Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Manchester United vs Arsenal: Semua Sayang Fred

Di sepak bola, keberimbangan itu ditentukan oleh aksi mikro, bahkan nano.

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
3 Desember 2021
A A
Manchester United vs Arsenal: Semua Sayang Fred MOJOK.CO

Manchester United vs Arsenal: Semua Sayang Fred MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Laga Manchester United vs Arsenal adalah soal Fred. Tentang kesalahan yang pasti terjadi di pertandingan, di kehidupan kamu masing-masing.

Bola sudah bergulir selama hampir satu menit ketika wasit meniup peluit. Tiba-tiba, Martin Atkinson yang bertugas malam itu memutuskan untuk menghentikan laga. Suara-suara dari ruang VAR menyarankannya untuk memberi penalti kepada Manchester United.

Fred dilanggar Martin Odegaard. Bersih. Penalti itu sah. Fans Arsenal tahu betul kalau itu penalti yang sah. Ode tidak menyenggol bola yang tengah dijaga Fred. Penalti untuk Manchester United, yang dieksekusi dengan mulus oleh siapa lagi kalau bukan Cristiano Ronaldo. Gol nomor 801. Dia memang bukan manusia. Sangat konsisten. Bahkan terlalu konsisten. Respect.

Peristiwa penghentian laga oleh Martin Atkinson ini sedikit membuat fans Arsenal berang. Pasalnya, di babak pertama, Tomiyasu dijatuhkan Maguire di dalam kotak penalti. Tidak ada peninjauan ulang dari VAR. Sangat kontras dengan keputusan wasit untuk Fred. Fans The Gunners sangat akbrab dengan kondisi ini. Memang begitulah nasib mereka, untuk dijadikan badut oleh barisan pengadil Liga Inggris.

Di sisi lain, fans Arsenal tidak bisa selalu menyalahkan wasit. It’s okay untuk protes dan mengeluh. Namun, untungnya, kesadaran itu datang dengan cepat. Sebagai tim tamu, yang sempat nyaman sekali di babak pertama dan unggul satu gol, The Gunners menyulitkan diri sendiri.

Celakanya, sikap ini ternyata by design. Kalau rajin memeriksa catatan di berbagai media sepak bola, pembaca akan menemukan kebiasaan Arsenal untuk menurunkan tempo, menggembok pertahanan serapat mungkin, dan menggantungkan nasib kepada serangan balik.

Kemenangan dramatis atas Tottenham Hotspur dan Leicester City didasarkan kepada kedisiplinan baris pertahanan. Mereka bisa menutup semua ruang penting dengan peragaan 4-4-2 narrow. Namun, Manchester United selalu punya seal breaker. Bukan karena cara bermain mereka yang fancy, tapi tim tamu sendiri yang suka menyiksa diri.

Manchester United bukan tim yang menyenangkan untuk ditonton saat ini. Tidak perlu protes seperti itu. Ingat, cara bermain akan selalu dimaafkan kalau pada akhirnya menang. Lagipula, orang nggak akan susah payah menghabiskan ruang di otaknya untuk mengingat sebuah cara bermain payah. Orang akan mengingat Manchester United mengalahkan Arsenal. Sudah. Itu saja.

Makanya, ini sebuah tamparan paling ultimate untuk Mikel Arteta dan anak-anak asuhnya. Orang bilang skuat Arsenal saat ini masih dalam tahap Work in Progress. WOP, kata seseorang yang saya dengar di sebuah diskusi hangat dan menyenangkan antara fans Manchester United dan Arsenal.

Ketika Arsenal melewati 10 laga tanpa terkalahkan, cara bermain negatif ini masih belum terekspose. Semua sayang pemain-pemain muda ini. Semua sayang Arteta. Namun, ketika Liverpool mengajari mereka cara membongkar pertahanan rapat, semuanya jadi bukan rahasia lagi.

