[MOJOK.CO] “Perkara diselingkuhi adalah ketakutan laki-laki dan perempuan. Percayalah, di luar sana masih banyak pria-pria berintegritas yang mengutuk penyelewengan.”
Januari belum juga genap seminggu. Tapi gara-gara tertangkapnya Mbak Jedun dan artikel “Pengakuan Lima Pria tentang Alasan Mereka Selingkuh” tayang di Mojok, obrolan soal perselingkuhan jadi makin ramai. Padahal saya pikir tahun 2018 ini topik perdebatan bakalan berubah, dari pelakor menjadi pewanor (perebut wanita orang).
Ngomongin soal perselingkuhan itu nggak akan pernah ada habisnya, gengs. Ha mbok yakin. Bab main serong ini sudah ada sejak zaman dulu. Bahkan di kitab suci saya juga ada kisah tentang perselingkuhan. Yang selingkuh pun bukan orang main-main, melainkan salah satu tokoh sentral dan tokoh populer di Alkitab. Kalau penasaran baca aja di 2 Samuel 11.
Etapi jangan baca sendiri ding! Kasihan kalau nanti kalian diautokafirkan setelah membaca kitab saya. Sini saya ceritain aja.
Pada pergantian tahun, saat musimnya raja-raja maju perang, Raja Daud malah mager di istananya. Bukannya mimpin pasukan untuk perang, beliau justru asyik ngopi-ngopi di balkon istana. Saat itu beliau lihat ada ciwi cantik mau mandi di kolam. Bukannya tutup mata atau balik arah, Sang Raja ini malah mantengin aja sampai selesai.
Love at first sight, begitu katanya. Daud pun jatuh cinta dan mengundang cewek ini ke istana. Ya namanya orang sudah gede, nggak mungkin kan mereka cuma saling pegangan tangan? Pastinya mereka berbuat ena-ena yang mengakibatkan Batsyeba ini hamil.
Berhubung saat itu belum ada AAC2, Batsyeba tidak berkata “Nikahi aku, Daud. Aku mohon,” dia hanya bilang, “Aku mengandung.” Andaikata Batsyeba masih lajang tentu ini akan menjadi hal yang mudah. Sayangnya, Batsyeba ini sudah bersuami (wooo, ncen loro-lorone podo ae gak genah) dan suaminya adalah prajurit perang Daud bernama Uria.
Singkat cerita, Daud merencanakan “pembunuhan” dengan cara menempatkan Uria di garda depan pertempuran. Setelah Uria mati, Batsyeba pun dinikahi Daud. Dan cerita tidak berhenti sampai di sini. Gara-gara perselingkuhan, ada harga atau karma yang harus dibayar Daud.
Saat saya masih bocah Sekolah Minggu, saya nggak pernah notice soal kisah ini. Jika membaca bagian ini ya sekadar membaca saja, layaknya membaca dongeng atau novel. Tapi, setelah dewasa dan menikah, saya jadi mulai melihat kisah ini dengan sudut pandang baru.
Gila euy, kalau di Alkitab ada satu kisah khusus yang membahas tentang perselingkuhan, berarti ini memang topik sepanjang masa yang akan selalu ada hingga kapan pun. Kisah ini dituliskan supaya orang-orang bisa belajar dari masa lalu bahwa tidak ada perselingkuhan yang berakhir baik. Semua perselingkuhan pasti akan membawa setumpuk masalah.
Perselingkuhan itu memang ada dan nyata. Nggak hanya di dunia artis, di sekitar saya pun banyak pelakunya, bahkan saya mengenal mereka secara personal. Selingkuh itu tidak peduli gender. Laki-laki atau perempuan semua bisa melakukannya. Karena perselingkuhan adalah tindakan dua arah.
Kalian para pria bisa juga kok melakukan riset ke cewek-cewek yang selingkuh dan nanti akan mendapati jawaban yang nggak beda jauh dengan artikel yang sedang trending di Mojok. Cuma bedanya gini, biasanya alasan cowok selingkuh lebih banyak soal seks, sedangkan cewek lebih ke soal hati dan pemenuhan rasa.
Saat sekrol-sekrol kolom komen, saya baca banyak yang bilang gara-gara artikel itu jadi takut buat nikah, jadi merasa insecure dengan dirinya sendiri.
Dear buibu dan mba-mba, sini saya bisikin. Kalau ada orang yang selingkuh, itu adalah tindakan dalam otoritas pribadinya, bukan karena desakan dan dorongan orang lain. Jika orang yang selingkuh itu bilang, “Aku selingkuh karena pasanganku gini dan gitu,” percayalah itu cuma mencari-cari alasan untuk mendapatkan pemakluman.
Jika ada pasanganmu yang selingkuh, kesalahan itu ada padanya, bukan pada dirimu. Yang tidak beres adalah pasanganmu, bukan kamu. Kalau takut pasanganmu selingkuh atau bahkan sudah selingkuh, mulailah perbaiki komunikasi, bukannya menyalahkan diri. Karena komunikasi adalah kunci. Semua masalah pelik berawal dari komunikasi yang buruk.
Jangan jadi takut nikah karena khawatir diselingkuhi. Percayalah, di luar sana masih banyak pria-pria berintegritas yang mengutuk penyelewengan. Takutlah kalau kamu tidak bisa menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan. Lagi pula, masalah dalam rumah tangga nggak cuma perselingkuhan kok, masih banyak masalah lain. Karena itu saya bilang pernikahan bukan hal gampang.
Menikah bukanlah relationship goal. Mempertahankan pernikahan tetap baik dan harmonis hingga menua bersama adalah goal yang sesungguhnya.
Btw, saya nulis ini juga buat pakbapak yang merasa diselingkuhi lho!