Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

FSTVLST Membuat Synchronize dan Langit Jakarta Menjadi Lebih Berkesan

Farid Stevy memang selalu mengajarkan untuk para perempuan agar tidak takut melakukan crowd surfing. Selain itu, Farid juga menegaskan bahwa para pria harus melindungi para perempuan, tanpa terkecuali di Synchronize Festival 2023 Jakarta.

Khoirul Atfifudin oleh Khoirul Atfifudin
5 September 2023
A A
FSTVLST Membuat Synchronize dan Jakarta Menjadi Berkesan MOJOK.CO

Ilustrasi FSTVLST Membuat Synchronize dan Jakarta Menjadi Berkesan. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Berkat FSTVLST, Synchronize Festival jadi lebih berkesan. Yah, walaupun tubuh sedang tidak fit karena dihajar polusi udara Jakarta.

Sudah sejak jauh hari saya menyusun rencana untuk menonton Synchronize Festival 2023 di Jakarta. Namun, karena keterbatasan waktu dan uang saku, saya memutuskan untuk menonton di hari kedua saja. Saya menilai line up yang tampil di hari kedua itu lebih bagus ketimbang dua hari lainnya. Dan, sudah pasti, saya menantikan FSTVLST naik panggung.

Menjelang keberangkatan ke Jakarta, saya sudah menyiapkan segala hal. Mulai dari tiket Synchronize, tiket kereta, dan penunjang lainnya. Hingga pada Jumat, 1 September 2023, setelah diantar teman ke Stasiun Lempuyangan, saya berangkat sendirian menggunakan Kereta Api Ekonomi Bengawan. Sungguh kereta api yang dari biaya sangat ekonomis karena hanya tiketnya cuma Rp74.000. Namun, jangan harap mendapatkan kenyamanan mengingat kursinya tegak dan para penumpang harus berhadapan. Tapi, demi FSTVLST, ya sudahlah.

Singkatnya, saya sampai di Stasiun Pasar Senen kira-kira pukul 06:00 WIB pagi. Cuaca yang aneh di Jakarta menyambut saya. Awalnya saya mengira langit sedang mendung, tapi ternyata polusi udara sungguh sangat memprihatinkan. Setelah puas menggerutu karena polusi, saya menuju Masjid Istiqlal untuk rehat dan menumpang mandi.

Menunggu FSTVLST, menikmati polusi udara di Jakarta

Mendekati pukul 12 siang, saya meluncur ke Gambir Expo Jakarta, tempat di mana Synchronize Festival digelar. Sembari menunggu open gate, saya lekas menyusun jadwal band mana saja yang akan saya tonton nanti. Ada 167 penampil dengan 8 panggung di sana. Jadi, saya harus bersiasat.

Ada lebih dari 10 penampil yang rencananya akan saya tonton pada hari Sabtu itu, salah satunya FSTVLST. Saya memiliki klaim bahwa band ini menjadi kelompok musik yang merepresentasikan Jogja. Musik Jogja itu, ya, FSTVLST. Lagu dari band ini pula yang kerap menemani hari-hari saya. Menjadi band yang cukup sering saya menontonnya tapi tidak pernah bosan.

Saya juga mengamini perkataan Iksan Skuter di sesi PutCast bersama Farid Stevy. Kurang lebih Iksan memberikan gambaran bahwa FSTVLST itu antara musik dan liriknya berdiri sendiri-sendiri dan masing-masing saling beriringan. Kalau saya menafsirkan musik FSTVLST bagus begitu juga liriknya. Tidak banyak band yang demikian. Karena biasanya, ada band yang liriknya bagus tapi musiknya biasanya saja, begitu pun sebaliknya. Silakan menonton PutCast mereka di sini:

Ketika Jakarta hampir menumbangkan saya

Awalnya saya memiliki ekspektasi bahwa Synchronize Festival 2023 akan menawarkan pengalaman yang fantastis. Bahkan lebih dari Synchronize Festival tahun lalu yang sempat saya saksikan dan menjadi festival pertama yang saya sambangi di Jakarta.

Hingga saat sore hari, tiba-tiba badan saya malah masuk angin. Demam. Pusing. Meriang. Saya merasakan seperti itu apakah karena meminum minuman yang seharusnya tidak saya minum? atau ada kaitannya dengan polusi udara yang membuat Jakarta menjadi kota dengan polusi terburuk? Entahlah, saya juga bingung.

