Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Madiun, Kota dengan Ruang Publik yang Berlimpah Lebih Memesona ketimbang Jogja yang Katanya Kota Pendidikan

Fajar Junaedi oleh Fajar Junaedi
2 Februari 2024
A A
Jogja Begitu Merana, ketika Madiun Justru Makin Memesona MOJOK.CO

Ilustrasi Jogja Begitu Merana, ketika Madiun Justru Makin Memesona. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ironis, adalah sebuah kata yang secara telak menggambarkan miskinnya ruang publik di Jogja. Kota itu sangat jauh tertinggal dibandingkan Madiun.

Ruang publik adalah hal mahal bagi mahasiswa di Jogja. Ironis, adalah satu kata yang paling pas untuk menggambarkan fakta ini. Di satu sisi, Jogja adalah kota pendidikan. Sementara itu, di sisi lainnya lagi, ratusan ribu mahasiswa pendatang yang menuntut ilmu di sini mendatangkan dampak ekonomi yang luar biasa. 

Rumah kos tumbuh bak jamur di musim hujan di area sekitar kampus. Warung makan buka bahkan dengan durasi 24 jam untuk melayani mahasiswa. Seiring tugas kampus yang harus digarap mahasiswa, kafe yang menjamur di sekitar kampus menjadi pilihan untuk nugas. 

Nugas, adalah kosakata yang populer di kalangan mahasiswa. Artinya adalah mengerjakan tugas kampus. Bisa mengerjakan sendiri, bisa mengerjakan bersama-sama. Kadang cukup dengan segelas kopi, berjam-jam mahasiswa nugas di kafe. Agar irit, makan besar tidak di kafe. Warmindo bisa menjadi pilihan terbaik untuk mengirit pengeluaran.

Memilih kafe sebagai tempat nugas adalah pilihan paling logis bagi mahasiswa. Dengan siasat hanya cukup minum kopi, mereka bisa menikmati ruang yang nyaman. Kurangnya ruang terbuka publik untuk nugas menjadi salah satu sebabnya. Hal ini mengarahkan pilihan mahasiswa ke kafe untuk menyelesaikan tugas perkuliahan.

Terbatasnya ruang publik di Jogja

Sudah terbatas jumlahnya, mahasiswa harus mengalah dari para wisatawan yang datang berkunjung. Selain kota pendidikan, kita juga mengenal Jogja sebagai kota wisata. Menjadi tidak mungkin nugas di ruang publik yang berada di kawasan Malioboro dan sekitarnya penuh sesak oleh wisatawan. 

Kondisi serupa terjadi di Sleman dan Bantul, 2 kabupaten penyangga Kota Jogja yang sebenarnya lebih banyak memiliki kampus. Di sekitar Universitas Islam Indonesia (UII) yang berada di Jalan Kaliurang, pemerintah Kabupaten Sleman tidak membangun ruang publik. 

Kamu bisa menjumpai kondisi serupa di kawasan Babarsari, yang menjadi lokasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, dan beberapa kampus lain. Alih-alih tersedia ruang publik, banyak orang Jogja mengenal Babarsari sebagai kawasan rawan kekerasan, mengingat seringnya terjadi kekerasan di area ini.

Di Bantul, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dan Institut Seni Indonesia (ISI) menjadi motor akselerasi pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah. Di sekitar 3 kampus tersebut, rumah kos, warung makan, jasa laundry, dan kafe tumbuh subur. Sayangnya, pemerintah kedua kabupaten ini tidak memberikan balasan yang setimpal kepada mahasiswa yang datang, dengan membangunkan ruang publik.

Baca halaman selanjutnya: Jogja, si kota pendidikan, harus mau belajar dari Madiun.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 2 Februari 2024 oleh

Tags: BabarsariBantuljalan kaliurangJawa TimurJogjamadiunruang publik jogjaruang terbuka hijau jogjaslemanstasiun madiunUADUIIUMY
Fajar Junaedi

Fajar Junaedi

Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan sekretaris Lembaga Pengembangan Olahraga Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa” Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.