Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Membela Kicauan-Kicauan Ajaib Roy Suryo

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
3 September 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, menunjukkan betapa ajaib dirinya saat mengomentari kejadian-kejadian sepanjang Asian Games 2018. Yah, namanya juga mantan~

Dalam pelaksanaan Asian Games 2018 ini, ada banyak kejadian ajaib yang telah terjadi. Sembari menikmati pertandingan-pertandingan dari berbagai cabang olahraga yang seru punya, kita juga disuguhi hal-hal yang barangkali tidak akan bisa kita saksikan kalau tidak ada event olahraga terbesar se-Asia ini.

Keajaiban ini terjadi sejak pelukan antara Presiden Jokowi dengan Ketum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto yang “diajari” oleh atlet pencak silat Hanifan Yudani, lalu perolehan medali emas kontingen Indonesia yang melampaui target dan tercatat sebagai prestasi terbaik sepanjang masa, sampai dengan komentar-komentar mashook dari sosok sekaliber Roy Suryo.

Sebagai mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo menunjukkan jiwa mudanya yang mudah meledak-ledak dan penuh daya kritis. Terhitung sejak pembukaan, Wakil Ketua Partai Demokrat ini sudah unjuk kebolehan dalam membangun budaya kritis dalam negeri ini lewat Twitter. Warbiyasa produktif kicauannya memang.

Dalam pembukaan, Roy Suryo mengritik Jokowi yang menggunakan stuntman saat diceritakan masuk ke Gelora Bung Karno (GBK). Bagi Roy Suryo, penggunaan stuntman seharusnya dibuka ke publik. Tidak boleh cuma diam-diam begitu saja seolah-olah Presiden sendiri yang melakukan atraksi-atraksi motor yang berbahaya itu.

“Meski semalam saya tahu itu hanya bersifat ‘entertainment’ saja, namun sebaiknya etika dalam penayangan di televisi dilakukan, apalagi ini melibatkan sosok orang pertama (Presiden) di republik,” ketik Roy Suryo melalui akun Twitternya.

Jelas Roy Suryo ingin memberi pesan kepada rakyat Indonesia bahwa Jokowi nggak boleh membiarkan publik menebak apakah adegan itu pakai stuntman atau tidak. Meski semua orang juga tahu bahwa itu pakai stuntman, tapi kan ini penting untuk orang-orang yang nggak pernah nonton adegan film aksi Hollywood.

“Sebagaimana dalam tayangan-tayangan beretika untuk masyarakat, karena kabarnya sebagian aksi tersebut dilakukan tidak oleh sosok yang bersangkutan, maka sebaiknya ditulis ‘TAYANGAN INI DILAKUKAN OLEH PROFESIONAL’, sehingga publik dicerdaskan dan diberikan penjelasan yang jujur,” kata Roy Suryo.

Sayangnya, kicauan ini malah diserang oleh netizen Indonesia. Ini bagaimana sih netizen Indonesia? Sebagai pakar informatika dan telematika yang dipaksa-paksain juga jadi ahli dalam bidang olahraga-makanya-pernah-jadi-Menpora, Roy Suryo tentu khawatir jika aksi Presiden ini ditiru oleh anak-anak muda.

Bagaimana kalau ternyata banyak anak muda Indonesia yang jadi doyan beraksi seperti Jokowi lalu jadi stuntman profesional? Terus dikontrak oleh Presiden Cina buat pembukaan Hangzhou di Asian Games 2022 esok? Wah, ini kan bahaya sekali. Menjual harga diri bangsa untuk beraksi di negeri komunis seperti itu jelas mengkhawatirkan.

Tidak cukup hanya mengritik dengan santun soal stuntman, Roy Suryo juga mewanti-wanti kepada rakyat agar tidak mau tertipu bahwa semua hal baik dalam Asian Games 2018 ini adalah pencintraan yang dilakukan Jokowi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti.

“Ini sekaligus juga warning bagi kita agar jangan cepat puas dan berbangga diri, apalagi jadi jemawa atas hasil Asian Games sekarang, apalagi malah menjadikannya ajang pencitraan politik untuk kepentingan 2019,” kata Roy lagi penuh daya kritis yang mumpuni.

Benar, Pak Roy. Ajang Asian Games 2018 ini memang penuh pencitraan. Bagaimana mungkin ketika di era Partai Demokrat berjaya dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih jadi presiden, kontingen Indonesia cuma dapat 10 emas dalam tiga event Asian Games dari 2006, 2010, sampai 2014?

