Mungkin Sekarang Saatnya Jokowi Melakukan Reshuffle Kabinet - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Esai Kepala Suku

Mungkin Sekarang Saatnya Jokowi Melakukan Reshuffle Kabinet

Puthut EA oleh Puthut EA
6 Agustus 2020
0
A A
es teh es kopi reshuffle kabinet gibran rakabuming adian napitupulu erick thohir keluar dari pekerjaan utusan corona orang baik orang jahat pangan rencana pilpres 2024 kabinet kenangan sedih pelatihan prakerja bosan kebosanan belanja rindu jalan kaliurang keluar rumah mudik pekerjaan jokowi pandemi virus corona nomor satu media kompetisi Komentar Kepala Suku mojok puthut ea membaca kepribadian mojok.co kepala suku bapak kerupuk geopolitik filsafat telor investasi sukses meringankan stres
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Sudah dua kali Presiden Jokowi terang-terangan menegur para menterinya. Itu sudah lebih dari cukup. Sudah waktunya memikirkan kemungkinan reshuffle kabinet jika Jokowi tak ingin dianggap bisanya cuma menegur. 

Apa yang dinyatakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen sebetulnya mengafirmasi apa yang dirasakan dan dialami oleh para pelaku ekonomi di Indonesia. Dalam situasi seperti ini, mungkin kinilah saat yang tepat bagi Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle kabinet.

Soal reshuffle kabinet, memang selalu ada yang setuju dan ada yang tidak. Bagi yang tidak setuju, setidaknya memiliki dua alasan. Pertama, hal itu akan menimbulkan kegaduhan baru, yang justru kontraproduktif bagi situasi pandemi saat ini. Kedua, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa para menteri butuh waktu untuk belajar dan menyesuaikan diri di tempat mereka bekerja. Maklum, jadi pimpinan di kementerian bukan persoalan sederhana. Pasti urusannya kompleks. Terutama dalam hal sistem birokrasinya. Akan tidak adil jika para menteri, terutama menteri-menteri yang baru, jika tidak diberi kesempatan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya yang baru.

Namun, menurut hemat saya, jauh lebih kuat argumen bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk reshuffle kabinet. Setidaknya ada 4 alasan.

Pertama, skuat kabinet yang didesain oleh Presiden Jokowi merupakan skuat yang tidak dipersiapkan untuk menghadapi krisis. Skuat itu dipersiapkan dalam kondisi normal, yang diharapkan mampu membawa visi Presiden di periode kedua kepemimpinannya. Sementara faktanya, sebagaimana yang kita saksikan bersama, datanglah pagebluk yang membawa krisis ekonomi.

Baca Juga:

Rayakan Lebaran, Jokowi Ajak Prabowo Makan Opor Sambil Ngobrol Santai

Berkah Salat Id, Surip Bisa Kumpulkan Kembali Koran Bekas di Alun-alun Kidul

Srinatun yang Bertemu Jokowi dan Mugiyem yang Mendapatkan Sembako

Tentu skuat itu sudah tidak cocok lagi. Ibarat skuat sebuah kesebelasan, pelatih mempersiapkan dalam kondisi normal dan wajar, sementara baru di menit awal terjadi terjadi gol ke gawang timnya, ada yang kena kartu merah, dan ada pemain yang cedera. Karena itu, wajar jika sang pelatih segera strategi, yang punya implikasi pada cara mengubah komposisi pemain.

Kedua, kita semua tidak ada yang tahu pasti bagaimana akhir dari pandemi ini. Ada banyak faktor dan variabel yang memengaruhinya. Dan tentu saja itu rumit. Dengan begitu, persoalan waktu menjadi hal yang juga penting. Kalau dinilai waktunya tidak tepat, mungkin enam bulan atau bahkan setahun lagi juga bisa saja dianggap tidak tepat. Dalam kondisi seperti itu, dengan momentum diumumkannya kontraksi ekonomi oleh BPS, menjadi momentum yang tepat untuk melakukan susun ulang kabinet.

Ketiga, sudah dua kali Presiden Jokowi menyatakan kekecewaannya di depan publik atas kinerja tim kabinetnya dalam menghadapi pandemi dan situasi krisis. Kecewa dan teguran seorang pemimpin sekelas presiden, ketika sudah dilakukan dua kali, itu lebih dari cukup. Mestinya dengan teguran sekali saja, para menteri segera berbenah. Bekerja lebih cepat dan tanggap. Ini sudah dua kali. Apalagi teguran itu dikonsumsi publik. Wajar jika publik pun merasa teguran itu sudah cukup, sekarang saatnya tindakan yang nyata. Jangan sampai masyarakat menilai presiden bisanya menegur saja. 

Keempat, dalam situasi seperti ini, psikologi masyarakat menjadi pertimbangan yang penting diperhatikan. Situasi pandemi yang belum jelas penyelesaiannya, persoalan ekonomi yang sedang memburuk dan itu dirasakan langsung oleh masyarakat, jangan sampai menimbulkan kondisi pesimistis. Seolah-olah tiada jalan keluar. Dengan dikocok ulang kabinet, aura negatif dan pesimistis menjadi agak lebih segar. Harapan kembali menyala. Sebab bagaimanapun, di tangan pemerintah utamanya presiden dan kementerian, orkestrasi penanganan pandemi dan krisis lebih punya daya kekuatan. Sebab merekalah yang punya semua sumber daya untuk menanggulangi ini.

