MOJOK.CO – Seto Nurdiantoro sukses mengangkat performa PSS Sleman di Liga 2 musim 2018/2019. Laga PSIM vs PSS menjanjikan sepak bola kelas satu, terbaik di Liga 2 musim ini.
Pekan ke-10 Liga 2 Wilayah Timur menjadi laga yang bakal berjalan berat PSS Sleman. Tandang ke Bantul untuk menghadapi PSIM Yogyakarta memberikan sensasi tersendiri. Derbi DIY adalah tajuk pertandingan yang akan sepak mula Kamis 26 Juli 2018. Bagi Super Elja, laga ini tidak hanya sekadar derbi semata.
Jika melihat lima pertandingan terakhir, skuat PSS Sleman tengah berada dalam jalur yang tepat untuk terus menempel Madura FC di puncak klasemen. Dari lima pertandingan terakhir, mereka mampu memenangi empat laga dan menderita satu kekalahan ketika dijamu Kalteng Putera dengan skor 1-0. Catatan cukup bagus yang mengantarkan mereka ke posisi kedua klasemen Liga 2 dengan 19 poin, terpaut satu poin saja dari Madura FC.
Yang menarik dari catatan empat kemenangan PSS adalah jumlah memasukkan dan kemasukan. Sebaran kemenangan PSS mencakup menang atas Kalteng putera dengan skor 1-0, lalu menang besar dengan skor 1-4 ketika tandang ke Persiba Balikpapan. Kemenangan besar atas Persiba merupakan salah satu laga terbaik Super Elja sejauh ini.
Selanjutnya, skuat asuhan Seto Nurdiantoro ini mengalahkan Persigo Semeru FC Lumajang dengan skor 5-0 dan ditutup menumbangkan Blitar United FC dengan skor 2-0. Dari lima pertandingan terakhir, PSS mencetak 12 gol dan hanya kebobolan 2 gol. Sebuah catatan yang dengan mutlak menggambarkan ketajaman lini depan dan kokohnya lini pertahanan meskipun sempat menelan satu kekalahan.
Catatan ini hanya bisa didapat jika sebuah tim tersebut mampu mempertahankan konsistensi. Salah satu faktor yang membuat PSS bisa sedemikian konsisten adalah kembalinya Seto Nurdiantoro sebagai pelatih setelah Herry Kiswanto dipecat. Kembalinya mantan pemain PSS dan PSIM Yogyakarta tersebut menghadirkan suasana baru. Suasana segar yang membuat para pemain PSS mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Sesuai penuturan Ardita dari Sleman Football, Seto mampu membangun mood para pemain menjadi lebih baik ketimbang pelatih sebelumnya. Pelatih berusia 44 tahun tersebut membantu para pemainnya untuk memahami peran masing-masing. Kerja dari yang paling dasar justru menjadi jawaban tepat untuk mendongkrak performa.
Secara lebih spesifik, Seto ingin anak-anak asuhnya bermain lebih agresif. Niat tersebut sudah beliau ungkapkan sebelum tim asuhannya menjajal kekuatan timnas U19 pada bulan Juni 2018 yang lalu. Tujuannya adalah supaya anak-anak PSS bisa langsung tancap gas ketika kompetisi Liga 2 sudah betul-betul dimulai.
Seto ingin pemain-pemain PSS lebih agresih, baik ketika menguasai bola atau dalam situasi tanpa bola. “Karakter sebenarnya tidak berbeda jauh, “possession progressive”, yakni lebih impresih dan agresif di sana. Begitu hilang bola langsung ambil, ambil, ambil. Harapannya bisa seperti itu dan di latihan kita sudah berikan materi seperti itu, semoga di pertandingan bisa muncul,” ungkap Seto seperti diberitakan oleh Sleman Football.
Harapan Seto pun terkabul. Tim yang lahir pada tahun 1976 ini mampu bermain lebih agresif, bahkan ketika tandang. Seperti kamu semua ketahui, di sepak bola Indonesia ini ada kecenderungan bahwa semua tim yang tandang akan bermain lebih bertahan dan memilih untuk menunggu momen serangan balik. Kemenangan atas Persiba Balikpapan memberi contoh bahwa ucapan Seto sudah terwujud.
Membangun suasana yang positif, dibarengi upaya meningkatkan level permainan sudah berjalan dengan baik. PSS sudah berada dalam jalur yang tepat untuk kelak promosi ke Liga 1. Performa yang tengah menanjak membuktikan bahwa Elang Jawa tengah berada dalam performa terbaik. Tidak berbeda dengan PSIM Yogyakarta yang dengan sangat luar biasa mampu memangkas defisit minus 9 menjadi plus 9 hanya dalam 9 pertandingan.
Oleh sebab itu, Derbi DIY bisa menjadi pertandingan terbaik di Liga 2 musim ini. Pertandingan dua tim yang tengah berada dalam performa terbaik selalu enak untuk ditonton. Tentunya jika pertandingan ini tidak diganggu oleh ulah oknum suporter yang tidak kunjung dewasa. Jika menang, PSS bakal menyalip Madura FC di puncak klasemen Liga 2. Hadiah yang menarik, bukan?
Siapa yang sudah tidak sabar menikmati sepak bola kelas satu dari PSS dan PSIM?