Ingin rasakan saya segera pulang kembali ke Jogja karena udara di Jakarta yang tidak bersahabat. Tapi mau gimana lagi, jadwal pulang naik kereta masih Minggu pagi. Selain itu, saya sudah mengeluarkan uang yang cukup banyak.

Berhubung badan nggak enak, saya segera mengambil obat dari dalam tas. Lalu saya mencoba untuk memulihkan badan sambil mencas hape. Di tempat ini pula saya bertemu orang baru. Dia mengenakan kaos band FSTVLST dan berangkat sendirian. Saya lupa namanya, tapi dia orang Surabaya yang bekerja di Tangerang Selatan.

Kami lalu mengobrol banyak hal. Salah satunya adalah mau nonton apa di Synchronize. Jangan ditanya lagi, karena kami mengenakan kaos FSTVLST tentu kami ingin melihat band itu. FSTVLST sendiri main pukul 23:15 di Forest Stage. Sebelum itu kami menonton .Feast. Demam dan meriang sudah lumayan sembuh tapi ternyata kepala saya malah pusing.

Begitu .Feast selesai, kami pun terpisah. Saya melihat hape untuk melihat mana band yang akan saya tonton. Di jadwal yang saya susun ada Koil yang juga main. Segera saya menuju ke panggung itu. Ternyata Koil sudah dipenuhi oleh penonton. Saya pun tidak memaksakan diri untuk berada di tengah-tengah mereka. Mending tenaganya buat nanti pas FSTVLST main.

Iklan

FSTVLST: Band yang ditunggu untuk main di Jakarta

Saya duduk di samping area panggung itu. Ada orang baru lagi yang saya temui. Galang namanya. Dia adalah orang Cilacap yang bekerja di Cikarang dan sangat ingin menonton FSTVLST. Katanya, band ini sudah lama tidak manggung di Jakarta dan sekitarnya.

Pernah November tahun lalu FSTVLST mau main di acara MSKLG Tangerang. Galang pun sudah membeli tiket. Tapi sayang, nasib sial dialaminya. Event itu batal dan hingga kini uang belum refund.

Beruntungnya, Synchronize Festival 2023 mengundang FSTVLST. Jadi Galang bisa mengobati kerinduan dengan band Jogja itu. Dia bahkan sampai merelakan diri ditinggal kedua temannya karena harus balik duluan. Dia juga nggak masalah ketinggalan KRL ke Cikarang. Setelah selesai acara, dia akan “ngemper” sampai subuh. Sebuah dedikasi untuk band favoritnya.

Kami mengobrol banyak hal. Dia sempat membelikan saya siomai yang harganya sangat mahal, yakni Rp50.000. Hingga mendekati menit-menit FSTVLST mau main kami segera merapat ke depan panggung. Saya menitipkan tas di barikade depan panggung. Saya tidak mau saat FSTVLST main, tas itu masih saya cangklong.  Lalu kami pun rebahan dan melihat bagaimana langit Jakarta diselimuti oleh polusi. Tidak ada bintang sama sekali.

Kesan emosional di lagu-lagu FSTVLST

Karena sudah ada aba-aba FSTVLST mau main, segera kami berdiri. Mereka membawakan “Orang-orang di Kerumunan” sebagai pembuka, lalu menyusul “Hari Terakhir Peradaban”. Saya dan penonton lainnya bernyanyi bersama. Sakit kepala yang saya rasakan seolah hilang. Kemudian disusul oleh “Satu Terbelah Satu” dan “Hayat”

Ada satu hal berbeda dari FSTVLST malam itu. Biasanya, mereka membawakan “Mati Muda” terakhir. Namun, kali ini, mereka membawakannya di tengah dan diiringi alunan piano. Tentu semua penonton tidak ada yang tidak bernyanyi. Setelah lagu itu, Farid Stevy turut mengenang Jon Kastella, personil Syarikat Idola Remaja yang beberapa hari lalu meninggal dunia.

Mereka juga membawakan lagu “Menantang Rasi Bintang”. Terus terang, lagu ini membuat saya ingin sekali meneteskan air mata. Lagu ini selalu memberikan kesan emosional kepada pendengarnya.

