Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Sikap Penguasa Melarang Pengibaran Bendera atau Melukis Mural One Piece Justru Semakin Mengoyak Kedaulatan Bendera Merah Putih

Fajar Junaedi oleh Fajar Junaedi
9 Agustus 2025
A A
Ketika One Piece Dilarang, Bendera Merah Putih Makin Terkoyak MOJOK.CO

Ilustrasi Ketika One Piece Dilarang, Bendera Merah Putih Makin Terkoyak. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Politik progresif One Piece

One Piece karya Eiichiro Oda menceritakan kisah seorang anak bernama Monkey D. Luffy. Si tokok ini mengumpulkan mengumpulkan kru dengan beragam latar belakang dan berpetualang untuk mencari harta karun bernama One Piece. Siapa saja yang menemukan harta karun itu, berhak menyandang gelar Raja Bajak Laut.

Serial ini sudah berusia 27 tahun. Kini, ia telah menjadi komik terlaris kedua di dunia, melampaui judul-judul seperti Batman, Asterix, dan Spiderman. 

Alfredo Rosete, dalam risetnya yang berjudul “Navigating Labor and Environmental Justice with Eiichiro Oda’s One Piece (2025)” yang dimuat dalam Contemporary Asian Popular Culture Vol. 1: Squid Game, Utopias, and Dystopias menyebutkan bahwa One Piece terkenal karena sikapnya yang anti-authoritarian dan mendukung politik progresif.

Memang, One Piece karya Eiichiro Oda sering menggambarkan perjuangan melawan pemerintahan yang represif dan otoritas yang korup. Ini terlihat dalam The World Government and the Marines, yang sering digambarkan sebagai musuh. 

Serial tersebut juga membahas topik tentang kelestarian lingkungan dan pembelaan terhadap buruh. Topik ini menunjukan adanya isu resistensi dalam One Piece.

Bender One Piece yang dipilih sopir truk adalah simbol yang pas untuk menyuarakan sikap anti-pemerintah otoriter. Oligarki yang berkuasa sebenarnya telah membenturkan sopir truk dengan sesama masyarakat kelas pekerja. 

Bila dalam One Piece, oligarki itu adalah The World Government and the Marines, maka bagi sopir truk, oligarki itu adalah pemerintah yang berselingkuh dengan pengusaha. Bendera One Piece, dan juga muralnya, menjadi simbol yang menggantikan kata-kata keras dalam aksi unjuk rasa yang rentan dengan penangkapan oleh aparat keamanan. 

Pilihan penggunaan simbol One Piece, mirip dengan penggunaan simbol semangka di Palestina. Siasat melawan rezim dengan memanfaatkan budaya populer.

Pertarungan ideologi

Penelitian lain dari Thomas Zoth berjudul “The Politics of One Piece: Political Critique in Oda’s Water Seven (2011)” menyoroti tentang adanya pertarungan ideologis dalam One Piece. 

Bukan sekadar menganalisis narasi pertarungan dalam One Piece secara denotatif,  Thomas Zoth menemukan adanya pertarungan ideologis. Para protagonis, yang dipimpin oleh Monkey D. Luffy, mewujudkan nilai-nilai seperti kebebasan, persahabatan, dan ketekunan. 

Musuh-musuh mereka sering mewakili antitesis dari nilai-nilai ini, menjadikan setiap konflik sebagai perjuangan simbolis antara ideologi yang berlawanan. Setiap anggota kru mewakili nilai-nilai tertentu, dan musuh mewakili antitesis dari nilai-nilai tersebut. Pertempuran bersifat ideologis, dengan kemenangan para pahlawan menegaskan kembali keunggulan nilai-nilai yang diwakili oleh tesis tersebut. 

Pertarungan ini telah dimulai ketika bendera One Piece mulai dikibarkan, dan muralnya mulai dilukis. Ketakutan pejabat tinggi, seperti Wakil Ketua MPR dan politisi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, dan Menteri HAM Natalius Pigai dengan menyebut pengibaran bendera One Piece sebagai ancaman bagi persatuan nasional, dan gerakan sistematis untuk memecah belah bangsa. 

Ketakutan ini justru menunjukan bendera merah putih sedang terkoyak. Terkoyak oleh sikap para pengusaha yang  membenturkan kreativitas publik dengan narasi besar kebangsaan menurut versi mereka sendiri.

Para pejabat pemerintah yang kurang menikmati budaya populer, akhirnya gagap menanggapi pengibaran bendera One Piece. Para pejabat yang blunder sepertinya perlu menikmati hidup sejenak dengan membaca One Piece. Pernyataan yang buruk dari mereka menyebabkan bendera merah putih justru semakin terkoyak.

Iklan

Penulis: Fajar Junaedi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Salah Satu Alasan Saya Bertahan Hidup Sebagai Orang Indonesia Adalah Menunggu One Piece Tamat dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI. 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 10 Agustus 2025 oleh

Tags: benderabendera merah putihbendera one piecemelarang one piecemural one piecenatalius pigaione piecepalestinasemangka palestinaSufmi Dasco Ahmadtruk odol
Fajar Junaedi

Fajar Junaedi

Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan sekretaris Lembaga Pengembangan Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Artikel Terkait

Bendera One Piece dan Kekhawatiran Negara yang Kebablasan
Video

Bendera One Piece dan Kekhawatiran Negara yang Kebablasan

17 Agustus 2025
Bendera One Piece Berkibar Bukan karena Makar, tapi karena Rakyat Hanya Ingin Tertawa dan Bahagia Bersama Nika one piece live action
Pojokan

Trailer One Piece Live Action Season 2 Rilis di Saat Indonesia Sedang Gencar-gencarnya Merazia Bendera Mugiwara, Sindiran Paling Keras dan Kocak dari Dunia

11 Agustus 2025
Bendera One Piece Berkibar Bukan karena Makar, tapi karena Rakyat Hanya Ingin Tertawa dan Bahagia Bersama Nika one piece live action
Pojokan

Bendera One Piece Dirazia Itu Aneh, Masak Negara Takut sama Simbol Tokoh Kartun?

6 Agustus 2025
One Piece Penyelamat dari Kemalangan Menjadi Orang Indonesia MOJOK.CO
Esai

Salah Satu Alasan Saya Bertahan Hidup Sebagai Orang Indonesia Adalah Menunggu One Piece Tamat

5 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.