MOJOK.CO – Kalau kamu lelah tinggal di ibu kota atau sudah jenuh dengan Bandung, Jogja, atau Malang, cobalah sebulan hidup di Madiun.
Buat saya, dulu, Kota Madiun itu seperti kutukan. Saya lahir dan besar di Madiun. Nyaris tidak ada yang menarik di kota yang dulunya besar sekali secara administratif dalam lingkup karesidenan.
Dulu kami percaya, setidaknya, di lingkup anak-anak seumuran saya, Madiun adalah kota tempat kami lahir, besar, dan akan membusuk kelak. Sekitar 14 tahun lalu, ketika berumur 17 tahun, saya pergi merantau, untuk studi pada awalnya, dengan mindset seperti itu.
Tapi, mudik dua minggu lalu ke Madiun mengubah cara saya melihat kota kelahiran saya ini. Kota Pendekar berubah drastis sekali. Kota ini menjelma jadi sesuatu yang tidak saya kenali sama sekali, tapi justru itu yang menyenangkan.
Saya tidak lagi menemukan Madiun yang sepi, gelap, dan tidak menyenangkan. Tidak lagi menemukan sisi yang dulu kerap sekali kami sebut “tempat para orang-orang tua yang kalah dan lelah mengadu nasib di luar kota untuk pensiun dan menanti ajal”.
Baca halaman selanjutnya….