Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Gaya Sex dalam Budaya Jawa untuk Menghasilkan Keturunan Unggul Menurut Serat Susila Sanggama

Paksi Raras Alit oleh Paksi Raras Alit
18 April 2024
A A
Gaya Bercinta yang Sakral Menurut Kitab Susila Sanggama MOJOK.CO

Ilustrasi Gaya Bercinta yang Sakral Menurut Kitab Susila Sanggama. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Selain waktu yang ideal untuk bercinta, serat Susila Sanggama juga menyajikan tuntunan gaya sex yang baik dan bisa saling memuaskan.

Coba Anda mengetik “gaya sex” di situs pencarian. Seketika akan langsung muncul berbagai artikel dan gambar yang berisi saran, anjuran medis, hingga situs porno yang akan “membimbing” keingintahuan kita akan posisi-posisi bercinta.

Akan tetapi, jika ingin tahu gaya-gaya bercinta tradisional ala Jawa yang dituliskan sebagai pengetahuan dan tuntunan yang baik, bukan semata kiat-kiat cabul demi nafsu purba manusia, maka apa yang tertulis dalam manuskrip kuno serat Susila Sanggama dapat menambah wawasan Anda tentang persetubuhan. Tulisan ini meneruskan artikel yang sebelumnya, mengenai pemilihan waktu yang ideal untuk bercinta sebagai laku ibadah sepasang suami istri. 

Tradisi Jawa memang menganggap persetubuhan bukan semata pemenuhan nafsu sex manusia. Namun, persenggamaan dan gaya sex dianggap merupakan bagian dari laku yang sakral. Jika melakukannya sesuai tuntunan yang benar, dengan susila dan tata krama yang tepat, praktik tersebut akan mempunyai manfaat ibadah bagi kepercayaan Jawa.

Serat Susila Sanggama membeberkan 8 gaya bercinta yang ideal sesuai karakter pasangan kita. Teks berbahasa Jawa hasil alih aksara ke latin akan disertakan sebagai sarana untuk memperkaya terjemahan. Berikut gaya bercinta menurut Susila Sanggama:

#1 Gaya sex anjing tanah (orong-orong)

“…panumbaking lěbětipun sang panta purusa dhumatěng baga [Vulva] sawarni angge-angge (oro-oro) lan sawěrni ingkang wontěn salěběting lengipun, ingkang alon-alon…” (Teks SS hlm. 7. Bab I)

Terjemahan:

“Gerakan penetrasi sang panta purusa ke dalam baga seperti anjing tanah yang menggali lubangnya, dilakukan secara perlahan.”

Gaya sex anjing tanah atau orong-orong. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)
Gaya sex anjing tanah atau orong-orong. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)

Gaya bercinta demikian disarankan untuk wanita beraut wajah bongoh atau ‘beraura riang’ dengan kulit cemeng manis, ‘hitam manis’.

#2 Gaya ngaras gandaning sekar

“…yen dipunrabaseng kakung panumbaking sang panta purusa, dhatěng baganing estri kados sawarni sada ngiris kadya tiyang ngaras gandaning sěkar-(hlm.8)- saderengipun sang panta purusa malěbět ing kori (groote schaamlippen) pun estri utawi pun kakung patrap pratingkahipun lěnggahan saha sareyan, kados dene ingkang kapratelakakěn wiwit aděg-aděg pamungkasing wawarah patrap pratingkahing Asmaragama wau. Amung kaot sarenipun estri sumendhe usuk, suku sědhěku kalih pisan, ragi mepet kaliyan wiruca baga, sasampunipun makatěn sukunipun estri kajunjung ingkang kiwa, kaslonjorakěn, katumpangakěn ing nginggiling pupuning kakung ingkang těngěn, ragi kapiyak sarta kahajěngakěn sawatawis, sukuning estri ingkang těngěn kajonjat kaaděgakěn sarana katěkuk wau, lajěng sang panta purusa kalěbětakěn ing baga (vulva) ragi alon-alon, sampun ngantos kěrěp-kěrěp.” (Teks SS hlm. 7-8. Bab II)

Terjemahan:

“… Jika bersenggama, gerakan penetrasi panta purusa laki-laki, ke dalam baga wanita seperti mengiris dengan lidi dan seperti orang menghirup wangi bunga. Sesaat sebelum sang panta purusa masuk ke dalam labia mayora, wanita dan laki-laki sikapnya berbaring dan duduk, seperti yang dijelaskan di awal paragraf terakhir bagian petunjuk dan sikap dalam bersanggama. Hanya perbedaanya sang wanita bersandar setengah terbaring, kedua kakinya ditekuk ke arah badan, agak merapat dengan wiruca baga (bibir vagina), setelah itu kaki kiri sang wanita diangkat, lalu diluruskan dan diletakkan di atas paha kanan sang lelaki. Sedikit dibuka serta ditarik maju sedikit. Kemudian, kaki kanan sang wanita dinaikan sejenak, dan dihadapkan ke atas dengan ditekuk. Setelah itu, sang panta purusa dimasukan ke dalam baga dengan perlahan, jangan sampai terlalu cepat gerakannya…”

Gaya sex ngaras gandaning sekar. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)
Gaya sex ngaras gandaning sekar. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)

Gaya sex demikian disarankan untuk wanita beraut wajah sengoh atau ‘beraura ramah’ dengan jenis kulit cemeng manis, ‘hitam manis’.

