Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Ganjar Tidak Menang Telak di Pilkada Jateng, Gerindra Optimis Prabowo Presiden Tahun Depan

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
27 Juni 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO ­– Dari berbagai hasil quick count nama Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Taj Yasin memang menenangi perolehan suara di Pilkada Jawa Tengah (Jateng). Akan tetapi melihat peforma Sudirman Said-Ida Fauziyah yang menempel ketat suara Ganjar, Gerindra yakin makin banyak rakyat yang sudah beralih dari PDI-P, partai pengusung Presiden Jokowi.

Pilkada Serentak 2018 meninggalkan cerita yang cukup menarik di berbagai daerah, terutama daerah Jawa Tengah. Sebagai provinsi yang merupakan kantong utama PDI-P dalam mendulang suara baik untuk Pemilu Legislatif maupun Pilkada, perolehan suara Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang “hanya” 58 persen (versi lembaga survei SMRC) menandakan ada progres yang signifikan dalam suara Gerindra yang diwakili oleh Sudirman Said-Ida Fauziyah.

Menurut Andre Rosiade, Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra. Beberapa lembaga survei sebelum coblosan memang mengunggulkan Ganjar-Yasin. Bahkan menurutnya, Ganjar pernah mengklaim bahwa suara untuknya bisa mencapai 70 sampai 80 persen di daerah kuat PDI-P ini. Namun pada kenyataanya—meski baru dari hasil quick count—hasil yang diperoleh tidak menandakan dominasi mutlak PDI-P di Jawa Tengah.

“Hasil ini (hanya 58 persen) menunjukkan bahwa 2019 Prabowo jadi presiden sudah kelihatan tanda-tandanya,” jelas Andre.

Bahkan Kader Gerindra ini berani mengklaim bahwa tanda-tanda suara PDI-P yang akan jadi pasokan suara untuk Presiden Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti akan sedikit demi sedikit tergerus. Meskipun Ganjar memenangkan Pilgub Jateng, tapi dominasi PDI-P sudah mulai goyah. Hal ini yang menjadi bahan bakar optimisme baru bagi Gerindra.

Seperti yang diketahui, meskipun Sudirman Said sempat diremehkan banyak pihak karena melawan Ganjar di daerah basis PDI-P, pada periode Maret 2017 elektabilitas suara Sudirman melonjak cukup drastis.

Sebagai perbandingan, pada Juli 2017 elektabilitas suara Sudirman Said cuma 1,2 persen. Kurang dari satu tahun setelahnya, pada Maret 2018, elektabilitasnya melonjak jadi lebih dari 12 persen. Meski secara hitung-hitungan suara tidak terlihat begitu tinggi, namun mengingat bidikan Gerindra di Jawa Tengah adalah menggoyang dominasi PDI-P, maka hasil ini patut jadi catatan bagi PDI-P.

Masalahnya, perhitungan Pilkada dan Pilpres tidak melulu bisa dibandingkan begitu saja. Tidak Mito to Mito. Sebagai catatan, ada banyak partai yang bertarung pada Pemilu dan Piplres, tapi begitu mesra di Pilkada Serentak 2018 kali ini. Hal ini menandakan bahwa rakyat tidak sepenuhnya bisa dibaca hanya dengan kantong suara partai, melainkan juga bisa dilihat dari simpati pada sosok atau ketokohan seorang calon pemimpin.

Di sisi lain, optimisme Gerindra memang masuk akal. Beberapa bulan lalu, siapa yang bisa menjamin suara Ganjar di Jateng tidak lebih dari 60 persen? Ternyata hasil saat ini menunjukkan bahwa dengan kerja kampanye yang tepat, Gerindra bisa saja menyalip PDI-P dalam perolehan suara untuk satu tahun ke depan. Atau paling tidak mengimbangi suara agar tidak kalah begitu telak di daerah-daerah penting.

Akan tetapi, jangan lupakan juga, ada cukup banyak masyarakat Jawa Tengah yang memilih Sudirman Said bukan semata-mata karena ada Gerindra di belakangnya. Ada juga masyarakat Jateng yang memilih Sudirman karena yang bersangkutan adalah mantan orang yang “pernah dekat” dengan Presiden Jokowi sebagai menteri. Dasar pilihan yang menyasar pada tokoh, bukan pada partai pengusung di belakangnya.

Jika sudah begitu, barangkali Gerindra bisa meniru cara serupa untuk tahun depan. Yakni, dengan menggandeng “orang-orang Jokowi” sebagai tokoh. Atau kalau perlu, merebut Jokowi untuk dijadikan calon presiden dari Gerindra dan dipasangkan dengan Prabowo. Wah, kalau bisa seperti itu bakalan keren pasti Pilpres tahun depan. Karena lawannya bisa jadi malah kotak kosong.

Terakhir diperbarui pada 28 Juni 2018 oleh

Tags: #MojokPilkadagerindrajokowiPDI-Ppilkada serentak 2018prabowoSudirman SaidTaj Yasin
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.