Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Manuver Moeldoko Baru Halaman Pertama

Puthut EA oleh Puthut EA
6 Maret 2021
0
A A
kepala suku esensi ibadah puasa esai puthut ea mojok.co

kepala suku esensi ibadah puasa esai puthut ea mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pilres 2024 secara matematis memang masih akan dihelat kurang-lebih empat tahun lagi. Tapi kalau dari kalkulator politik, tahun 2021 ini memang sudah bakal dipenuhi manuver para kandidat capres/cawapres. Manuver Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat versi KLB di Sumatera Utara, hanyalah halaman awal, halaman pembuka bagi sekian manuver lagi.

Mari kita hitung mundur dari momentum pencapresan tahun 2024. Kalau dari kalkulator politik, capres/cawapres mesti sudah punya kendaraan dan infrastruktur yang solid pada tahun 2023. Dan untuk memiliki itu semua, medan pertaruhan waktu yang paling realistis adalah tahun 2021 dan 2022. Siapa yang lebih dulu melakukan konsolidasi politik, membangun infrastruktur pemenangan di dua tahun itu, maka nama mereka akan menguat di tahun penentuan yakni tahun 2023. Memasuki tahun 2024 adalah tahun pertarungan: merebut tiket untuk bertanding.

Sekarang mari kita lihat nama-nama yang masuk pada bursa capres/cawapres berdasarkan hasil survei dari berbagai lembaga survei. Kita bedakan menjadi tiga klaster. Klaster pertama adalah klaster yang ada di dalam kabinet Presiden Jokowi. Di sana ada Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Mahfud MD, Moeldoko, Sandiaga Uno, Erick Thohir, dan Tri Rismaharini.

Klaster kedua adalah klaster para pemimpin daerah. Di sana ada ada Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa, dan Emil Dardak.

Lalu ada klaster ketiga, sebut saja klaster pimpinan partai atau putra/putri mahkota. Di sana ada Puan Maharani dari PDIP, Muhaimin Iskandar dari PKB, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat. Dari sekian nama itu, hanya AHY yang tidak sedang menduduki jabatan birokratis, dan tidak dalam lingkar Presiden Jokowi. Emil Dardak memang ketua DPD Partai Demokrat versi AHY, namun dia lebih dikenal sebagai wakil gubernur Jawa Timur.

Kalau kita petakan lebih jernih lagi, dari sekian nama, ternyata ada banyak nama yang punya posisi belum jelas dalam konteks Pilpres 2024. Sebagaimana kita ketahui, capres/cawapres pada Pilpres 2024, seperti halnya Pilpres 2019, juga sangat ditentukan oleh partai politik pengusung.

Nama-nama kuat seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Mahfud MD, Erick Thohir, juga Khofifah, belum punya atau belum terafiliasi dengan partai politik. Moeldoko sebelumnya masuk di deretan tersebut, tapi karena barusan dia menjadi ketua umum versi KLB Partai Demokrat, anggaplah dia sudah punya partai, walaupun masa depan partai itu belum jelas amat.

Ganjar Pranowo dan Tri Rismaharini, mereka tergabung di PDIP, dan tentu bukan hal mudah juga bagi mereka untuk mendapatkan rekomendasi dari Sang Ketum Megawati. Sandiaga Uno berasal dari Partai Gerindra, dan tentu kita mafhum bahwa di sana ada sosok terkuat yaitu Prabowo Subianto. Yang juga menarik, dalam berbagai survei, nama seperti Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum PKB dan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Golkar, masih belum mendapatkan suara yang signifikan. Di sinilah letak keseruan Pilpres 2024.

Hanya orang naif yang bilang bahwa nama-nama tersebut di atas tidak sedang melakukan sekian pergerakan untuk menguatkan dan memastikan mereka mendapatkan tiket pada Pilpres 2024. Tidak keliru misalnya, jika banyak orang melihat pemasangan orang-orang di berbagai BUMN yang dilakukan oleh Erick Thohir, sebetulnya adalah pasukan penting yang sedang dia siapkan untuk berlaga pada Pilpres 2024, sebagaimana yang secara jitu ‘dituduhkan’ oleh politikus PDIP Adian Napitupulu. Dalam konteks politik, ini hal yang wajar. Justru tidak wajar kalau Erick Thohir ingin berlaga tapi tidak mempersiapkan pasukan pemenangan. Semua bersiap, pasti bersiap, entah terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Kalau tidak bisa jadi capres, minimal ya bisa jadi cawapres.

