Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Mop

Palu, Sigi, dan Donggala Bangkit Bersama Canda Tawa

Fawaz Al Batawy oleh Fawaz Al Batawy
6 November 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Peristiwa gempa di Palu, Sigi, dan Donggala bikin warga berduka dan menderita. Namun, kebangkitan itu nyata terjadi. Dan, canda tawa selalu mengiringi.

Kisah ini saya himpun dari beberapa orang warga Dusun Karawana, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Lebih tiga pekan saya tinggal bersama mereka, belajar banyak hal dari warga yang perlahan bangkit tinggalkan duka dan sedih, bangkit kembali agar bisa hidup sebagaimana biasa sebelum gempa yang diikuti Tsunami dan likuifaksi mengacak-acak kehidupan di Palu dan sekitarnya, termasuk Desa Karawana.

Salah satu pelajaran berharga dari gempa di Palu, Sigi, dan Donggala yang saya dapat, banyak warga Desa Karawana menjadikan adegan-adegan yang terjadi ketika gempa besar mengguncang pada Maghrib, 28 September 2018, sebagai lelucon, bahan tertawaan.

Mulanya mereka mengkonstruksi adegan yang mereka alami saat gempa Palu begitu serius. Mereka menceritakan semua itu masih dengan rasa takut sembari terus memuji Asma Allah. Lambat laun, ketika pikiran semakin tenang, konstruksi adegan hadirkan kisah-kisah kocak terselip di dalamnya.

“Awalnya tentu kami semua ketakutan. Mengingat hari itu, rasa takut dan sedih datang lagi. Kalau sekarang, sudah bisa tertawa kami. Memang banyak juga kejadian lucu saat gempa besar terjadi. Daripada kami terus-terusan sedih dan berduka, baik kami terus coba bangkit agar hidup kembali normal. Kejadian-kejadian ketika gempa, ya sudah, biar sudah. Jangan dilupakan dan tidak mungkin kami lupakan. Jadi, baik kami tertawakan saja.” Ujar Pak Umar yang diamini banyak warga lainnya.

Pak Umar sedang bersiap pulang ke rumah dari sawah garapannya ketika gempa besar mengguncang. Tanah bergerak, bergeser horizontal, dan berguncang vertikal. Beberapa bagian tanah di sawah miliknya retak. Rekahan tanah yang terbuka menganga mencapai lebih dua meter dengan kedalaman bervariasi antara satu hingga tiga meter.

Sesaat sebelum gempa terjadi, salah seorang rekannya membayar uang pupuk kepadanya sebesar Rp4 juta. Uang berada dalam saku celana ketika ia terjatuh ke dalam tanah yang terbuka menganga.

Ketika akhirnya berhasil menyelamatkan diri keluar dari lubang besar menganga, ia sadar uang dan rokoknya tertinggal, terjatuh.

“Uang memang itu, bikin hilang konsentrasi. Awalnya saya hanya ingat Allah. Hanya Allah saja. Begitu sadar uang empat juta jatuh., Allah hampir saya lupakan.” Ujar Pak Umar diikuti gelak tawa kami yang mendengar kisahnya.

Kemudian Ia menambahkan, “Kapan hari kalau itu sawah sudah bisa saya garap lagi, saya khawatir padi yang saya tanam malah tumbuh bulir-bulir uang.” Uang Pak Umar memang tidak ditemukan, di tanah tempat uang Pak Umar jatuh, retakan tanah kembali menutup. Unik.

Pak Arnis sedang mandi ketika guncangan gempa 7,4 SR yang terjadi di Palu, Sigi, dan Donggala menggoyang dinding-dinding kamar mandi dan merobohkan beberapa bagian dinding rumahnya. Ia bergegas menyelamatkan diri keluar kamar mandi dan keluar rumah.

Pak Arnis mendapat gelar orang paling subur di Desa Karawana kini. Anaknya berjumlah 12 orang, dua orang meninggal dunia, sepuluh masih hidup dan tinggal di Desa Karawana. Ketika guncangan reda dan Pak Arnis sudah berada di tempat aman. Ia lekas mengabsen satu per satu anaknya. Ia baru sadar bahwa Ia telanjang bulat ketika keliling mencari anaknya.

“Ah cuek saja sudah. Saya harus memastikan seluruh anak saya selamat dulu. Pakaian nanti-nanti saja sudah. Yang penting nyawa kami selamat. Jadi saya keliling itu sembari tutup saya punya burung pakai tangan kiri.” Terang Pak Arnis. Lagi-lagi kami tertawa.

