Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Hidup dengan Pola Asuh Orang Tua Indonesia yang Kadang Out of the Box

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
23 Agustus 2019
A A
Abu
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Orang tua Indonesia itu hobinya nakut-nakutin. Kadang, bukan cuma nakut-nakutin pakai setan, mereka practically akan nakut-nakutin pakai apa saja, termasuk…

Waktu SMA, saya suka banget nonton serial televisi Lizzie McGuire. Selain karena di sana ada Hilary Duff, ceritanya pun terasa sangat natural dan tidak dibuat-buat. Tapi ada satu hal yang mengganjal: Kenapa ibu-ibu dan bapak-bapak di serial luar negeri sangat berbeda dengan ibu-ibu dan bapak-bapak di kehidupan nyata, ya?

Atau—harus saya bilang—berbeda dengan kebiasaan pola asuh orang tua Indonesia?

Maksud saya, coba ingat-ingat: Kayaknya nggak ada, tuh, adegan Lizzie dibangunin ke sekolah sambil diteriakin, “Ini udah jam 7! Anak perawan kok jam segini belum bangun!” padahal masih jam setengah 5  subuh. Nggak ada juga adegan Lizzie kepeleset di rumah, terus bapaknya malah mukul lantai sambil bilang, “Uh, nakal ya kamu, bikin Lizzie jatuh!”

Saya merasa orang tua Lizzie adalah wujud dari apa yang tak pernah bapak dan ibu saya—atau hampir seluruh orang tua Indonesia—lakukan. Alih-alih menanyai pendapat saya soal kesepakatan memasang tempat sampah yang dipisah berdasarkan sampah organik dan anorganik, misalnya—seperti yang ibu Lizzie lakukan—orang tua saya akan lebih memilih untuk mendatangi saya yang sedang main hape, sambil berkata,

“Hapean terus! Nyapu coba, atau beres-beres rumah. Belajar jadi perempuan rajin gitu, loh.”

Nasihatnya, sih, masuk akal. Tapi saya benar-benar jadi heran: Kenapa, sih, bapak dan ibu saya—mungkin juga orang tua Indonesia lainnya—hobi banget nyuruh saya untuk “belajar” jadi perempuan lewat aktivitas nyapu dan beres-beres rumah??? Apakah kalau saya nggak nyapu berarti saya belum jadi perempuan???

Pada keadaan yang lebih menyebalkan, saya sebenarnya sudah melakukan apa yang mereka harap saya lakukan. Saya menyapu rumah. Mencuci piring. Kasih makan ikan. Ngepel. Nyiramin tanaman—semua, lah, pokoknya.

Sayangnya, biasanya hal-hal ini justru saya lakukan saat tidak diawasi bapak dan ibu. Makanya, saya kesal sekali tiap bapak dan ibu saya menyuruh saya untuk “belajar” nyapu. Ha dikira saya nggak bisa nyapu, gitu?! Ya emang nggak bisa, sih.

Audian Lalili, redaktur Mojok yang lulusan Psikologi itu, pernah menguak rahasia kenapa kita lebih rajin saat nggak ada orang tua di rumah. Katanya, ini semua karena pada dasarnya kita pengin jadi manusia yang merdeka, yang punya inisiatif sendiri. Dengan kata lain, kita nggak ingin jadi manusia yang bisa disuruh-suruh kayak robot, yang dengan seenaknya dipencet bisa bergerak sesuai perintah.

Nah, nah, nah, itu bener banget!!!1!!!1!

Keanehan pola asuh orang tua Indonesia lainnya masih bisa dibuat daftar. Saya nggak tahu apakah hal yang sama dilakukan juga oleh orang tua di Ukraina atau Zimbabwe, tapi yang jelas kebanyakan orang tua Indonesia menganggap bahwa…

…IPA adalah pilihan jurusan yang paling tepat bagi anak-anaknya di SMA.

Saya pernah bercita-cita masuk jurusan Bahasa. Tapi, coba tebak, di detik terakhir, saya menuliskan IPA sebagai pilihan pertama hanya karena orang tua saya ingin punya anak yang ngambil jurusan IPA.

Iklan

Saya menyesal? Tidak juga. Tapi kalau “gemes”, iya.