#3 Gaya lenggah timpuh (duduk bersimpuh)

“…panumbakipun wiwit saking sangandhaping pasunatan (indrěng) ingkang těngěn, lajěng ragi lěrěs těngahing kori (vulva) sarananing estri katilěmakěn satěngahing lěnggah, suku kalih pisan kaaděgakěn katěkuk jěngkunipun, běnggang sawatawis, kakung lěnggahipun ugi kados lěnggahipun tiyang maos atakiyat awal, timpuh lajěng kaajěngakěn jěngkunipun kalih pisan, kaběnggang ngiwa něngěn, padharan kalěmpetakěn sawatawis, sang panta purusa lajěng katamakakěn dhatěng baganing estri wau, ugi ingkang alon-alon, sampun ngantos kěrěp-kěrěp rumiyin, kados ing nginggil punika.” (Teks SS hlm. 8. Bab III)

Terjemahan:

“…penetrasi sang panta purusa dimulai dari bawah kelentit kanan. Kemudian sedikit ke dalam tepat di tengah rongga baga. Adapun caranya, sang wanita ditidurkan. Sembari duduk kedua kaki diluruskan dan ditekuk lututnya, lalu dibuka sedikit. Sementara, laki-laki duduk bersimpuh (tahiyat awal) kedua lututnya maju, dan dibuka ke kanan dan ke kiri. Perutnya agak ditahan (tegak), lalu sang panta purusa dimasukan ke dalam baga wanita, dengan perlahan, jangan terlalu cepat seperti dijelaskan di atas.”

Gaya lenggah timpuh atau duduk bersimpuh. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)
Gaya lenggah timpuh atau duduk bersimpuh. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)

Gaya sex demikian disarankan untuk wanita beraut wajah dlongeh atau ‘beraura baik hati’ dengan jenis kulit jene nemu giring/langsep, ‘langsat’.

#4 Gaya sex baita layar (kapal yang berlayar)

“…manawi dipunrabaseng kakung, panumbakipun wiwit saking ngandhap ingkang sisih těngěn, sarta sawarni baita layar, těgěsipun sada gumuling, lajěng lumampah maněngah anjog ing rukma baga, sarananing estri katilěmakěn, amung sukuning estri ingkang těngěn jěngkunipun kaaděgakěn, suku kiwa dipunjunjung sawatawis, lajěng kaselehakěn, sarta kědah mawi lemek kintěn-kintěn sekawan nyantun kandělipun, sinjang ingkang ragi ěmpuk, manawi sampun, sang panta purusa lajěng kalěbětakěn, panumbakipun ingkang ragi jilampar, sarta ingkang alon-alon rumiyin, sampun ngantos kěrěp-kěrěp, manawi toya kadi yiyiting mina sampun kumocor, ing ngriku kenging kasěngkakakěn sawatawis…” (Teks SS hal.9. Bab IV) 

Terjemahan:

“…saat hendak bersenggama, seorang pria melakukan penetrasi mulai dari bawah sisi kanan, gerakannya bak perahu yang sedang berlayar, seperti daun kelapa yang melambai. Kemudian gerakannya ke tengah hingga ke rukma baga dengan sang wanita yang dibaringkan. Lutut kaki kanan sang wanita diluruskan ke atas, serta kaki kirinya diangkat sebentar, lalu diletakkan. Selain itu dibutuhkan alas kira-kira empat kain tebalnya, dengan kain jarit yang cukup empuk. Apabila sudah, panta purusa kemudian dimasukkan. Gerakan penetrasi dilakukan dengan agak berbaring, serta dilakukan secara perlahan terlebih dahulu, jangan terlalu cepat. Jika air seperti lendir ikan sudah mengucur, dari situ diperkenankan untuk lebih dipercepat…”

Gaya sex baita layar atau kapal yang sedang berlayar. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)
Gaya sex baita layar atau kapal yang sedang berlayar. (Sumber: Kitab Susila Sanggama, Ilustrator: Ega Fansuri)

Gaya sex demikian disarankan untuk wanita beraut wajah manis ‘beraura bersahabat’ dengan jenis kulit jene nemu giring/langsep, ‘langsat’.

Baca halaman selanjutnya: Gaya sex dalam balutan budaya, demi keturunan yang lebih murni.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 26 November 2025 oleh

Tags: budaya jawagaya bercintagaya bercinta ala jawagaya sexjawacanapaksi raras alitserat susila sanggamasusila sanggama
Paksi Raras Alit

Paksi Raras Alit

Seniman dan pegiat aksara Jawa.

Artikel Terkait

Cerita Kebiasaan Orang Jawa yang Bikin Kaget Calon Pendeta MOJOK.CO
Esai

Cerita Calon Pendeta yang Kaget Diminta Mendoakan Motor Baru: Antara Heran dan Berusaha Memahami Kebiasaan Orang Jawa

21 November 2025
Paksi Raras Alit: Begini Bedanya Feminisme Perempuan Jawa Jika Dibandingkan dengan Feminisme Barat
Video

Paksi Raras Alit: Begini Bedanya Feminisme Perempuan Jawa Jika Dibandingkan dengan Feminisme Barat

25 Januari 2025
Aksara Nusantara Punya Potensi Mendunia Seperti Aksara Korea
Video

Aksara Nusantara Punya Potensi Mendunia Seperti Aksara Korea

30 Juni 2024
Jawacana berupaya mempopulerkan kembali Aksara Jawa karena potensial di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Aksara Jawa Bukan Hal Kuno, Punya Potensi Bikin Kota hingga Anak Muda Jadi Keren

30 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.