Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

4 Perbedaan Debat Pilpres 2014 dengan Debat Pilpres 2019

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
17 Januari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Debat pilpres 2019 disinyalir nggak bakal berbeda dengan debat pada 2014. Idih, kata siapa? Ini lho kami menemukan 4 perbedaan fundamentalnya.

Detik-detik debat pilpres-cawapres pertama Pilpres 2019 sebentar lagi akan dimulai. Beberapa keriuhan sudah terjadi di media sosial. Bahkan tagar #MojokinCapres yang diinisiasi akun @mojokdotco melalui pertanyaan-pertanyaan unfaedah yang ditujukan kedua pasangan capres-cawapres sudah mulai trending di jagat Twitter.

Bertebarannya sampah digital di medsos kurang lengkap rasanya jika kami tidak ikut serta menyambut dengan gempita. Apalagi ada yang menuding bahwa debat pilpres kali ini nggak bakal terasa beda karena capres yang bertanding sudah pernah ketemu saat debat pilpres lima tahun silam.

Paling bedanya ya cuma dikit banget: Jokowi berpengalaman jadi presiden, Prabowo berpengalaman jadi capresnya doang.

Pun dengan polarisasi antara Cebong dengan Kampret yang terjadi pada periode sekarang. Hal yang disinyalir merupakan imbas dari Pilpres 2014. Arus pertarungan politik di eksekutif sampai parlemen sepanjang lima tahun ini, semua bertunas dari apa yang terjadi pada waktu itu.

Wajar jika debat pilpres pertama 2019 dianggap nggak bakal banyak berbeda dengan yang terjadi pada debat 2014. Bahkan sampai ada yang pernah usul kalau mending debat ini nggak usah aja, lha wong orangnya juga masih itu-itu aja, pendukungnya juga masih itu-itu aja.

Hm, melihat sikap skeptis seperti itu, Mojok Institute bekerja sama dengan NASA melalui kombinasi ilmu laduni dan horoskop mencoba menjawab kenapa debat pilpres 2019 kali ini begitu penting karena berbeda dengan debat 2014.

Tidak main-main, bahkan kami menemukan 4 perbedaan monumental yang luput diperhatikan oleh khalayak ramay. Apa saja itu? Cekidot.

Beda Nasib Gubernur DKI Jakarta

Sekilas posisi Gubernur DKI Jakarta sama-sama tanpa pasangan dalam menyambut debat pilpres pertama dua tahun sesudah dilantik, baik saat 2014 maupun 2019.

Jika lima tahun silam Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat harus sendirian karena Jokowi mundur untuk nyapres posisi awalnya adalah Wakil Gubernur DKI, kali ini gantian Anies Baswedan yang sendirian karena Wakil Gubernurnya yang mundur.

Bedanya, ketika Jokowi maju sebagai capres pada 2014, gelombang protes muncul karena menganggap Gubernur DKI terpilih saat itu tidak menyelesaikan masa jabatannya. Uniknya, gelombang protes ini tidak muncul saat Sandiaga mundur meski alasannya sama.

Mungkin karena peran Sandiaga dirasa nggak penting-penting amat, jadi masyarakat Jakarta selo aja kalau dia mundur. Ya maklum, sama-sama Islam jadi wakil ini kok.

Nomor Urut

Nomor urut dalam capres ibarat nomor punggung bagi pemain bola. Ada nilai-nilai sakral tersembunyi dari pemilihan nomor urut capres saat Pilpres. Kalau kamu ingat, pada 2014 silam Jokowi mendapat nomor urut 2 dan Prabowo dapat nomor urut 1.

Nah, kali ini justru Prabowo yang dapat nomor urut 2 dan Jokowi nomor urut 1.

Iklan

Mengejutkan ya?

%$^&(@)*^@

Perbedaan ini jelas sangat fundamental bagi tim sukses Jokowi dan Prabowo, terutama untuk slogan kampanye mereka berdua. Padahal kami yakin betul bahwa Tim Sukses Jokowi pasti ngebet banget bisa dapat nomor urut 2 lagi.

Ya biar enak aja kalau mau kampanye; “Salam dua jari, salam dua periode.” Enak aja disebutin.

Lah dengan nomor urut yang sekarang, para pendukung Prabowo cukup enak kalau mau bikin slogan kampanye berdasar nomor urutnya, “Salam satu jari, salam satu periode.”

Pasangan

Selain soal nomor urut, saat debat pilpres 2014 silam, pasangan Jokowi dan Prabowo juga beda dengan debat pilpres 2019. Ini benar-benar informasi berharga yang luput diperhatikan oleh banyak media massa terkemuka—tentu saja kecuali Mojok.

Jika dulu kedua capres ditemani oleh dua wajah senior; Jusuf Kalla di kubu Jokowi dan Hatta Rajasa di kubu Prabowo, kali ini keduanya ditemani oleh—sama-sama—wajah baru dalam dunia politik: Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno.

Ya beda dong antara Ma’ruf Amin sama Jusuf Kalla, apalagi Sandiaga Uno sama Hatta Rajasa. Dari namanya aja beda, bijimana sih? Masa gitu aja minta dijelasin.

Umur

Saat debat pilpres pertama pada 2014 silam, Jokowi berusia 52 tahun. Sedangkan saat debat pertama pada 2019 usia Jokowi 57. Hal yang sama juga berlaku dengan Prabowo Subianto. Ya iya dong, kalau Jokowi jadi tambah tua masa iya Prabowo nggak tambah tua? Emang beliau Wolverine?

Saat debat 2014 silam usia Prabowo 62 tahun, sementara saat debat pilpres 2019 beliau berusia 67 tahun. Angka itu menunjukkan bahwa baik Prabowo mau pun Jokowi sudah bertambah tua sebanyak 5 tahun.

Uniknya, meski mereka berdua tambah tua masing-masing 5 tahun, ternyata jarak usia Jokowi dengan Prabowo tidak berubah. Tetap berjarak 10 tahun padahal ini sudah tahun 2019.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2019 oleh

Tags: 20142019cebongdebat capresdebat pilpresjokowikampretprabowo
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.