Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Cerbung Berbalas Fiksi

Surat buat Arthur Schopenhauer

Sabda Armandio oleh Sabda Armandio
29 November 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Baca cerita sebelumnya di sini.

Hai Arthur,

Di tengah perjalanan tadi motorku kehabisan bensin dan kami sempat tersesat. GPS sialan. Kau mesti tahu rasanya dibodohi teknologi, Arthur. Jam sebelas malam aku masih berputar-putar di kompleks tak dikenal, sehingga untuk pertama kali dalam seumur hidup aku punya alasan memaki Borges.

Sepanjang perjalanan aku ajak ngobrol GPS.

Pengisi suara aplikasi GPS itu mungkin seorang perempuan berusia hampir empat puluh. Dari nada bicaranya yang datar dan tanpa emosi, aku menduga dia tipikal cewek yang ‘dingin’, mungkin berasal dari Bandung (karena Bandung dingin) dan pada usia 25 menyukai lagu-lagu Witchfinder General atau Xasthur atau band-band lain yang liriknya berisi anjuran menyakiti diri sendiri. Dari kebiasaannya menyuruh-nyuruh pengemudi dan pengetahuannya soal jarak, mungkin ayahnya seorang polisi lalu lintas. Dari kemungkinan-kemungkinan itu, kita bisa menduga-duga riwayat hidupnya.

Ia sudah SMP kelas tiga saat gelombang emo pertama menghantam Indonesia pada awal 2000-an. Karena tinggal di Bandung, ia mungkin mendengarkan Alone at Last sebelum kompilasi Anthem of Tomorrow. Ia terpapar lagu-lagu emo luar negeri melalui MySpace, dari situ ia mulai mengenal jenis-jenis musik lain, dan mulai mempertanyakan keberadaan dirinya sendiri sambil bingung mana yang membuatnya terlihat lebih sedih: sepatu Macbeth atau Converse Chuck Taylor All Stars. Ia mungkin membentuk satu atau dua band dengan nama Psychic Angels, Angina Ilness, atau Teenage Naughty Sadness dan di dalam band itu ia berperan sebagai vokalis dan penulis lirik.

Setelah lulus SMA, ayahnya memaksa ia masuk Akademi Kepolisian sebagai bentuk balas budi telah mewariskan DNA polisi. Namun ia menolak, ia punya kehendak bebas, dan ia ingin menjadi sesuatu yang lain, misalnya, menjadi vokalis band metal papan atas. Sang ayah marah dan memukulinya. Ia kabur dari rumah dan hidup bersama teman-teman.

Pada gelombang hijrah pertama yang menghantam Indonesia, teman-temannya mendadak menikah dan gemar berdakwah. Teman-teman yang dulu memandang hidup sebagai, meminjam istilahmu, kematian yang konstan, seketika berubah bahwa hidup, bagi mereka kini, adalah dakwah yang konstan. Ia berusaha konsisten hidup dalam penderitaan dengan mengubah selera musik dan bacaan, meninggalkan teman-temannya, dan hidup menyendiri sebagai pemandu jalan bagi orang tersesat, dan membuatnya semakin tersesat, seperti yang kualami tadi.

Sepanjang jalan aku menceritakan kisah hidupnya sambil berharap dia marah, kemudian mengeluarkan kalimat lain, mengumpat, misalnya, atau sekadar menjawab sengit. Aku juga memutuskan untuk tak mematuhinya, aku belok kanan saat ia menyuruhku ke kiri, dan sebaliknya. Aku menentang sikap otoritatifnya hanya melalui tindakan sebab aku benci percakapan satu arah. Seperti anjuranmu, aku menempatkan diriku sebagai jiwa dari GPS, dan motorku adalah tubuh kami, dan sebagai jiwa aku memiliki superioritas terhadap tubuh seperti dalam Phaidon. Dan kami semakin tersesat. Luar biasa. Karena itu, aku mengubah strategi. Kubayangkan baik GPS maupun aku tidak memiliki jiwa, sebagaimana tidak ada yang maha kuasa di balik keluasan semesta. Dengan cara materialistik model begitu kami akhirnya, untuk pertama kali, bertemu warung yang masih buka. Kumatikan mesin motor, membuka helm, membeli rokok, dan menanyakan jalan keluar dari kompleks itu.

Orang lain adalah api unggun.

Kunyalakan motor dan mengikuti instruksi penjaga warung. Aku memutuskan untuk berhenti berbincang dengan GPS dan mulai membayangkan dirimu yang berusia 45 tinggal di sini. Di kota ini, kau mungkin lebih senang berjalan kaki karena kau senang dengan keadaan sekarat. Kita lihat seberapa jauh kau bisa menerapkan hidup disiplinmu dan tetap memainkan flute-mu. Kau mungkin akan punya KTP, negara sayang rakyatnya, tak kepengin mereka melamun dua hari dua malam di tepi sungai sekadar memikirkan identitas. Tetapi kemurungan usianya panjang, kita sama-sama tahu, dan menjadi warga negara yang baik tidak bisa memperpendek usianya.

Aku masuk Jalan Merpati, keluar di Jalan Cendrawasih, keluar lagi di Jalan Elang Bondol, tiba di Jalan Camar dan masuk ke Jalan Kasuari dan masuk ke Jalan Merak dan Rajawali dan Merak atau Burung Hantu dan jenis aves lain. Setelah merasa seperti berputar-putar di kandang burung, aku tiba di Jalan Pemuda, yang kemudian menuntun aku ke arah pulang. Kau tahu, rasanya seperti dituntun pulang oleh seorang pemuda dan itu membuat aku seperti seorang jompo. Kalau kau ada di sini, barangkali kita akan sepakat suara manusia dan knalpot Kopaja tak ada bedanya.

Jangan lupa makan siang.

 

Iklan

Pengagummu

Baca cerita berikutnya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Desember 2018 oleh

Tags: Arthur Schopenhauerberbalas fiksicerpenConverse Chuck Taylor All Starssabda armandio
Sabda Armandio

Sabda Armandio

Artikel Terkait

Berbalas Fiksi

Dirimu Berharga, Mereka Hanya Tak Mau Bilang Saja

29 Juli 2019
Berbalas Fiksi

Meninggalkan Rumah, Menemukan Diri Sendiri

25 Juli 2019
Berbalas Fiksi

Cinta yang Membelenggu dan Perhiasan Delapan Juta Rupiah

22 Juli 2019
Berbalas Fiksi

Perhiasan Terakhir dan Pintu-Pintu yang Telah Tertutup

18 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.