Makhluk yang Dipandu Kebiasaan, bukan Pikiran - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Makhluk yang Dipandu Kebiasaan, bukan Pikiran

Irfan Afifi oleh Irfan Afifi
25 Mei 2018
0
A A
Tumungkula yen Dipunsukani

Tumungkula yen Dipunsukani

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – “Kamu memang benar-benar makhluk yang dipandu oleh kebiasaan dan tidak oleh pikiran. Itulah yang sebenarnya membuatmu akan terus-menerus mengambil air dengan kantung air kulitmu itu.”

Seorang sufi pada suatu malam sedang berjalan sendiri melintasi lereng gunung terpencil. Tiba-tiba seorang raksasa pemakan daging manusia muncul menghentikan langkahnya dan mengancam akan memakannya hidup-hidup.

“Baiklah. Kamu boleh mencobanya jika kamu mampu,” kata sang sufi, “Namun, perlu kau ketahui, kau tak akan mungkin bisa. Karena aku lebih kuat daripada kamu.”

“Omong kosong. Tak mungkin. Kamu kan seorang sufi. Kamu hanya tertarik masalah dan hal-hal rohaniah. Kamu tidak mungkin mengalahkanku. Karena aku mengandalkan kekuatan tenaga tubuhku dan seperti kamu lihat, aku lebih besar tiga puluh kali dibanding tubuhmu,” tambah si raksasa percaya diri.

“Jika kamu memang benar-benar kuat, hei, raksasa, coba remas batu ini hingga ia keluar airnya,” si sufi mengambil sebuah batu dan menyodorkannya pada sosok rakasasa.

Baca Juga:

Pengalaman Absurd Motor Shogun 125 Saya yang Ketuker di Parkiran

Tokoh Protagonis Adalah Orang Baik dan Antagonis Orang Jahat. Sebuah Kesesatan yang Layak Diselamatkan

Lelah Miskin, Meniti Jalan Sufi, Malah Hidup Berkecukupan

Si raksasa masih tak menanggapi.

“Ini tak mungkin. Di dalam batu tidak ada air. Bagaimana mungkin batu yang diremas bisa mengeluarkan air? Coba kamu tunjukkan padaku, jika memang bisa!” tambah sang raksasa.

Sang sufi segera merogoh sebutir telur dari kantungnya yang terlindungi oleh gelapnya malam dan segera meremas batu dan telur tersebut dalam satu genggaman tangan kanannya. Ia kemudian menyodorkan dan membuka telapak tangannya, “lihatlah!”

Si raksasa menatap dengan heran. Memang banyak orang terkesan pada sesuatu yang tidak ia mengerti dan akhirnya menghargainya secara berlebih, melebihi apa yang menjadi minat, perhatian, dan pengetahuannya. Sang raksasa masih saja terheran-heran.

“Aku benar-benar bingung. Kamu harus masuk dan tidur di tempat tinggalku. Siapa tahu besok aku bisa memecahkan teka-teki kejadian aneh ini,” kata si raksasa.

Si sufi dengan sangat terpaksa mengikuti raksasa memasuki sebuah gua besar. Ia melihat timbunan barang-barang berharga yang biasanya dibawa para pelancong—yang jasadnya mungkin telah dimakan lahap oleh sang raksasa—menghias ruangan gua. Mirip gua Aladin.

“Berbaringlah di sini. Tidurlah di sampingku,” kata raksasa, “Semoga besok aku sudah bisa mengerti kenapa batu tadi bisa mengeluarkan air.”

Mereka pun segera berbaring.

Namun, saat si raksasa mulai terlelap, khawatir akan terjadi apa-apa pada dirinya, si sufi bangkit pelan-pelan. Ia meraih benda di sudut gua, sebuah kayu berbentuk boneka, dan menyelimutinya di atas kasur yang ia tiduri. Ia lalu mengambil tempat yang agak tersembunyi dan berbaring di sana sembari mengawasi si raksasa dari jarak tertentu.

Tak berapa lama, si raksasa tiba-tiba terjaga. Ia kemudian bangkit dan mengambil sebuah batang pohon besar sebesar cengkraman tangan besarnya lalu memukulkannya pada gundukan berselimut di atas kasur di sampingnya itu delapan kali. Sang raksasa kemudian berbaring lagi.

Melihat kejadian itu, sang sufi mengelus dada. Ia beruntung segera menjauh dari tempat berbaring sang raksasa. Ia benar-benar tak bisa membayangkan bagaimana keadaannya saat pukulan batang pohon seukuran tubuhnya dilayangkan oleh raksasa itu ke dirinya. Tiba-tiba si sufi mendapat akal. Ia segera kembali ke tempat tidur di samping raksasa dan tiba-tiba ia berseru,

“Hai, raksasa, guamu ini benar-benar tak nyaman untuk tidur. Aku baru saja digigit nyamuk sebanyak delapan kali.”

