MOJOK.CO – Warung Bu Nur yang biasanya sangat ramai mendadak sepi sekali beberapa minggu ini. Bu Nur tidak curiga sama sekali, sampai tiba-tiba…
Ibu Nur sama sekali tak percaya soal perkara gaib. Oleh karena itu, ketika warung makannya mulai sepi akhir-akhir ini, dirinya tak punya pikiran aneh-aneh.
Padahal, biasanya warung makan Ibu Nur selalu ramai. Terutama ketika siang hari, di saat istirahat jam kantor. Entah kenapa, hampir 3 minggu ini warungnya jadi sepi banget.
Ada sih memang pelanggan yang tetap datang. Tapi dalam sehari, mungkin tak lebih dari 10 orang yang mampir. Padahal biasanya sebelum azan asar berkumandang, dagangan di warung Bu Nur sudah ludes. Belakangan ini, bahan makanan bisa habis setengah saja sudah bagus.
“Mungkin emang belum rezekinya,” kata Ibu Nur mengomentari soal sepi warungnya ini.
Beberapa teman Bu Nur sempat menebak kalau warung Bu Nur ini kena guna-guna. Soalnya, tak ada angin tak ada hujan kok bisa-bisanya langsung mendadak sepi. Namun karena dasarnya tak percaya begituan, Bu Nur cuek-cuek saja.
Sampai kemudian datang seseorang yang hendak mampir beli makanan ketika Bu Nur sudah siap-siap mau tutup.
“Waduh, udah tutup, ya Bu?” tanya orang ini.
“Iya, Mas. Udah mau magrib soalnya. Maaf ya,” kata Bu Nur sambil mau mengunci pintu warungnya dari luar.
Orang ini bergeming melihat pintu warung Bu Nur. Tertegun agak lama seperti melihat sesuatu. Dari mulutnya mendadak keluar kalimat ini…
“Wah, Ibu ini ternyata pakai ‘gituan’ segala ya?” tanya orang ini.
Bu Nur kebingungan mendengarnya.
“Ma, maksudnya, Mas? ‘Gituan’ apaan sih?” tanya Bu Nur.
“Ya ‘gituan’. Biar tambah laris dagangannya,” tanya orang asing ini.
Bu Nur kaget.
“Nggak itu, Mas. Saya nggak pernah pakai penglaris gitu-gitu,” kata Bu Nur.
Melihat ekspresi Bu Nur yang benar-benar terkejut, orang ini jadi mencurigai sesuatu.
“Oh, kalau bukan penglaris berarti ada orang yang lagi jahat sama ibu ini,” kata orang asing ini.
“Maksudnya gimana sih, Mas? Saya nggak paham. Mas ini jangan aneh-aneh deh. Baru datang udah bicara yang nggak-nggak,” kata Bu Nur sedikit kesal.
“Bukan begitu, Bu. Ini aku lihat ada dua sosok genderuwo di depan pintu warung ibu, dan satunya ada di halaman warung ibu,” kata orang asing ini.
Mendengar arah pembicaraan sudah mulai aneh, Ibu Nur makin kesal.
“Udah deh, Mas. Jangan cerita yang seram-seram gitu. Saya nggak percaya,” kata Bu Nur sambil meninggalkan orang asing ini begitu saja.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Bu Nur sempat bertemu dengan Pak Karjo, tukang kerupuk yang biasa setor kerupuk di warungnya. Sudah lumayan lama Bu Nur tidak ketemu Pak Karjo. Hampir 3 minggu. Padahal, dulu Bu Nur biasa ketemu Pak Karjo karena kerupuk sering disetor 2-3 hari sekali.
“Eh, Pak Karjo. Ketemu di sini. Ke mana aja kok sering nggak kelihatan lagi? Lama banget nggak setor kerupuk di warung saya,” tanya Ibu Nur.
Pak Karjo yang disapa Bu Nur malah kaget.
