Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Timnas Indonesia Punya Sayap, tapi Tidak Terkepak

Melihat jalannya leg pertama final AFF kita jadi paham bahwa istilah “kekalahan total” kayaknya diciptakan untuk timnas Indonesia.

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
29 Desember 2021
A A
Timnas Indonesia Punya Sayap, tapi Tidak Terkepak MOJOK.CO

Ilustrasi timnas Indonesia. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bukan malam yang menyenangkan bagi timnas Indonesia dan Shin Tae-yong. Mungkin, yang tersisa hanya asa untuk masa depan.

Menit dua babak pertama, Thailand unggul cepat ketika pemain timnas Indonesia tengah berusaha beradaptasi dengan laga krusial ini. Saya jadi membayangkan, kira-kira, konflik apa yang berkecamuk di dalam benak Iwan Bule, Ketum PSSI.

Mungkin, dia akan membatin, “Ini dia kalau gue nggak dikasih masuk ruang ganti. Zalim. Gitu amat sama gue yang cuma pengin diperhatikan.”

Terlepas dari segala spekulasi soal konflik di dalam kepala Iwan Bule, timnas Indonesia memang punya konfliknya sendiri. Gimana ya….

Bukan pilihan memalukan ketika timnas Indonesia harus bertahan cukup dalam ketika melawan Thailand. Tim Gajah Putih bisa dikatakan tidak punya organisasi permainan secanggih Vietnam. Namun, di atas kertas, Thailand memang lebih unggul secara kolektif. Memprediksi mereka akan dominan bukan sebuah dosa.

Nah, buat tim yang bermain bertahan, harus selalu ingat bahwa bukan man to man yang paling penting, tapi penjagaan ruang. Jangan sampai Thailand nyaman bermain di ruang sempit, di depan kotak penalti. Sayang, organisasi pertahanan timnas Indonesia sungguh bikin konflik batin.

Situasi kedua yang bikin gregetan seluruh rakyat Indonesia adalah kesalahan umpan. Ketika sebuah tim bertahan, lalu menggunakan build from the back untuk mengambil kesempatan, umpan pendek sangat krusial. Kalau akurasinya menyedihkan, tim mana saja juga bakal kesulitan. Selain itu, kehilangan bola di daerah sendiri jelas bikin enak lawan untuk melakukan aksi setelah counterpress berhasil.

Mungkin itu juga yang menjadi alasan Shin Tae-yong menggunakan Evan Dimas di babak kedua. Evan memang tidak berada di performa terbaik, pun dia juga agak kurang cocok dengan cara bermain timnas Indonesia yang sekarang. Namun, untuk kontrol tempo, Evan masih terbaik di antara gelandang yang ada.

Ide Shin Tae-yong untuk memakai Evan sebetulnya cukup menarik. Namun, hingga lima menit babak kedua, Evan kesulitan menyesuaikan diri. Thailand masih dominan dan timnas Indonesia sulit keluar dari tekanan. Hingga akhirnya sebuah serangan balik membuat leg pertama final AFF makin berat untuk anak asuh Shin Tae-yong.

Komentator pertandingan menjelaskan dengan baik kondisi di tengah pertandingan. Katanya, timnas Indonesia kehilangan kompaksi ketika meladeni Thailand yang justru bisa bermain lebih terorganisasi ketimbang ketika melawan Vietnam.

Selepas menit 70, timnas Indonesia bahkan kehilangan koordinasi antar-lini. Antara barisan bek dan gelandang tercipta ruang yang cukup luas. Sangat luas sampai kamu bisa bikin acara resepsi kawinan dengan bikin tenda di sana sambil nutup jalan.

Skor sudah 0-3 dan Thailand begitu dominan. Saking dominannya, mereka bahkan bisa mengganti kiper hanya semata memberi menit bermain untuk kiper cadangan. Kiper senior yang dibawa timnas Thailand di AFF ini.

Melihat jalannya leg pertama final AFF kita jadi paham bahwa istilah “kekalahan total” kayaknya diciptakan untuk timnas Indonesia. Asa untuk menjadi juara menjadi semakin jauh. Rekor jagoan juara dua semakin dipertegas malam ini.

Bukan malam yang menyenangkan bagi timnas Indonesia dan Shin Tae-yong. Mungkin, yang tersisa hanya asa untuk masa depan. Bahwa pemain-pemain muda timnas Indonesia punya kualitas. Ketemu dengan pelatih bagus, mereka jadi lebih bisa diandalkan. Harapannya, sih, begitu.

Iklan

Namun, kalau melihat lagi kondisi Liga Indonesia, asa untuk masa depan itu terasa tipis. Yah, apakah rasa itu benar adanya? Leg kedua final AFF akan menyediakan jawaban yang kita semua butuhkan.

BACA JUGA Final AFF: Yang Bertanding Indonesia vs Thailand, yang Menang Pejabat yang Cari Muka dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Penulis: Yamadipati Seno

Editor: Yamadipati Seno

Terakhir diperbarui pada 29 Desember 2021 oleh

Tags: final AFFthailandtimnas indonesia
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Perjalanan biksu Thudong dari Thailand ke Candi Borobudur. MOJOK.CO
Ragam

Cerita Seorang Muslim Ikut Menyambut Biksu Thudong di Candi Borobudur, Seperti Melihat Kyai Melaksanakan Ibadah Haji

15 Mei 2025
Kalau gue jadi Patrick Kluivert, gue nggak mau menjadi pelatih Timnas Indonesia gantikan Shin Tae Yong karena Ketum PSSI Erick Thohir problematik MOJOK.CO
Ragam

Kalau Jadi Patrick Kluivert Gue Nggak Mau Kerja sama Erick Thohir yang Interview Kerja di Hari Raya, Tak Punya Value dan Tak Tahu Batas

9 Januari 2025
Timnas Indonesia Gagal Lagi di AFF, Siapa yang Pantas Disalahkan?
Video

Timnas Indonesia Gagal Lagi di AFF, Siapa yang Pantas Disalahkan?

28 Desember 2024
Shin Tae Yong tanpa pemain naturalisasi di Timnas Indonesia dalam Piala AFF 2024 kayak pelatih amatir MOJOK.CO
Aktual

Shin Tae Yong Tanpa Pemain Naturalisasi Jadi Pelatih Biasa Aja yang Tak Kelihatan Hebatnya

10 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.