Pangukan van Bandung, spot nyaman di pusat Sleman
Baiklah, mari kita kembali ke tema tulisan. Salah satu teman saya, yang kebetulan redaktur Mojok, dan kemungkinan akan mengedit tulisan ini, punya satu istilah untuk Pangukan. Dia menyebutnya “Pangukan van Bandung”. Ada kata “Bandung” di sana dan kita tidak membutuhkan penjelasan bahwa ini soal “pohon” dan “sejuk”.
Selain adem yang bermakna sejuk, Pangukan juga mewakili ayem. Di padukuhan ini, lansia bisa hidup nyaman dan tenang. Menurut data dari website Kalurahan Tridadi, ada sekitar 300-an lansia di Pangukan. Ini menjadi yang terbanyak di semua padukuhan. Bagi saya pribadi, orang tua yang nyaman di sebuah daerah, bisa menggambarkan sehatnya kondisi sosial.
Sudah sejuk, kondisi sosial juga sehat. Saya rasa, 2 hal itu bisa menjadi syarat sebuah daerah untuk berkembang ke arah sejahtera. Jogja punya Pangukan yang bisa menjadi contoh pembangunan ulang sebuah daerah. Dan, saya juga sangat yakin masih banyak padukuhan di Sleman yang punya keistimewaan yang sama.
Dan lebih istimewa lagi, Pangukan ini masih masuk ke pusat Sleman. Padukuhan ini berada di Kalurahan Tridadi. Sebuah kalurahan yang menaungi pusat Pemerintahan Kabupaten Sleman. Di sana ada pusat perkantoran pemerintah dan daerah Denggung, yang juga sama-sama adem dan ayem.
Belajar itu enak kalau udah punya contoh. Jadi, seharusnya, Jogja nggak susah untuk menjawab bagian how to. Kini tinggal gelem opo ora.
Ruas jalan penting di Jogja yang perlu “reboisasi”
Iya, saya tahu, istilah “reboisasi” mungkin terlalu berlebihan. Buat kamu yang belum tahu, reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus). Saya hanya ingin menggambarkan betapa ruas jalan ini, di kala siang, begitu panas dan menyiksa pengendara. Khususnya yang bawa sepeda motor.
Ruas jalan di Jogja yang saya maksud, pertama, adalah semua persimpangan ringroad. Seingat saya, hampir semua persimpangan ringroad itu tidak punya pohon yang menaungi. Yang langsung terbayang di kepala saya adalah ringroad Jalan Parangtritis dan daerah Gamping. Daerah Gamping itu bahkan ada 2 perempatan.
Urutan selanjutnya yang layak mendapat “reboisasi” adalah Jalan Bantul, lalu Condongcatur. Saya ingin mengajak pembaca untuk ikut mendambakan berhenti di ringroad, lampu merahnya lama banget, tapi nggak kepanasan. Minimal bisa mengurangi emosi di jalan karena sengatan sinar matahari Jogja.
Setelah semua ringroad jadi adem dan ayem, Pemprov Jogja bisa mulai melakukan perubahan di area dalam. Jalan yang saya idamkan jadi sejuk seperti Pangukan adalah Jalan Godean. Kebetulan, keduanya masuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. Jadi, kalau mau mencontek itu (seharusnya) gampang.
Setelah Jalan Godean, termasuk perbaikan aspal tentu saja, kita lanjut ke Jalan Wonosari. Jalanan ini sangat padat mau di jam berapa saja. Bayangin aja di sepanjang Jalan Wonosari, orang bisa berkendara dengan lebih santai sambil menikmati rindangnya pepohonan.
Bagaimana dengan Jalan Kaliurang? Menarik juga kalau bisa. Mengingat saat ini hawa sejuk dari Gunung Merapi sudah tidak terasa. Padahal dulu, di pom bensin Jalan Kaliurang kilometer 8, kita sudah bisa merasakan sejuknya hawa Merapi. Jalan Kaliurang sejuk seperti Pangukan? Sleman tersenyum lebar!
Cuma mimpi
Saya kira masih banyak ruas jalan di Jogja yang bakal lebih manusiawi jika bisa sejuk seperti Pangukan Sleman. Kamu bisa menambahkannya di kolom komentar.
Akhir kata, saya kira kita masih boleh bermimpi. Apalagi mimpi positif untuk rumah kita bersama. Yah, bisanya cuma mimpi karena mau melihat aksi nyata kok Jogja belum mampu? Eh, apakah mampu? Coba kasih bukti!
Penulis: Moddie Alvianto W.
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Pangukan, Padukuhan Asri di Sleman yang Cocok untuk Menghabiskan Masa Pensiun dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.