Seorang anak, kita sebut saja namanya Mamat, bukan nama asli, usianya delapan tahun. Ia bercerita kepada saya. Ketika gempa, ia sedang berada di masjid, ikut salat Maghrib berjamaah. Gempa terjadi saat salat memasuki rakaat kedua, persis setelah imam selesai membaca al fatekah, eh al fatihah maksud saya, Pak Jokowi.

Iklan

“Jadi Kakak, begitu imam selesai baca “waladdhoolin”, seluruh jamaah itu bukan lagi bilang “amin”, tapi kami semua teriak, “gempaaaaaaa!” Lalu lari keluar masjid.” Ujar Mamat. Kami tertawa cekikikan.

Ia kemudian menambahkan, “Semua orang rebutan paling cepat keluar masjid. Saya jatuh, bangun, jatuh lagi, bangun lagi, lalu cepat lari. Saya lihat Pak Ustaz terjatuh, ini kesempatan, saya injak saja badannya. Baru bantu dia berdiri dan kami sama-sama keluar masjid.”

“Kenapa kamu injak badan ustaz?” Tanya saya.

“Malam sebelumnya saya kena marah karena tidak hapal doa. Kena hantam juga saya. Ya saya balas sudah.” Jawab Mamat, kali ini kami tertawa terbahak. Betul-betul terbahak-bahak.

Selanjutnya, setiap kali selesai ikut salat berjamaah di masjid, saya akan lekas mencari Mamat, kemudian berujar, “Mat, tadi selesai al fatihah kamu bilangnya “amin” atau “gempa”?”

Tamam, juga bukan nama asli, anak seusia Mamat. Ia sedang berak ketika gempa mengguncang. “Karena kerasnya hempa, itu tai saya yang sudah jatuh ke tempatnya, terhambur keluar ke lantai kamar mandi, Kakak.” Wah ini, pasti kocak ini, “Terus gimana itu kelanjutannya, Mam?” Tanya saya.

“Saya mau lari malah jatuh kena tai. Mau menyelamatkan diri keluar malu karena badan kena tai. Ya sudah saya diam saja di kamar mandi.” Terang Tamam.

Yang menarik, empat sisi dinding kamar mandi tempat Tamam berak tidak roboh. Sementara bagian lain rumah tempat Ia dan keluarga tinggal, ambruk. Jika Tamam ketika itu memaksa keluar, kemungkinan besar Ia akan tertimpa rumahnya yang ambruk.

“Jadi kakak, saya ini sebenarnya diselamatkan oleh tai. Tai, kakak. Sekali lagi, tai.” Ujar Tamam disambut gelak tawa semua dari kami yang mendengar kisahnya di posko yang sedang ramai.

“Pada mulanya, kejadian-kejadian itu, membikin kami takut, sedih, kecewa, dan macam-macam perasaan tidak enak lain. Itu membikin kami terpukul. Kami tidak mau terus begitu. Kami harus bangkit. Hidup sebagaimana biasa lagi. Dan, menjadikan kejadian-kejadian yang kami alami itu sebagai bahan tertawaan kini. Itu cukup membantu kami bangkit dari sedih dan duka.” Ujar Mama Din kepada saya sekali waktu.

Palu, Sigi, Donggala dan daerah sekitar berduka dan menderita. Namun, kebangkitan warga setelah peristiwa itu sangat terasa. Dan, canda tawa, tawa lepas bahagia selalu mengiringi kebangkitan itu.

Terakhir diperbarui pada 6 November 2018 oleh

Tags: donggalagempa PalumopSigi
Fawaz Al Batawy

Fawaz Al Batawy

Artikel Terkait

burung garuda bisa dimakan bendera merah putih indonesia terbalik lambang NKRI mopapua MOP cerita lucu timur pace agustinus emosiorang timur lawakan timur mojok.co
Mop

Bendera Indonesia Terbalik dan Burung Garuda yang Dimakan

4 April 2020
Yakob mencuri jambu MOJOK.CO
Mop

Yakob Mencuri Jambu Bersama Bapaknya

2 Juli 2019
jokowi dan kopassus mojok.co
Mop

Berkat Jokowi, Penghuni Kompleks Kopassus Tak Buang Sampah Sembarangan

14 Mei 2019
Koteka pengangguran
Mop

Sudah Pengangguran, Pakai Koteka, Markus Masuk Neraka

5 Maret 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.