“Lah kok malah saya yang sering nggak kelihatan? Ibu Nur ini yang lama banget nggak kelihatan,” kata Pak Karjo.
“Ah, Pak Karjo ini jangan bercanda deh. Udah 3 minggu ini Pak Karjo nggak pernah setor kerupuk kok, jadi ya sampeyan yang nggak kelihatan. Ditungguin padahal,” kata Bu Nur.
Mendengar kalimat begitu, entah kenapa raut wajah Pak Karjo jadi aneh. Antara merasa aneh, tapi juga terlihat seperti coba-coba lagi mengingat sesuatu.
“Ada apa sih Pak Karjo? Kok mukanya jadi aneh gitu?” tanya Bu Nur.
“Anu, Bu Nur. Jadi selama 3 minggu ini warung Bu Nur itu buka terus?” tanya Pak Karjo sedikit memburu.
“Ya iyalah, buka. Kalau tutup, keluarga saya mau makan apa?” tanya Bu Nur heran.
Kali ini wajah Pak Karjo semakin aneh lagi. Merasa ada yang tak beres, Bu Nur bertanya memastikan.
“Memang ada apa sih, Pak Karjo?”
“Begini, Bu. Saya kira selama 3 minggu ini warung Bu Nur itu tutup terus,” kata Pak Karjo.
“Lah kok bisa? Warung saya buka terus lho, Pak, padahal,” kata Bu Nur.
“Kok aneh ya? Saya ini dulu kan selalu setor kerupuk, Bu. Nah suatu hari saya lihat warung Bu Nur tutup, makanya saya lanjut ke warung yang lain. Besoknya begitu juga. Tutup lagi. Sampai berhari-hari. Akhirnya saya nggak lagi setor karena saya pikir warungnya emang tutup,” kata Pak Karjo.
Bu Nur terkejut mendengar pengakuan Pak Karjo.
“Memang Pak Karjo ngelihat warung saya tutup beneran? Maksud saya beneran ditutup semuanya gitu? Pintu dan tirai-tirainya gitu?” tanya Bu Nur.
“Serius, Bu Nur. Saya lihatnya begitu. Makanya saya kaget waktu Bu Nur bilang saya nggak pernah setor kerupuk lagi. Lah gimana mau setor kalau warungnya tutup terus gitu?” kata Pak Karjo.
Bu Nur terdiam cukup lama. Mencoba merangkai berbagai kejadian selama 3 minggu ini.
“Kenapa, Bu?” tanya Pak Karjo.
“Anu, Pak. Beberapa minggu ini warung saya sepi bukan main. Terus tadi tiba-tiba ada orang datang ke warung saya dan bilang kalau warung saya dijaga dua genderuwo gitu. Saya sih nggak percaya, tapi waktu denger cerita Pak Karjo gitu. Kok saya jadi waswas ya?” tanya Bu Nur.
Pak Karjo berpikir sejenak.
“Mungkin sih, Bu Nur. Bisa jadi itu alasannya. Orang-orang yang beli makanan di warung Bu Nur tahunya warungnya emang tutup. Makanya pada nggak datang ke warung lagi. Jadinya mendadak sepi gitu,” kata Pak Karjo.
Bu Nur yang awalnya tak percaya akan hal-hal gaib tiba-tiba bertanya sesuatu ke Pak Karjo.
“Pak Karjo ada kenalan ‘orang pintar’ yang bisa bantu saya?” tanya Bu Nur.
“Oh, ada, Bu. Tetangga adik saya. Besok bisa sih saya anterin,” kata Pak Karjo sambil mengacungkan jempol tangan.
Bu Nur cuma tersenyum tipis. Meski nggak begitu percaya hal gaib begituan, tapi toh tidak ada salahnya dicoba. Kali aja manjur.
*) Diolah dari kisah nyata.
BACA JUGA Orang Kesurupan Lalu Ngaku Sebagai Perempuan yang Dulu Tewas Dibunuh atau tulisan rubrik MALAM JUMAT lainnya.