Sepak bola itu, terkadang, seperti kotak ingatan yang menyebalkan. Kita semua pasti ingat betul. Tentang bencana ketika sebuah tim memberikan kontrol kepada lawan yang punya Cristiano Ronaldo. Entah dengan cara bagaimana, monster itu bisa menemukan jala lawan. Sebuah “kesaktian” yang tidak dimiliki Aubameyang, pemain senior Arsenal yang kembali mengecewakan.

Oleh sebab itu, akan sangat aneh ketika Mikel Arteta mempertahankan sikap seperti ini. Jika ambisi mereka memang sebesar arogansi Manchester United setiap musimnya, Arteta tidak akan lagi mengizinkan anak asuhnya menyerahkan kontrol kepada lawan.

Panas dan dingin. Kalah dan menang. Di sepak bola, keberimbangan itu ditentukan oleh aksi mikro, bahkan nano. Bagaimana pemain memosisikan diri ketika bertahan dari sepak pojok. Bagaimana cara gelandang melakukan coming from behind dengan timing paling pas. Dan lain sebagainya. Gerak mikro itu menentukan laga.

Untuk ini, kita semua sayang Fred. Gelandang yang bekerja sangat keras ketika Manchester United menahan Chelsea. Gelandang yang membuat Arsenal seperti badut ketika unggul 0-1. Unggul karena kesalahan Fred, yang secara tidak sengaja, mengganjal kaki David De Gea. Komikal.

Iklan

Tak akan ada yang menyangka ketika Fred, yang komikal itu, akan membuat tiga asis. Bahkan empat kalau kamu menghitung gol Arsenal yang dicetak Emile Smith Rowe.

Asis Fred untuk Bruno itu buah pemikiran terbaik. Dia bisa melihat kompaksi 4-4-2 Arsenal tidak lagi ada. Dia masuk ke kotak penalti tanpa dikawal secara ideal. Cut back simpel yang dia lakukan itu mahak sekali harganya.

Lalu aksinya yang membuat Ode kehilangan akal sehat. Saya yakin Ode khawatir Fred akan segera melalukan cut back yang sama. Dia, yang kehilangan ketenangan, menjatuhkan diri untuk menggapai bola. Padahal, dalam posisi itu, yang perlu dilakukan Ode cukup menutup pandangan Fred ke gawang.

Namun, bayangan mengerikan yang dihadirkan Fred membuat Ode kehilangan akal sehat. Kehilangan sesuatu yang sebetulnya dirasakan semua pemain: akal sehat, lalu disusul ketenangan. Manchester United tahu kalau mereka punya kesempatan dari semua kesalahan. Fair play untuk tuan rumah.

Laga Manchester United vs Arsenal adalah soal Fred. Tentang kesalahan yang pasti terjadi di pertandingan, di kehidupan kamu masing-masing. Dan, yang terpenting bukan tenggelam dalam kesalahan dan penyesalan, tapi menemukan resolusi untuk bangkit.

Manchester United perlahan menemukan resolusi itu setelah berpisah dengan Ole. Arsenal, nampaknya masuk dalam turbulensi. Konyolnya, ini jenis turbulensi yang dirasakan dulu United. Ketika cara bermain mereka jadi mudah diantisipasi lawan, berbuah banyak blunder, dan kesulitan mendulang poin.

Memang, pada titik tertentu, Manchester United dan Arsenal seperti satu entitas yang berdiri di depan kaca. Kadang sama-sama brilian, lebih sering jadi badut. Kompak sekali. Seperti setan sedang bermain dengan meriam. Bahaya sekali untuk kesehatan masing-masing fans.

BACA JUGA Arsenal x Manchester United: Perlombaan Menjadi Pecundang Sejagat Raya dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 3 Desember 2021 oleh

Tags: Arsenalartetaaubameyangfredliga inggrisManchester UnitedRonaldoVAR
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Mungkinkah Cristiano Ronaldo Pindah ke Liga Indonesia?
Video

Mungkinkah Cristiano Ronaldo Pindah ke Liga Indonesia?

16 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.