Curhat
Dear Gus Mul
Perkenalkan, nama saya Antok. Saya adalah pembaca setia Mojok. Saya baca Mojok sejak Pemrednya masih Arlian Buana, alias sejak situ masih jomblo.
Jadi begini, Gus. Saya punya seorang kekasih, namanya Putri. Kami sudah pacaran selama kurang lebih dua tahun.
Hubungan kami sudah begitu dekat. Awal tahun depan, kami berencana akan tunangan, dan akhir tahun rencananya kami akan menikah.
Nah, begini masalahnya, Gus. Entah ini terjadi hanya pada saya atau juga pada lelaki lain. Saya merasa, di waktu menjelang saya akan menempuh langkah yang lebih serius dalam berhubungan, saya justru mendapatkan cukup banyak keraguan.
Saya tak bisa mendefinisikan keraguan yang seperti apa, namun yang jelas semacam perasaan yang membuat tekad saya tidak 100 persen. Saya merasa hubungan antara saya dan Putri masih belum mendapat tempaan dan ujian yang cukup sebelum menikah.
Saya dan Putri jarang sekali bertengkar. Hampir semua kisah hubungan percintaan saya isinya baik-baik saja. Hal yang kemudian membuat saya justru berpikir, jangan-jangan ada yang salah dengan hubungan kami.
Saya pernah mengutarakan hal ini pada seorang kawan, dan ia menyarankan agar saya merantau selama beberapa bulan agar saya dan Putri LDR.
Ia menganggap bahwa LDR adalah tempaan dan ujian yang paling baik bagi sepasang kekasih. Dan bagi saya, itu masuk akal.
Saya pernah mengutarakan niat untuk merantau ini pada Putri, namun tentu saja dengan alasan proyek pekerjaan, bukan alasan karena ingin mendapat tempaan dan kemantaban dalam hubungan. Dan ia, walau dengan berat hati, mengizinkan saya.
Nah, Gus, sebelum saja benar-benar merantau, saya ingin meminta nasihat dari Sampeyan. Siapa tahu, saya bisa mendapatkan nasihat yang mungkin lebih solutif dari nasihat kawan saya.
Salam, Antok.
Jawab
Dear, Antok.
Saya bukan seseorang yang sudah banyak makan asam garam dunia percintaan. Saya pacaran juga baru beberapa kali. Namun begitu, saya meyakini bahwa tidak semua hubungan asmara yang kuat musti selalu diawali dengan pertengkaran.
Memang banyak juga yang menganggap bahwa konflik atau pertengkaran adalah bumbu dalam hubungan, sehingga tak sedikit orang yang sengaja memancing konflik biar hubungannya penuh bumbu. Namun tentu saja, hanya orang kekanak-kanakan yang akan bersikap seperti itu.
Saya justru memandang, bahwa hubungan sampeyan dengan Putri yang selama dua tahun dan hampir tidak pernah ada konflik justru mencerminkan kedewasaan kalian.
Jarang-jarang lho ada pasangan yang seperti itu. Sampeyan seharusnya mensyukurinya. Bukan malah berharap muncul konflik sebagai sebuah ujian. Apalagi jalan yang ditempuh adalah menyegajakan diri untuk LDR.
Begini. Saya memang bukan tipikal lelaki dengan pergaulan yang mentereng, namun perlu sampeyan ketahui, saya punya banyak sekali kawan. Dari yang paling alim, sampai yang bajingannya nggak ketulungan.
Saya sudah menyaksikan banyak pasangan yang LDR. Entah kebetulan atau tidak, saya menjadi saksi betapa tak sedikit pasangan-pasangan yang LDR ini hancur kisah asmaranya. Karena apa? Ya karena LDR itu tadi.
LDR itu rentan membuat seseorang tak percaya. Rentan perselingkuhan. Hubungan yang baik dibangun oleh kepercayaan. Dibangun oleh kebersamaan. Dan LDR tentu saja bukan hal yang bagus untuk mencapai titik tersebut.
Banyak orang mengumpulkan uang, mengajukan permohonan pindah kerja, meninggalkan kawan-kawan lamanya, semata biar tidak LDR dan bisa dekat dengan kekasih hati.
Nah, sampeyan yang sudah dekat malah pengin LDR dengan sebab yang terlalu mengada-ada.
Mbok ya jangan goblok.
Ingat, Adam dan Hawa yang selama di surga tidak pernah bertengkar pun begitu diturunkan di bumi di tempat yang saling berjauhan kemudian saling mencari biar tidak LDR kok.
Kalau cuma ujian, nggak perlu jauh-jauh sampai ke luar kota. Kegoblokanmu itu sudah merupakan sebuah ujian yang besar buat Sampeyan, dan utamanya buat kekasih sampeyan.
~Agus Mulyadi