugas Khusus Cari Jemaah Haji Nyasar 

13 November 2024
Ragam

Hanya Orang Sabar yang Bisa “Kerja” sebagai Petugas Haji untuk Jemaah Indonesia, Hadapi Banyak Hal Tak Terduga

10 Oktober 2024
Felix Siauw Seharusnya Pro Syiah Iran Sejak Dulu MOJOK.CO
Esai

Coba Bayangkan Kalau Sejak Dulu Felix Siauw Pro Iran, Israel Pasti Sudah Rata dengan Tanah!

17 April 2024
penyakit ain mojok.co
Kesehatan

Hati-hati Penyakit Ain! Berikut Ciri-cirinya Menurut Al-Qur’an dan Hadits

4 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan Mojok.co

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.