MOJOK.CO – Kalau bisa, jangan ambil Jurusan Psikologi. Mending kuliah yang peluang kariernya lebar dan gajinya lebih besar. Menjadi Sarjana Psikologi itu nggak spesial-spesial amat.
Masa SMA adalah waktu di mana saya kali pertama berdebat cukup sengit dengan bapak. Topiknya terbilang serius, karena berkaitan dengan masa depan saya. Tentang, saat kuliah, jurusan apa yang akan saya ambil, pelajari, sekaligus tekuni. Perdebatan ini bukan tanpa dasar.
Bapak sangat ingin sekali saya mengambil kesempatan jalur undangan dari kampus negeri yang punya nama besar di Bogor, inisialnya IPB. Toh, kala itu, saya tinggal masuk dan mengurus administrasi saja, pikir bapak. Sedangkan saya pribadi, lebih memilih, menyukai, dan maunya kuliah di Jurusan Psikologi, di mana saja kampusnya. Pokoknya, tidak bisa tidak. Harus Psikologi.
Perdebatan akhirnya dimenangkan oleh saya dengan satu syarat dari bapak. Saya harus bersungguh-sungguh dan berprestasi selama kuliah. Syarat tersebut berhasil saya penuhi. Bahkan, mau bekerja sebagai apa nantinya, sudah saya pikirkan sejak tingkat awal.Â
Tentu, pilihannya jatuh kepada pekerjaan yang linier dengan Jurusan Psikologi. Posisi yang, kebanyakan dicita-citakan oleh seseorang yang menyandang gelar S.Psi: menjadi seorang HRD, rekruter, atau apa saja yang masih di lingkup serupa. Dan tentunya di perusahaan bonafide.
Baca halaman selanjutnya: Jurusan yang ternyata nggak sesuai angan dan harapan.