Bukan saya saja, melainkan saat “Menantang Rasi Bintang” dibawakan, seorang pria yang tidak jauh dari saya menangis sejadi-jadinya. Sampai dia ditenangkan dan dipeluk oleh seorang bapak-bapak di tengah kerumunan. Entah apa yang dia rasakan, yang pasti saya rasa beban yang dibawanya mungkin tidak sepele.

Nomor-nomor lain yang memberikan kesan emosional adalah “Gas”, “Hujan Mata Pisau”, dan lagu terakhir, “Tanah Indah Untuk yang Terabaikan”. Di lagu terakhir ini pedal drum yang digebuk oleh Danish Wisnu (Dacong) jebol. Tapi hal itu tidak menyulutkan semangat penonton. Farid Stevy dan kawan-kawannya tetap berhasil mengajak penonton untuk sing along.

Soal Dacong, orang ini beberapa jam sebelum FSTVLST main di Synchronize Festival 2023, turut mengiringi Majelis Lidah Berduri di Taman Ismail Marzuki. Keesokan harinya, Majelis Lidah Berduri juga manggung di Synchronize Festival 2023. Gacor sekali, Mas Dacong!

Dara Setara di Synchronize Festival

Di setiap lagu yang dibawakan oleh FSTVLST, tidak hanya kalangan pria saja yang melakukan crowd surfing. Para para perempuan juga melakukan hal serupa tanpa ada beban sama sekali. Para pria turut mengangkat perempuan yang melakukan crowd surfing.

Sejauh yang saya ingat, kebiasaan ini mulai muncul setelah Dara Setara menggelar konser di Libstud pada 13 Januari 2023. Konser tersebut memang khusus untuk perempuan saja. Lewat video di media sosial, saya bisa melihat para perempuan tidak sungkan melakukan crowd surfing. Luar biasa.

Farid Stevy memang selalu mengajarkan untuk para perempuan agar tidak takut melakukan crowd surfing. Selain itu, Farid juga menegaskan bahwa para pria harus melindungi para perempuan, tanpa terkecuali di Synchronize Festival 2023 Jakarta.

Sayang, saya tidak banyak mendokumentasi keseruan malam itu. Saya asyik bernyanyi, berjoget, hingga crowd surfing. Sayang juga FSTVLST tidak membawakan “Bulan Setan atau Malaikat”. Padahal saya ingin berteriak, “Ini cita-cita itu atau hanya buang-buang waktu”. Tapi tak masalah.

Setidaknya, berkat FSTVLST, Synchronize Festival 2023 jadi lebih berkesan bagi saya. Yah, walaupun tubuh sedang tidak fit karena dihajar polusi udara Jakarta.

Selesai acara, saya sempat melihat kalau Galang sukses mendapatkan set list lagu. Dia mengungkapkan perasaannya lewat sebuah unggahan. Terakhir, dia sempat mengabari saya, kalau band favorit kami ini main di Jogja, dia minta dikabari. Galang ingin sekali membubuhi set list itu dengan tanda tangan semua personil FSTVLST.

Penulis: Khoirul Atfifudin

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Farid Stevy, Karya Seni, dan Tragedi dan pengalaman menarik lainnya di rubrik ESAI.

Terakhir diperbarui pada 5 September 2023 oleh

Tags: fstvlstjakartapolusi JakartaSynchronizeSynchronize Festival 2023
Khoirul Atfifudin

Khoirul Atfifudin

Penyuka musik dan tertarik menulis.

Artikel Terkait

UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Alumnus ITB resign kerja di Jakarta dan buka usaha sendiri di Bandung. MOJOK.CO
Sosok

Alumnus ITB Rela Tinggalkan Gaji Puluhan Juta di Jakarta demi Buka Lapangan Kerja dan Gaungkan Isu Lingkungan

12 Desember 2025
Nekat resign dari BUMN karena nggak betah kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Nekat Resign dari BUMN karena Lelah Mental di Jakarta, Pilih “Pungut Sampah” di Kampung agar Hidup Lebih Bermakna

10 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO
Ragam

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025

Video Terbaru

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025
Sirno Ilang Rasaning Rat: Ketika Sengkalan 00 Menjadi Nyata

Sirno Ilang Rasaning Rat: Ketika Sengkalan 00 Menjadi Nyata

6 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.