Nyali sang raksasa semakin mengerut. Ia benar-benar berpikir ulang untuk berani memukul kembali si sufi.

Keesokan harinya si raksasa dengan kasar melempar kantung wadah air dari kulit domba. “Carilah air agar kita bisa membuat teh.”

Alih-alih mengambil kantung air kulit tersebut yang tak mungkin ia mampu angkat karena saking besarnya, sang sufi justru bangkit menuju sumber air yang tak seberapa jauh dari gua. Ia kemudian menggali tanah, membuat terowongan untuk mengalirkan air tepat di depan pintu gua.

“Kenapa kau tak mengambil air dengan kantung air kulit domba tadi?” tanya raksasa.

“Sabar, teman. Aku sedang menggali tanah untuk terowongan yang akan mengalirkan air sungai itu tepat melewati pintu guamu sehingga kamu tak perlu repot-repot mengambil air dengan membawa kantung air kulitmu tadi.”

Namun, si raksasa tak sabar. Ia mengambil kantung air itu dan mengisinya hingga penuh. Setelah ia berhasil membuat teh, tampaknya penalaran si raksasa mulai membaik, sebab ia tiba-tiba bertanya,

“Jika kamu memang benar-benar kuat seperti kau tunjukkan kemarin, kenapa kau tak bisa membuat dengan galian terowongan aliran airmu seketika jadi alih-alih memulainya sedikit demi sedikit.”

“Karena,” kata si sufi, “tak akan ada nilai sebuah perbuatan jika perbuatan tersebut tak dijalankan tanpa memulainya dari usaha minimal yang mungkin dilakukan. Aku sedang menerapkan dan memulai menjalankan usaha minimal itu dalam kasus penggalian terowongan aliran air tadi.”

“Oh! Aku sekarang tahu,” tambah si sufi, “Kamu memang benar-benar makhluk yang dipandu oleh kebiasaan dan tidak oleh pikiran. Itulah yang sebenarnya membuatmu akan terus-menerus mengambil air dengan kantung air kulitmu itu.”

Si raksasa menatap sufi dengan tatapan melongo.

Dinukil dan disadur serta dikembangkan dari Idries Shah Tale of Dervish, 1969, hlm. 43-44.

Baca edisi sebelumnya: Fatwa Nabi Khidir tentang Hukum Membohongi Raja dan artikel kolom Hikayat lainnya.

Terakhir diperbarui pada 26 Mei 2018 oleh

Tags: #hikayatceritakebiasaankisahpikiransufi
Irfan Afifi

Irfan Afifi

Artikel Terkait

shogun 125 shogun SP125 motor mesum motor banci motor sobat misqueen cinta pertama motor boncengan siasat rem mendadak otomotif ulasan motor jadul mojok.co

Pengalaman Absurd Motor Shogun 125 Saya yang Ketuker di Parkiran

28 November 2021
ilustrasi Tokoh Protagonis Adalah Orang Baik dan Antagonis Orang Jahat. Sebuah Kesesatan yang Layak Diselamatkan mojok.co

Tokoh Protagonis Adalah Orang Baik dan Antagonis Orang Jahat. Sebuah Kesesatan yang Layak Diselamatkan

1 September 2021
Imam As'ad Lelah Miskin, Meniti Jalan Sufi dan Zikir, Malah Hidup Berkecukupan

Lelah Miskin, Meniti Jalan Sufi, Malah Hidup Berkecukupan

4 Juni 2021

Kisah Nabi Isa dan Orang Bebal

8 Mei 2021

Puasanya Para Pecinta Tuhan

1 Mei 2021
Melepas Kematian Orang Tercinta dengan Sukacita mojok.co

Melepas Kematian Orang Tercinta dengan Sukacita

14 Februari 2021
Pos Selanjutnya
Polemik-Eks-Koruptor-MOJOK.CO

Rencana KPU Melarang Mantan Koruptor Nyaleg Ditentang oleh DPR, Bawaslu, dan Kemendagri

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Tumungkula yen Dipunsukani

Makhluk yang Dipandu Kebiasaan, bukan Pikiran

25 Mei 2018
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022

Terbaru

money heist korea mojok.co

3 Pemeran Money Heist Korea Ceritakan Tantangan dan Momen Paling Berkesan Saat Produksi

1 Juli 2022
Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial

Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial

1 Juli 2022
laman mypertamina eror mojok.co

Laman MyPertamina Eror, Sejumlah Warga Jogja Batal Daftar Pembelian BBM Subsidi

1 Juli 2022
provinsi baru mojok.co

Tiga Provinsi Baru di Papua Disetujui DPR, Persiapan Mulai Dijalankan  

1 Juli 2022
roy suryo mojok.co

Roy Suryo Diperiksa 3 Jam di Polda Metro, Bantah Akun Twitternya Disita

1 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In