Apalagi periode itu ada tiga Menpora yang menjabat, yakni Adhyaksa Dault, Andi Malarangeng, lalu Roy Suryo sendiri. Masa iya tiga Menpora kalah sama satu Menpora Imam Nahrawi dalam perolehan medali yang mencapai 31 emas? Ini jelas sebuah upaya pecintraan terselubung yang perlu diwanti-wanti. Prestasi kalau kelewat bagus seperti ini memang perlu dicurigai.

Iklan

Apalagi perolehan ini melampaui target 16 medali emas yang dibebankan Jokowi kepada kontingen olahraga Indonesia. Ketika mendengar itu, Roy Suryo menilai target itu kelewat muluk. Ya wajar saja, di tiga event Asian Games saja dulu Indonesia cuma dapat 10 emas, ini cuma dari satu event kok sok-sokan mau dapat 16 emas? Ini takabur namanya, kemaruk.

“Optimis perlu namun harus realitis juga,” kata Roy Suryo ketika merespons target medali emas pemerintah saat itu.

Akan tetapi ketika akhirnya mengetahui fakta bahwa target medali emas tercapai—bahkan sampai hampir dua kali lipat dari target—Roy Suryo mengaku bangga juga. “Kita patut bangga atas capaian tersebut,” kata Roy Suryo.

Lho, hal ini menunjukkan bagaimana jiwa sportif Roy Suryo masih bertahan meskipun sudah beberapa tahun tidak lagi menjabat Menpora. Kalau memang prestasinya bagus ya harus ikut bangga dong.

Bahkan Roy akhirnya membuka apa alasannya dulu mengatakan “harus realistis”. Usut punya usut ternyata Roy Suryo sengaja melontarkan pernyataan pesimis untuk memacu para atlet Indonesia agar lebih ekstra bekerja keras.

Benar-benar warbiyasa bukan niat tulusnya Bapak Mantan-Menpora-yang-sempat-lupa-lagu-Indonesia-Raya ini? Sampai rela di-bully begitu hanya demi bisa memberi semangat lebih kepada para atlet. Duh, bikin terharu saja.

Meski begitu menurut Roy Suryo, perolehan ini juga ada andil status Indonesia sebagai tuan rumah sehingga sedikit banyak diuntungkan dengan adanya dukungan langsung dari masyarakat. Bahkan dengan data-data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan, Roy Suryo memaparkan bagaimana olahraga Indonesia dalam kepemimpinannya jauh lebih baik karena jadi juara umum pada SEA Games 211 dan ISG 2014.

Jadi prestasi 4 besar se-Asia ini jelas nggak bisa dibandingkan dengan capaian Roy Suryo yang sangat fenomenal itu. Bayangkan saja, jadi Juara Umum lho! Kalau ada yang bilang nggak adil membandingkan kedua event tersebut ya sebaiknya mereka belajar dulu sama pakar ahli membedakan foto editan atau tidak ini.

Puncak dari keajaiban kicauan dan komentar Roy Suryo dalam Asian Games 2018 pun akhirnya ditutup dengan paripurna. Kader Demokrat ini menyayangkan Jokowi tetap tampil saat di acara penutupan Asian Games 2018 melalui Video Conference karena harus mendampingi korban bencana di Lombok. Meski sebelumnya sempat mengapresiasi pilihan Jokowi yang rela tidak lagi tampil di GBK seperti di pembukaan.

“Tetapi saya menyayangkan kalau nanti Presiden @Jokowi masih saja Show-Off dgn VideoConference (apalagi menyebut2 “di Lokasi Bencana”),” ketik Roy Suryo kembali menunjukkan kecerdasan dan keajaibannya.

Maashook, Pak Suryo, Mashoook~

Terakhir diperbarui pada 3 September 2018 oleh

Tags: 31 medaliasian games 2018demokratGBKjokowijuara umumLombokRoy SuryoSea GamesstuntmanSusilo Bambang Yudhoyonotuan rumah
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Vario 125 dan Suzuki Spin 125 Bikin Anakku Jadi Lebih Sabar MOJOK.CO
Otomojok

Dari Vario 125 ke Suzuki Spin 125: Misi Seorang Ayah Cari Motor Seken untuk Anak Bujang Magang di Lombok

21 Juli 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.