Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Dialog Dua Aktivis soal Harga BBM

Puthut EA oleh Puthut EA
20 November 2014
A A
Dialog Dua Aktivis soal Harga BBM
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Terseok-seok membawa tubuhnya yang tambun, Dhani memasuki pelataran rumah Mulyadi. “Mul, kamu jangan main-main ngece Jokowi soal kenaikan harga BBM! Status fesbuk dan twitermu ora mutu!”

Mulyadi yang sedang ngetheti manuk, cuma bisa memamerkan barisan giginya yang cemlorot. Ndlongop. Tidak menyangka pagi begini sudah harus berhadapan dengan sohibnya yang berambut kribo itu. “Ngece gimana, Dhan?”

Dua orang bersahabat itu kini duduk berhadapan dengan menghadap sepiring lemper sisa pengajian semalam yang dihelat di langgar dekat rumah Mulyadi, dan dua gelas teh nasgitel.

“Kamu itu sengak, Mul. Kalau BBM naik, apa itu salah Jokowi?”

“Lho, sejak zaman Soeharto, kalau yang namanya pemerintah itu yang ditunjuk hidungnya ya presiden. Kalau enggak mau disalahkan ya jangan jadi presiden…” jawab Mulyadi kalem sambil mengupas kulit lemper.

“Ini persoalannya kelas menengah ngehek yang mampu beli BBM tanpa subsidi, pada maling semua! Makan jatahnya orang-orang miskin!” suara Dhani menggelegar.

“Lha kok goblok banget sih pemerintah itu, bikin sistem yang biar kelas menengahnya enggak mencuri jatah orang miskin masak enggak bisa…”

“Kamu jangan nggoblok-goblokkan gitu, dong! Orang-orang di luar Jawa seperti di Papua yang harga BBM seliter sudah 15.000 rupiah saja enggak protes! Ini baru naik jadi 8.500 rupiah saja sudah kecangkeman!”

“Lha kamu kok ikut-ikutan pekok, to… Kalau BBM seharga 5.500 rupiah saja di Papua jadinya 15.000 rupiah, apalagi jika harganya 8.500 rupiah. Kamu bisa hitung-hitungan to?”

Dhani mukanya memerah. Ia menyeruput segelas teh di depannya, tapi langsung njumbul sambil misuh-misuh. Teh tersebut masih sangat panas untuk bibir dan lidahnya. Mulyadi cuma tertawa.

“Mul, kamu harus adil! Siapa presiden di Indonesia ini yang belum pernah menaikkan harga BBM?!”

“Kamu jangan sensi, dong. Soeharto dulu diturunkan juga salah satunya dengan isu BBM. SBY dihina sampai sehina-hinanya bahkan disamakan dengan kerbau juga karena BBM. Lha kok giliran Jokowi, situ jadi salah tingkah?!”

Mendengar jawaban itu, muka Dhani makin pating-pecothot. “Begini lho, Muuuuul! Ini soal subsidi yang harus diluruskan…”

“Bentar, Dhan… Kamu itu dari semalam bengak-bengok soal subsidi, tahu enggak kalau satu-satunya kemampuan negara ini terhadap rakyatnya tinggal soal subsidi. Nah kalau yang satu itu tidak dipenuhi, buat apa negara? Coba perhatikan, negara ini melindungi rakyatnya saja enggak mampu, mencerdaskan rakyatnya juga tidak sanggup, menghibur rakyatnya juga tangeh lamun… Kemampuannya tinggal memberi subsidi!”

Iklan

Gigi Dhani kerot-kerot… “Kamu pikir kalau Prabowo yang jadi presiden terus BBM enggak naik gitu?!”

“Lho apa urusan obrolan kita dengan Prabowo? Move on, dong… Jangan mengalihkan isu. Lagian coba kamu ingat, dulu partai apa yang saat BBM mau naik, terus menolak, menolak. Bahkan sampai pasang spanduk-spanduk di semua wilayah. Kepala-kepala daerah dari partai tersebut membuat pernyataan menolak harga BBM. Partai apa itu? Lha sekarang kok kebalikannya? Politik di Indonesia itu politik mencla-mencle!”

“Setidaknya kamu harus mengapresiasi Jokowi. SBY kan peragu. Ini Jokowi berani memutuskan. Tidak ada keraguan!”

“Lha kalau begitu urusannya, kamu juga harus berani mengapresiasi mantan pacarmu.”

“Lho, kok bisa?” tanya Dhani dengan muka heran.

“Sebab dia telah berani memutuskan, tanpa ragu-ragu, kamu tidak lagi menjadi pacarnya!”

“Jancuuuuk!”

Terakhir diperbarui pada 10 Maret 2021 oleh

Tags: bbmHarga BBMjokowi
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Nasib motor Yamaha Aerox 2023 usai diisi BBM jenis Pertalite, jadi brebet di Jawa Timur. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Sial Motor Yamaha Aerox 2023 yang Tersiksa karena Pertalite, Brebet hingga Tak Cukup ke Bengkel Sekali

29 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Rugi Buka SPBU di Papua? DPR Bisanya Cuma Omong Kosong MOJOK.CO
Esai

Rugi Buka SPBU di Papua? Kalau DPR Menantang, Korporasi Bisa Menantang Balik karena DPR Cuma Bisa Melempar Retorika

3 Oktober 2025
Jember Langka BBM, Warga Menderita, Bupati: Biasa Saja MOJOK.CO
Esai

Ojol Menolak Penumpang, Warga Tidur di SPBU ketika Kelangkaan BBM Terjadi di Jember tapi Bupati Menganggap Masalah Ini “Biasa Saja”

29 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.