Tenang saja, saya masih percaya dan mendengar kata-kata orang tua, kok. Takut kualat. Ya gimana lagi; sejak saya kecil, bapak dan ibu saya—sebagaimana orang tua Indonesia lainnya—kerap menemani dan menjadi “radar setan” yang terbaik.

Hah, apa maksudnya?

Kalau saya bandel sedikit aja, mereka pasti berkata kurang lebih begini, “Ya udah terserah, Mama tinggal nih, ya? Biar nanti kamu ketemu setan. Hiiiii!” atau, “Jangan ke sana. Di sini aja. Duduk yang manis! Di sana itu ada setannya, nanti kamu diculik. Hiiii!”

Gimana, sungguh sangat “orang tua Indonesia”, kan, ancamannya? Kadang, bukan cuma nakut-nakutin pakai setan, mereka practically akan nakut-nakutin pakai apa saja. Sebagai contoh, pernah ada seorang anak kecil disuapi makan di pinggir jalan oleh ibunya. Tak jauh, ada sebuah operasi lalu lintas alias tilangan sedang berlangsung, yang menunjukkan keadaan sedang ramai dengan banyak polisi.

Tahu apa yang si ibu katakan pada anaknya yang nggak mau makan? Nih:

“Ini cepet dihabisin. Nanti kalau nggak habis, dimarahin Pak Polisi, loh!”

Monmaap nih Bu, tapi apa sih hubungannya antara polisi dan makanan anak ibu??? Atas dasar urgensi apa si polisi jadi harus bertanggung jawab pada porsi makan anak yang bahkan nggak dia kenal???

Saya curiga, banyaknya orang yang kabur dan putar balik tiap ada tilangan itu jangan-jangan dampak dari kebiasaan aneh orang tua Indonesia tadi. Malah, bisa jadi, yang putar balik itu bukan karena nggak bawa SIM, melainkan karena tadi habis makan dan makanannya nggak habis!

Kelakuan orang tua Indonesia memang bikin kepala goyang-goyang. Saya yakin, Lizzie McGuire nggak bisa merasakan dahsyatnya ujian hidup lewat orang tua yang keponya tingkat advanced ini.

Lah gimana lagi? Lizzie McGuire jomblo aja masih bisa hidup tenang di rumahnya. Lah kalau sama orang tua Indonesia, anak yang belum nikah berasa jadi salaaah banget. Malah, kayaknya, kalau bisa, mereka bakal mengajak anaknya ke dekat kantor polisi dan mengancam si anak,

“Kamu nikah sekarang juga atau Mama masuk ke kantor polisi, terus lapor, biar kamu dimarahin Pak Polisi!”

BACA JUGA Anak Bertanya, Bapak Menjawab

Terakhir diperbarui pada 23 Agustus 2019 oleh

Tags: asian parentsindonesian parentsKapan Nikahmasa kecil ditakut-takutin hantuorang tua Indonesiasim
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Polresta Yogyakarta bekuk sindikat agen SIM palsu di Jogja yang bercuan Rp50 juta perbulan MOJOK.CO
Aktual

Pura-pura COD di Agen SIM Palsu di Jogja, Tangkap Komplotannya yang Raup Untung Rp50 Juta Perbulan

24 September 2025
Pertama kali membuat SIM C di kantor Satpas demi patuhi aturan, berujung kapok karena kegalakan petugas MOJOK.CO
Ragam

Pertama Kali Ngurus SIM di Satpas: Nanya Sopan Malah Digalaki dan Dibiarkan Ruwet Sendiri, “Praktik Kotor” Tersaji di Depan Mata

3 Juli 2025
Ujian Praktik SIM C Gunakan Sirkuit Huruf S, Pemohon di Jogja Lebih Banyak yang Lulus. MOJOK.CO
Kilas

Ujian Praktik SIM C Gunakan Sirkuit Huruf S, Pemohon di Jogja Lebih Banyak yang Lulus

8 Agustus 2023
Karen’s Diner Sudah Sesuai Budaya Indonesia, Body Shaming Misalnya MOJOK.CO
Esai

Karen’s Diner Sudah Sesuai Budaya Indonesia, Body Shaming Misalnya

18 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.