Dalam kondisi demikianlah, fungsi partai-partai politik menjadi sangat penting. Maka, sangat bisa dipahami jika manuver Moeldoko sebetulnya adalah langkah yang cerdik, bahwa hal itu dipandang tidak etis atau belum tentu bisa memuluskan jalannya menuju level perhelatan tertinggi di tanah air, itu perkara lain.

Moeldoko bisa saja mempersiapkan skenario lain jika dia kalah di pengadilan, misalnya. Ia bisa saja membuat partai baru, tentu dengan menyatukan infrastruktur orang-orang Partai Demokrat yang ada di kubunya saat ini, ditambah dengan salah satu sayap relawan Jokowi, juga orang-orang dari Partai Hanura (partai di mana dia secara formal pernah bergabung), dan beberapa ormas. Setidaknya dia bisa punya infrastruktur politik pemenangan, yang bisa menjadikannya punya nilai tawar lebih tinggi dibanding kandidat lain yang belum punya partai politik. Apalagi jika kelak namanya makin berkibar di berbagai survei.

Di sisi lain, karena ketatnya persaingan, dan otoritas besar ditaruh di partai politik, sangat bisa terjadi, nama-nama yang tinggi tingkat popularitas mereka, justru bisa kandas dalam Pilpres 2024. Hanya karena mereka gagal memastikan mendapatkan dukungan partai politik. Ibaratnya, sejago-jagonya mereka, kalau tidak ikut lomba, tidak mungkin bisa jadi juara.

Judul tulisan ini, sengaja memakai istilah ‘halaman pertama’, karena istilah itu pernah populer dan melekat pada Partai Demokrat. Dan pelontar istilah ini ke publik, kalau tidak ada aral, akan bebas dari tahanan karena kena kasus korupsi. Ya, benar, dia adalah Anas Urbaningrum. Dia memang tidak mungkin ikut pencapresan. Aturan perundangan tidak memungkinkannya. Tapi sebagai salah satu ahli strategi politik, Anas pasti bakal ikut mewarnai wajah Pilpres 2024 nanti. Kita lihat saja nanti.

BACA JUGA Moeldoko Terpilih Sebagai Ketum Partai Demokrat Versi KLB, Geger Geden Dimulai dan KOMENTAR KEPALA SUKU lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 6 Maret 2021 oleh

Tags: demokratKLBmuldokopilpres
Iklan
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Keluarga Berkuasa: Betapa Ngerinya Jokowi Menyemai Dinasti Politik di Tingkat Daerah. MOJOK.CO
Ragam

Keluarga Berkuasa: Betapa Ngerinya Warisan Dinasti Politik Jokowi di Tingkat Daerah

26 November 2024
Kerja di Lembaga Quick Count Pemilu Ternyata Sama Capeknya dengan Anggota KPPS.mojok.co
Aktual

Cerita Petugas Quick Count Pemilu: Hasil Sering Diremehkan Meski Saat Bekerja Sama Capeknya dengan Anggota KPPS

15 Februari 2024
Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden? MOJOK.CO
Esai

Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden Indonesia?

18 Desember 2023
Demokrat Dukung Prabowo, Berikut Ini Peta Poros Koalisi Parpol di Pemilu 2024. MOJOK.CO
Kilas

Peta Poros Koalisi Parpol di Pemilu 2024 Setelah Demokrat Dukung Prabowo

18 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

mahasiswa KKN.MOJOK.CO

Warga Desa Sebenarnya Kasihan dengan Mahasiswa KKN: Duit Tipis, Hidup Susah, tapi Dituntut untuk “Mengentaskan Kemiskinan”

11 Juli 2025
Kebaikan bakso di Surabaya. MOJOK.CO

Kebaikan Pedagang Bakso yang Membekas di Hati Saya, 40 Tahun Keliling untuk Kuliahkan Anak hingga S2

14 Juli 2025
KKN Belum Mulai, Kena Tipu Polisi Gadungan Duit Melayang MOJOK.CO

Ditipu Polisi Gadungan Jelang KKN, Dijadikan Tersangka Pencucian Uang dan Ikut “Sidang PPATK” via Aplikasi Zoom

12 Juli 2025
5 Dosa Besar Pedagang Sate Kambing yang Merugikan Pembeli dan Sulit Dimaafkan

5 Dosa Besar Pedagang Sate Kambing yang Merugikan Pembeli dan Sulit Dimaafkan

15 Juli 2025
Festival Dolanan di Borobudur: Komitman Pemprov Jateng libatkan anak dalam pembangunan MOJOK.CO

Komitmen Pemorov Jateng: Suara Anak-anak Jadi Pertimbangan Kebijakan untuk Pembangunan Ramah Anak

13 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.