Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Mop

Tebak-tebakan Ungke

Adlun Fiqri oleh Adlun Fiqri
25 Agustus 2017
A A
MOP KECAP BANGO

MOP KECAP BANGO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kaka, masih ingat Ungke yang jago tebak-tebakan itu kah? Nah, pada suatu hari yang cerah ceria, Ibu Guru kembali ajak anak-anak main tebak-tebakan.

“Selamat pagi, anak-anak samua. Hari ini kitorang bermain tebak-tebak suara binatang eee.”

“Iyo, Ibu Guruuu,” sahut anak-anak.

“Meoong, meong, ada yang tahu itu suara apa?”

“Kucing, Ibuuu!” sahut seisi kelas sama-sama.

“Kalo, moooooo, itu suara apa, anak-anak?”

“Sapi to, Ibu.”

Tiba-tiba Ungke mengacungkan tangan lalu bertanya, “Ibu! Kalo, ‘Hai, cantik, boleh kenalan?’ itu suara binatang apa coba?”

Ibu Guru de bingung dan tidak tahu mau jawab apa.

“Buaya darat, Ibuuu,” jawab anak-anak serentak.

Ibu Guru cuma tarik napas panjang

Nyamuk

Di Halmahera, jika musim panen cengkeh berlangsung, para pemilik kebun biasanya akan tidur di kebun. Ramai-ramai (kalau sendiri, siap-siap suanggi bagombal). Anak-anak sekolah juga meliburkan diri mengikuti orang tua mereka panen.

Begitu juga Ungke. Ia diajak bapaknya tidur di kebun untuk menjaga pohon cengkeh milik mereka. Ini pertama kalinya bagi Ungke. Oleh karena itu, Ungke pun mengeluh saking banyaknya nyamuk ketika malam.

Iklan

“Ampong, Papa, ini nyamo pe banyak sampe.”

“Sudah, kalo begitu ngana kase mati itu lampu pelita, biar nyamuk tra lihat pe kitorang.”

Ungke pun bergegas mematikan lampu. Malam itu jadi sangat gelap. Bintang-bintang tertutup awan hitam. Tiba-tiba Ungke melihat ada cahaya-cahaya kecil di bawah pohon cengkeh.

“Papa eee, itu apa yang menyala-menyala ka?” bisik Ungke pada bapaknya.

“Sssttt, Anak, pelan-pelan saja. Tenang. Itu nyamuk dia pake senter ada cari-cari pe kitorang.”

Belajar Membaca

Sejak pagi Ungke membantu memungut cengkeh yang jatuh dari atas pohon, sedang bapaknya berada di atas untuk memetik. Ketika waktu menunjukan pukul 12 siang, mereka beristirahat makan. Menu makan siang itu ada sagu, ikan fufu, dan kecap Bango.

Di sela-sela makan siang, si bapak bertanya kepada Ungke, “Anak, jadi di sekolah ngoni sudah belajar apa saja?”

“Tebak-tebak deng membaca to, Papa.”

“Oh, lalu ngana su tau membaca?”

“Yonbeks.”

“Iyo kah? Kalo begitu coba ngana baca ini,” kata Bapak sambil menunjuk tulisan di botol kecap.

“B-A?”

“Ba,” jawab Ungke

“NG-O?”

“Ngo.”

“Ba tambah ngo, baca?”

“Kecap manis.”

Langsung sagu melayang ke kepala.

Cita-Cita

Setelah panen cengkeh, sekolah kembali ramai. Kali ini lebih ramai karena banyak anak-anak yang datang dengan sepatu hingga sepeda baru. Itu semua dari hasil cengkeh tentunya. Waktu di dalam kelas begini, kebutulan ada siswa baru. Jadi ibu guru meminta anak-anak untuk memperkenalkan diri dan cita-cita.

“Yang di belakang, sebutkan nama deng ngana pe cita-cita apa,” tunjuk Ibu Guru.

“Kalo saya nama Jamal, cita-cita jadi tentara.”

“Kase tepuk tangan untuk Jamal. Kalo yang di ujung sana?” tanya Ibu Guru.

“Perkenalkan, nama saya Majid. Saya pe cita-cita jadi juragan kopra.”

“Tepuk tangan juga. Nah, sekarang ade cantik siswa baru yang duduk di depan ini.”

“Perkenalkan, teman-teman, nama saya Juleha. Saya pindahan dari SD Morotai. Cita-cita saya menjadi dokter, ingin punya rumah, mobil yang banyak, dan keliling dunia.”

“Wah, luar biasa, mari beri aplaus untuk ade Juleha. Nah terakhir giliran ngana,” kata Ibu Guru sambil menatap Ungke.

“Oke. Nama saya Ungke. Cita-cita saya nanti jadi suaminya Juleha saja. So terima beres.”

Ibu Guru tarik napas panjang sambil garuk-garuk kepala.

Terakhir diperbarui pada 25 Agustus 2017 oleh

Tags: cengkehhalmaherahewankecapmopmorotainyamuktebak-tebakan
Adlun Fiqri

Adlun Fiqri

Artikel Terkait

Tembakau Hidupi 6 Juta Orang tapi Mau Dibunuh? Bajingan Sekali! MOJOK.CO
Esai

Industri Hasil Tembakau Menghidupi 6 Juta Petani dan Rakyat Kecil tapi Kamu Mau Membunuh Sumur Rezeki Ini? Kamu Jahat Sekali

2 Oktober 2025
Pakar UGM Jelaskan, Mengapa Hewan Mati Tidak Boleh Disembelih
Kilas

Pakar UGM Jelaskan, Mengapa Hewan Mati Tidak Boleh Disembelih

8 Juli 2023
Merek kecap di warung soto legendaris di yogyakarta
Kuliner

Mencari Tahu Merek Kecap Warung Soto Legendaris di Jogja

23 Oktober 2022
Susahnya Orang Bekasi Menjelaskan ke Tetangga Stresnya Kerja di Jakarta Meski Gaji 5 Juta, Nyawa Tertinggal di KRL (MOJOK.CO)
Esai

Tebak-tebakan Problematik: Berapa Gaji yang Layak Bagi Pekerja di Jakarta?

10 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.