Lalu siapa saja yang pantas untuk diganti? Pertama, menteri-menteri yang di mata masyarakat dianggap tidak punya kapasitas menduduki jabatannya dalam menghadapi situasi pandemi. Kedua, menteri-menteri yang punya rekam jejak membuat kegaduhan di publik maupun di internal kekuasaan. Jangan sampai kesan bahwa ada beberapa menteri menjalankan agenda pribadi masing-masing, terus dibiarkan. Semua harus tunduk patuh, tegak lurus dalam komando presiden. Sementara menteri-menteri kelak yang akan terpilih adalah yang punya tabungan kepercayaan yang besar di mata publik, selain tentu saja punya kapasitas untuk memimpin kementerian tersebut.

Ini saatnya Presiden Jokowi memiliki skuat yang lebih segar, lebih siap dalam menanggulangi situasi yang tidak normal, dan tidak lagi melakukan hal-hal yang blunder serta membuat kegaduhan yang tidak perlu. Segar. Mampu. Bisa dipercaya. Bisa bekerja.

BACA JUGA Pemerintah Memang Hobi Membuka Dialog Melalui Pernyataan-Pernyataan yang Menyebalkan dan esai PUTHUT EA lainnya.

Terakhir diperbarui pada 6 Agustus 2020 oleh

Tags: jokowireshuffle kabinetwabah corona
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Jokowi Widodo Prabowo Subianto

Rayakan Lebaran, Jokowi Ajak Prabowo Makan Opor Sambil Ngobrol Santai

2 Mei 2022
pengumpul koran bekas di salat Id

Berkah Salat Id, Surip Bisa Kumpulkan Kembali Koran Bekas di Alun-alun Kidul

2 Mei 2022
Jokowi

Srinatun yang Bertemu Jokowi dan Mugiyem yang Mendapatkan Sembako

1 Mei 2022
Mengungkap Latar Belakang Kemunculan Wacana Tiga Periode Presiden Jokowi MOJOK.CO

Mengungkap Latar Belakang Kemunculan Wacana Tiga Periode Presiden Jokowi

11 April 2022
BLT Minyak Goreng, Usaha Receh Menyelamatkan Muka Pemerintah

BLT Minyak Goreng, Usaha Receh Menyelamatkan Muka Pemerintah

6 April 2022
Terawan Tidak Salah, Kita Lebih Suka Testimoni Ketimbang Metode dan Bukti Ilmiah

Terawan Tidak Salah, Kita Lebih Suka Testimoni Ketimbang Metode dan Bukti Ilmiah

30 Maret 2022
Pos Selanjutnya
bantuan tunai

Pemerintah Akan Berikan Bantuan Tunai Kepada Pekerja Bergaji di Bawah 5 Juta Rupiah per Bulan

Komentar post

Terpopuler Sepekan

es teh es kopi reshuffle kabinet gibran rakabuming adian napitupulu erick thohir keluar dari pekerjaan utusan corona orang baik orang jahat pangan rencana pilpres 2024 kabinet kenangan sedih pelatihan prakerja bosan kebosanan belanja rindu jalan kaliurang keluar rumah mudik pekerjaan jokowi pandemi virus corona nomor satu media kompetisi Komentar Kepala Suku mojok puthut ea membaca kepribadian mojok.co kepala suku bapak kerupuk geopolitik filsafat telor investasi sukses meringankan stres

Mungkin Sekarang Saatnya Jokowi Melakukan Reshuffle Kabinet

6 Agustus 2020
mie ayam pak kliwon mojok.co

Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan

15 Mei 2022
Gunung Semeru: Lagu Pilu di Balik Keagungan Mahameru MOJOK.CO

Gunung Semeru: Lagu Pilu di Balik Keagungan Mahameru

12 Mei 2022
Jarang Pulang ke Rumah karena Gampang Mabuk Perjalanan

Ringkasan Cerita ‘KKN di Desa Penari’ buat Para Pemalas dan Penakut

29 Agustus 2019
makam raja-raja imogiri mojok.co

Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan

18 Mei 2022
Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT MOJOK.CO

Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT

16 Mei 2022
danais untuk pekerja mojok.co

Buruh Jogja Tuntut Sultan Ground untuk Perumahan, Danais untuk Beasiswa Pekerja

13 Mei 2022

Terbaru

Syaeful Cahyadi: Menceritkan Makam Untuk Menggali Konteks Kesejarahan

Syaeful Cahyadi: Menceritakan Makam Untuk Menggali Konteks Kesejarahan

20 Mei 2022
kemendes mojok.co

Konsep Transmigrasi Sudah Kuno, Kemendes Terapkan Transpolitan

20 Mei 2022
Rahasia Mie Gacoan MOJOK.Co

Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali

20 Mei 2022
nasirun mojok.co

Nasirun, Santrinya, dan Lukisan-lukisan yang Pulang

19 Mei 2022
Cerita Simone Inzaghi yang Sering Dibandingkan dan Stefano Pioli yang Kerap Diremehkan

Cerita Simone Inzaghi yang Sering Dibandingkan dan Stefano Pioli yang Kerap Diremehkan

19 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In